Follow Us :              

Jadi Koperasi Besar, Setiap Pesantren bisa Modal Rp 100 Juta

  03 March 2020  |   12:30:00  |   dibaca : 2597 
Kategori :
Bagikan :


Jadi Koperasi Besar, Setiap Pesantren bisa Modal Rp 100 Juta

03 March 2020 | 12:30:00 | dibaca : 2597
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen berharap pondok pesantren di Jateng bersatu membangun usaha bersama untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Di antaranya mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah maupun mendirikan koperasi di lingkungan ponpes. 

"Kalau menggandalkan perorangan atau individu akan sulit meloncat, tetapi jika dengan gotong royong maka akan lebih mudah terwujud. Santri dapat mandiri dan ekonomi masyarakat meningkat sehingga kemiskinan berkurang," kata Taj Yasin saat menyampaikan sambutan pada Halaqah Ulama se-Jawa Tengah di Gedung PWNU Jawa Tengah, Selasa (3/3/2020).

Ia mencontohkan, apabila pesantren di Kajen, ponpes di Semarang, dan ponpes di daerah lain mengumpulkan modal masing-masing Rp 100 juta, maka akan lebih mudah mendirikan koperasi besar yang membawahi sejumlah koperasi. Jika pembentukan koperasi bersama terealisasi maka akan menjadi modal usaha yang mapan.

"Ini juga merupakan bagian dari implementasi keimanan kita. Artinya kita menjalankan perintah Allah, bahwa manusia tidak dapat berdiri sendiri melainkan butuh orang lain. Demikian halnya pondok pesantren satu dan lainnya seharusnya ada kerjasama antarponpes. Apalagi di pesantren kita juga diajarkan pentingnya budaya saling membantu," bebernya.

Menurutnya, pondok pesantren punya ciri khas, yaitu para santri yang selalu manut pada kiai. Maka jika kiai "dawuh" kepada santri untuk selalu membeli produk-produk pondok pesantren maka ekonomi kerakyatan atau roda perekonomian di lingkungan pesantren akan terus bergerak. 

"Hal itu sekaligus merupakan hubbul wathon karena mensejahterakan rakyat. Mari kita semua, termasuk para ulama, santri, dan masyarakat bersama-sama meningkatkan kesejahteraan rakyat," harapnya. 

Program ekonomi pondok pesantren memiliki potensi besar untuk mengurangi angka kemiskinan di Jawa Tengah. Jumlah pondok pesantren yang mencapai ribuan dengan santri ratusan ribu, maka berbagai usaha layak dikembangkan di pondok pesantren.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen berharap pondok pesantren di Jateng bersatu membangun usaha bersama untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Di antaranya mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah maupun mendirikan koperasi di lingkungan ponpes. 

"Kalau menggandalkan perorangan atau individu akan sulit meloncat, tetapi jika dengan gotong royong maka akan lebih mudah terwujud. Santri dapat mandiri dan ekonomi masyarakat meningkat sehingga kemiskinan berkurang," kata Taj Yasin saat menyampaikan sambutan pada Halaqah Ulama se-Jawa Tengah di Gedung PWNU Jawa Tengah, Selasa (3/3/2020).

Ia mencontohkan, apabila pesantren di Kajen, ponpes di Semarang, dan ponpes di daerah lain mengumpulkan modal masing-masing Rp 100 juta, maka akan lebih mudah mendirikan koperasi besar yang membawahi sejumlah koperasi. Jika pembentukan koperasi bersama terealisasi maka akan menjadi modal usaha yang mapan.

"Ini juga merupakan bagian dari implementasi keimanan kita. Artinya kita menjalankan perintah Allah, bahwa manusia tidak dapat berdiri sendiri melainkan butuh orang lain. Demikian halnya pondok pesantren satu dan lainnya seharusnya ada kerjasama antarponpes. Apalagi di pesantren kita juga diajarkan pentingnya budaya saling membantu," bebernya.

Menurutnya, pondok pesantren punya ciri khas, yaitu para santri yang selalu manut pada kiai. Maka jika kiai "dawuh" kepada santri untuk selalu membeli produk-produk pondok pesantren maka ekonomi kerakyatan atau roda perekonomian di lingkungan pesantren akan terus bergerak. 

"Hal itu sekaligus merupakan hubbul wathon karena mensejahterakan rakyat. Mari kita semua, termasuk para ulama, santri, dan masyarakat bersama-sama meningkatkan kesejahteraan rakyat," harapnya. 

Program ekonomi pondok pesantren memiliki potensi besar untuk mengurangi angka kemiskinan di Jawa Tengah. Jumlah pondok pesantren yang mencapai ribuan dengan santri ratusan ribu, maka berbagai usaha layak dikembangkan di pondok pesantren.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu