Follow Us :              

Musrenbang 2021, Ganjar : Apa Inovasimu, Apa Kreasimu

  11 February 2020  |   11:00:00  |   dibaca : 886 
Kategori :
Bagikan :


Musrenbang 2021, Ganjar : Apa Inovasimu, Apa Kreasimu

11 February 2020 | 11:00:00 | dibaca : 886
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengubah sistem Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2021. 

"Jika kemarin-kemarin mereka datang minta pembangunan infrastruktur misalnya, besok polanya baru. Usulan mereka ditulis diketik masukkan ke sistem. Besok pakai dua cara, apa inovasimu apa kreasimu. Misalnya masalah kemiskinan, pendidikan, reformasi birokrasi, menangani narkoba bagaimana, membangun nasionalisme. Kemudian jadi keputusan musrenbang. Kalau anggaran kan sudah tahu," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai pembukaan Musrenbang, Selasa (11/2/2020) di Hotel Patra Jasa, Semarang. 

Menurut Ganjar, Musrenbang 2021 fokus dan menyambung dengan kebijakan nasional dengan basis ekonominya meningkatkan pertumbuhan tujuh persen, kemudian pembangunan SDM, lingkungan, pengendalian tata ruang, dan membangun integritas. Isu strategis pembangunan itu bertujuan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan tahun 2021 pun diarahkan pada percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Menurutnya, meskipun dari tahun ke tahun sudah ada penurunan tetapi target dari Pemprov Jawa Tengah akan semakin mengerucut pada akhir tahun atau menuju single digit pada akhir tahun RPJMD.

Sementara itu, Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto yang juga hadir dalam pembukaan Musrenbang berpesan agar tidak berorientasi kepada proyek. Sesuai pokok-pokok pikiran DPRD, harus diambil dari masing-masing aspirasi daerah pemilihan. "Kalau aspirasi tidak sesuai daerah pemilihan, laporkan ke gubernur atau ketua DPRD," kata Bambang.

Salah satu penyandang difabel yang turut diundang dalam pembukaan, Didik Sugiyanto turut menyampaikan aspirasinya. Ia mengkritik, di beberapa tempat ibadah, utamanya masjid, masih belum ramah difabel. Ia pun memilih shalat di rumah, karena tidak ada akses bagi dirinya yang menggunakan kursi roda.

"Pemprov harus memikirkan bagaimana menekan jumlah penyandang disabilitas sejak dini. Mewujudkan daerah ramah difabel ini harus merata, masjid-masjid masih belum ramah difabel," kata Didik yang juga pencipta prototype kursi roda elektrik itu.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengubah sistem Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2021. 

"Jika kemarin-kemarin mereka datang minta pembangunan infrastruktur misalnya, besok polanya baru. Usulan mereka ditulis diketik masukkan ke sistem. Besok pakai dua cara, apa inovasimu apa kreasimu. Misalnya masalah kemiskinan, pendidikan, reformasi birokrasi, menangani narkoba bagaimana, membangun nasionalisme. Kemudian jadi keputusan musrenbang. Kalau anggaran kan sudah tahu," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai pembukaan Musrenbang, Selasa (11/2/2020) di Hotel Patra Jasa, Semarang. 

Menurut Ganjar, Musrenbang 2021 fokus dan menyambung dengan kebijakan nasional dengan basis ekonominya meningkatkan pertumbuhan tujuh persen, kemudian pembangunan SDM, lingkungan, pengendalian tata ruang, dan membangun integritas. Isu strategis pembangunan itu bertujuan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan tahun 2021 pun diarahkan pada percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Menurutnya, meskipun dari tahun ke tahun sudah ada penurunan tetapi target dari Pemprov Jawa Tengah akan semakin mengerucut pada akhir tahun atau menuju single digit pada akhir tahun RPJMD.

Sementara itu, Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto yang juga hadir dalam pembukaan Musrenbang berpesan agar tidak berorientasi kepada proyek. Sesuai pokok-pokok pikiran DPRD, harus diambil dari masing-masing aspirasi daerah pemilihan. "Kalau aspirasi tidak sesuai daerah pemilihan, laporkan ke gubernur atau ketua DPRD," kata Bambang.

Salah satu penyandang difabel yang turut diundang dalam pembukaan, Didik Sugiyanto turut menyampaikan aspirasinya. Ia mengkritik, di beberapa tempat ibadah, utamanya masjid, masih belum ramah difabel. Ia pun memilih shalat di rumah, karena tidak ada akses bagi dirinya yang menggunakan kursi roda.

"Pemprov harus memikirkan bagaimana menekan jumlah penyandang disabilitas sejak dini. Mewujudkan daerah ramah difabel ini harus merata, masjid-masjid masih belum ramah difabel," kata Didik yang juga pencipta prototype kursi roda elektrik itu.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu