Follow Us :              

Ini Pesan Gus Yasin di HUT ke-70 Suara Merdeka

  11 February 2020  |   09:00:00  |   dibaca : 492 
Kategori :
Bagikan :


Ini Pesan Gus Yasin di HUT ke-70 Suara Merdeka

11 February 2020 | 09:00:00 | dibaca : 492
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Di era digital ini, masyarakat dengan mudah mendapatkan banyak informasi. Sayangnya, tidak semua informasi yang diterima, dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

"Di era sekarang tentu arus informasi sulit kita bendung.  Bolehlah setiap orang menyampaikan informasi di media sosial. Tapi perlu pembekalan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen ketika menerima Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Agus Toto Widiatmoko di Rumah Dinas Wagub Jl Rinjani, Selasa (11/02/2020).

Suara Merdeka sebagai media mainstream di Jawa Tengan yang pada hari ini memasuki usianya ke- 70, diminta Wagub bisa menjadi media massa yang lebih baik. Artinya, media yang patuh pada Undang-undang Pers, Undang-undang ITE dan Kode Etik Jurnalistik.

"Kami berharap di usia ke-70 tahun Suara Merdeka ini, bisa lebih membantu masyarakat Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, untuk menyajikan berita yang baik. Sekarang sedang menjadi kendala kita bersama untuk membendung berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," harapnya.

Wagub juga menginginkan agar berita-berita di Suara Merdeka dapat memberikan informasi mengenai program-program yang tengah dilaksanakan pemerintah. Sehingga, apa yang tengah dilakukan Pemprov Jateng bisa tersampaikan kepada seluruh masyarakat.

"Kami paham betul tenaga kami terbatas untuk memberikan informasi ke masyarakat. Maka kita butuh media, salah satunya Suara Merdeka yang sampai saat ini masih memiliki banyak pembaca," ungkapnya.

Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Agus Toto Widiatmoko menyampaikan, di era sekarang semua orang seolah bisa menjadi wartawan. Padahal untuk menjadi seorang wartawan, dia wajib memiliki kompetensi, mengikuti pendidikan jurnalistik dan bernaung di perusahaan media resmi.

Lantaran semua orang merasa bisa menjadi wartawan, akibatnya rules yang harus dipatuhi menjadi diabaikan. Karena mengabaikan rules, informasi yang diberikan pun tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Di Suara Merdeka, ada lima filter yang harus dilalui sebelum sebuah berita itu naik cetak. Itu pun belum menggaransi itu benar. Maka saya tidak bisa membayangkan informasi yang beredar tanpa filter," ujarnya.

Pada Peringatan Hari Pers di Banjarmasin kemarin, Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh berpesan agar media bisa berperan sebagai pendingin sekaligus penghangat. Menjadi pendingin ketika banyak bersliweran informasi yang carut marut dan menjadi penghangat ketika ada sumbatan-sumbatan informasi. Dan Suara Merdeka, kata Agus Toto, terus berupaya menjadi media, seperti yang diharapkan Dewan Pers.


Bagikan :

SEMARANG - Di era digital ini, masyarakat dengan mudah mendapatkan banyak informasi. Sayangnya, tidak semua informasi yang diterima, dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

"Di era sekarang tentu arus informasi sulit kita bendung.  Bolehlah setiap orang menyampaikan informasi di media sosial. Tapi perlu pembekalan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen ketika menerima Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Agus Toto Widiatmoko di Rumah Dinas Wagub Jl Rinjani, Selasa (11/02/2020).

Suara Merdeka sebagai media mainstream di Jawa Tengan yang pada hari ini memasuki usianya ke- 70, diminta Wagub bisa menjadi media massa yang lebih baik. Artinya, media yang patuh pada Undang-undang Pers, Undang-undang ITE dan Kode Etik Jurnalistik.

"Kami berharap di usia ke-70 tahun Suara Merdeka ini, bisa lebih membantu masyarakat Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, untuk menyajikan berita yang baik. Sekarang sedang menjadi kendala kita bersama untuk membendung berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," harapnya.

Wagub juga menginginkan agar berita-berita di Suara Merdeka dapat memberikan informasi mengenai program-program yang tengah dilaksanakan pemerintah. Sehingga, apa yang tengah dilakukan Pemprov Jateng bisa tersampaikan kepada seluruh masyarakat.

"Kami paham betul tenaga kami terbatas untuk memberikan informasi ke masyarakat. Maka kita butuh media, salah satunya Suara Merdeka yang sampai saat ini masih memiliki banyak pembaca," ungkapnya.

Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Agus Toto Widiatmoko menyampaikan, di era sekarang semua orang seolah bisa menjadi wartawan. Padahal untuk menjadi seorang wartawan, dia wajib memiliki kompetensi, mengikuti pendidikan jurnalistik dan bernaung di perusahaan media resmi.

Lantaran semua orang merasa bisa menjadi wartawan, akibatnya rules yang harus dipatuhi menjadi diabaikan. Karena mengabaikan rules, informasi yang diberikan pun tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Di Suara Merdeka, ada lima filter yang harus dilalui sebelum sebuah berita itu naik cetak. Itu pun belum menggaransi itu benar. Maka saya tidak bisa membayangkan informasi yang beredar tanpa filter," ujarnya.

Pada Peringatan Hari Pers di Banjarmasin kemarin, Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh berpesan agar media bisa berperan sebagai pendingin sekaligus penghangat. Menjadi pendingin ketika banyak bersliweran informasi yang carut marut dan menjadi penghangat ketika ada sumbatan-sumbatan informasi. Dan Suara Merdeka, kata Agus Toto, terus berupaya menjadi media, seperti yang diharapkan Dewan Pers.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu