SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai guru adalah sasaran empuk kelompok penyebar paham radikalisme. Sebagai sosok yang dijadikan teladan oleh masyarakat, guru bisa menanamkan bibit radikalisme pada siswa hanya dalam beberapa jam. 

Ini disampaikan Ganjar saat melantik 170 Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB Negeri Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja, Jumat (28/2/2020).

"Mantan pelaku bom Bali pernah cerita ke saya, kalau sasaran mereka menyebarkan paham radikal adalah pendidikan. Ini hati-hati, kalau tidak dibentengi dengan kuat, Anda semua akan masuk ke jaringan itu," terangnya.

Sebelum melantik, Ganjar langsung menanyakan komitmen para kepala sekolah terkait kesetiaannya pada NKRI. Mereka yang tidak setuju dengan pancasila, UUD 1945 diminta untuk langsung mengundurkan diri.

"Silahkan angkat tangan dan mulai hari ini langsung mengundurkan diri. Karena kami tidak akan mentolerir paham-paham seperti itu di Jateng," kata Ganjar.

Tidak satupun dari kepala sekolah yang baru dilantik itu mengangkat tangan. Mereka dengan tegas sepakat dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Meski begitu, Ganjar tetap akan melakukan pengawasan dengan ketat ke seluruh sekolah yang ada di bawah kewenangannya.

"Kalau nanti saya keliling dan menemukan ada yang seperti itu (menganut paham radikal), pasti akan langsung saya copot," tegasnya.

Soal radikalisme lanjut Ganjar memang selalu menjadi perhatiannya saat melantik kepala sekolah. Sebab ia meyakini, sampai saat ini masih banyak paham radikalisme yang disebarkan di sekolah-sekolah Jawa Tengah. Beberapa contoh sudah terjadi, seperti di Sragen beberapa waktu lalu.

"Ada siswa yang mengibarkan bendera yang bukan merah putih, serta ada perundungan terhadap siswa yang tidak berjilbab. Ini sudah terjadi, jadi kepala sekolah harus melakukan proteksi," ucapnya.

Selain bahaya radikalisme, Ganjar juga meminta kepala sekolah yang baru dilantik untuk selalu menjaga integritas. Berbagai cara salah yang dilakukan selama ini, harus dihentikan.

"Tidak boleh ada korupsi, suap, ngasih contekan ke anak-anak demi kelulusan 100 persen. Ini integritas, harus dijaga betul demi masa depan bangsa ini," pungkasnya.