Follow Us :              

Taj Yasin Targetkan 1.500 Ponpes di Jateng Hasilkan Produk Unggulan

  22 February 2020  |   19:00:00  |   dibaca : 1064 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Targetkan 1.500 Ponpes di Jateng Hasilkan Produk Unggulan

22 February 2020 | 19:00:00 | dibaca : 1064
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG -  Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, apabila ada sekitar 1.500 pondok pesantren yang tersebar di Jateng menghasilkan produk unggulan masing-masing, maka ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat di lingkungan pesantren akan meningkat.

"Jumlah pondok pesantren Jawa Tengah mencapai lebih dari empat ribu ponpes. Apabila ada 30 persen saja yang mempunyai produk unggulan lengkap dengan sertifikat halal dan mengantongi surat BPOM. Artinya produk-produk mereka sudah bisa dipasarkan di toko toko atau pasar umum, dan ini potensi sangat bagus untuk mendukung program Ekotren," kata Taj Yasin saat memberi sambutan pada sarasehan di Kampus Universitas IVet Semarang, Sabtu (22/2/2020).

Dalam sarasehan Sabtu Pon bertajuk Ekonomi Pondok Pesantren yang diselenggarakan Ikatan Gerakan Pemuda Ansor (IKA GP Ansor) itu, Gus Yasin menjelaskan, ribuan ponpes yang tersebar di 35 kabupaten dan kota di Jateng memiliki potensi usaha yang tidak sama antara satu ponpes dengan ponpes lain.

Sehingga program Ekotren yang tengah digencarkan Pemprov Jateng mencakup berbagai bidang usaha kerakyatan dengan melibatkan santri, masyarakat sekitar ponpes, pelaku usaha, dan pihak-pihak terkait lainnya.

"Tidak semua ponpes memiliki usaha yang sama. Jadi Ekotren tidak semua bergerak di bidang usaha ritel tetapi juga sektor pertanian, peternakan, koperasi, pariwisata halal, UMKM, dan lainnya," jelasnya.

Guna mendukung program Ekotren, lanjut dia, Pemprov Jateng melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) membantu dan melakukan pendampingan mengurus sertifikat halal, surat permohonan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) di lingkungan ponpes, dan sebagainya. Langkah tersebut sebagai upaya agar produk-produk yang dihasilkan ponpes dapat menarik konsumen serta mampu bersaing di pasaran.

"Contohnya pesantren di di Kabupaten Tegal dan Bangsri Kabupaten Jepara, sudah dibantu mengurus sertifikat halal untuk aneka produk jajanan dan kafe halal yang dikelola para santri," katanya.

Ketua Umum IKA GP Ansor Mufid Rahmad dalam sambutannya optimistis pesantren di Jateng mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat. Hal itu karena baik dari aspek kualitas maupun kuantitas sangat mendukung. Dari sisi kuantitas, jumlah ponpes di Jateng sebanyak lebih dari 4 ribu dengan populasi santri mencapai jutaan orang merupakan potensi pasar yang sangat bagus, seksi, serta layak dikelola. 

Sedangkan aspek kualitas, menurut dia tidak sedikit ponpes di Jateng yang mempunyai kiai dan santri dengan keahlian ilmu bidang ekonomi syariah. Apabila sumber daya manusia di ponpes diberdayakan dan dilibatkan dalam pengelolaan ekonomi maka akan menjadi kekuatan luar biasa. 

"Mari kita menjadikan ponpes sebagai basis pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi di Jateng," harapnya.


Bagikan :

SEMARANG -  Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, apabila ada sekitar 1.500 pondok pesantren yang tersebar di Jateng menghasilkan produk unggulan masing-masing, maka ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat di lingkungan pesantren akan meningkat.

"Jumlah pondok pesantren Jawa Tengah mencapai lebih dari empat ribu ponpes. Apabila ada 30 persen saja yang mempunyai produk unggulan lengkap dengan sertifikat halal dan mengantongi surat BPOM. Artinya produk-produk mereka sudah bisa dipasarkan di toko toko atau pasar umum, dan ini potensi sangat bagus untuk mendukung program Ekotren," kata Taj Yasin saat memberi sambutan pada sarasehan di Kampus Universitas IVet Semarang, Sabtu (22/2/2020).

Dalam sarasehan Sabtu Pon bertajuk Ekonomi Pondok Pesantren yang diselenggarakan Ikatan Gerakan Pemuda Ansor (IKA GP Ansor) itu, Gus Yasin menjelaskan, ribuan ponpes yang tersebar di 35 kabupaten dan kota di Jateng memiliki potensi usaha yang tidak sama antara satu ponpes dengan ponpes lain.

Sehingga program Ekotren yang tengah digencarkan Pemprov Jateng mencakup berbagai bidang usaha kerakyatan dengan melibatkan santri, masyarakat sekitar ponpes, pelaku usaha, dan pihak-pihak terkait lainnya.

"Tidak semua ponpes memiliki usaha yang sama. Jadi Ekotren tidak semua bergerak di bidang usaha ritel tetapi juga sektor pertanian, peternakan, koperasi, pariwisata halal, UMKM, dan lainnya," jelasnya.

Guna mendukung program Ekotren, lanjut dia, Pemprov Jateng melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) membantu dan melakukan pendampingan mengurus sertifikat halal, surat permohonan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) di lingkungan ponpes, dan sebagainya. Langkah tersebut sebagai upaya agar produk-produk yang dihasilkan ponpes dapat menarik konsumen serta mampu bersaing di pasaran.

"Contohnya pesantren di di Kabupaten Tegal dan Bangsri Kabupaten Jepara, sudah dibantu mengurus sertifikat halal untuk aneka produk jajanan dan kafe halal yang dikelola para santri," katanya.

Ketua Umum IKA GP Ansor Mufid Rahmad dalam sambutannya optimistis pesantren di Jateng mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat. Hal itu karena baik dari aspek kualitas maupun kuantitas sangat mendukung. Dari sisi kuantitas, jumlah ponpes di Jateng sebanyak lebih dari 4 ribu dengan populasi santri mencapai jutaan orang merupakan potensi pasar yang sangat bagus, seksi, serta layak dikelola. 

Sedangkan aspek kualitas, menurut dia tidak sedikit ponpes di Jateng yang mempunyai kiai dan santri dengan keahlian ilmu bidang ekonomi syariah. Apabila sumber daya manusia di ponpes diberdayakan dan dilibatkan dalam pengelolaan ekonomi maka akan menjadi kekuatan luar biasa. 

"Mari kita menjadikan ponpes sebagai basis pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi di Jateng," harapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu