Follow Us :              

Hadiri Lailatul Ijtima', Wagub Ingatkan Jika NU Sejak Dulu Ajarkan Toleransi

  10 March 2020  |   16:00:00  |   dibaca : 1647 
Kategori :
Bagikan :


Hadiri Lailatul Ijtima', Wagub Ingatkan Jika NU Sejak Dulu Ajarkan Toleransi

10 March 2020 | 16:00:00 | dibaca : 1647
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menaruh harapan besar kepada Nahdlatul Ulama (NU) untuk terus menjaga keutuhan NKRI dan menghembuskan ruh kegiatan Islam dalam masyarakat. Seperti para ulama terdahulu yang ingin mendirikan dan membesarkan NKRI serta mengajarkan bagaimana bertoleransi.

Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri acara Lailatul Ijtima' dalam rangka harlah NU ke-97 dan Pelantikan Pengurus Ranting NU, Muslimat NU, dan GP Ansor Kecamatan Semarang Timur, di Masjid Baitul Makmur, Jalan Citarum Tengah, Semarang, Selasa (10/3/2020) malam.

"Ketika pengurus (Banom NU) sudah dilantik artinya penguatan dan pengukuhan ideologi Pancasila, UUD 45, NKRI, dan lain seterusnya itu tidak pernah luntur. Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tentu senang karena pelantikan ini memperlihatkan bahwa Kota Semarang, khususnya di Kecamatan Semarang Timur, ini mulai diminimalisir orang-orang yang tidak terlalu suka Pancasila, yang tidak terlalu suka berdirinya UUD 1945," kata Gus Yasin saat memberi sambutan dalam acara tersebut.

Gus Yasin menjelaskan ulama zaman dulu ingin mendirikan dan membesarkan negara yang merdeka. Kemudiaan ikut serta mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dengan ikhlas. Para pendiri NU ditambah pendiri NKRI itu sudah memberikan pelajaran kepada kita semua. Tentu karena para ulama tersebut tahu maqomnya dan tahu kapan harus menempatkan dirinya.

"Maka dari itu kalau orang NU itu ya tahu Gusti Allah, sebab kalau orang tahu tempatnya itu ya tahu Allah SWT. Imannya orang ahlussunnah wal jamaah ini tidak bisa digoyahkan, tumancep (tertanam), karena tahu itu," ungkapnya.

Sementara itu apa yang dilakukan para ulama saat merumuskan Pancasila merupakan contoh bagaimana toleransi itu dilakukan. Para ulama dulu juga sudah memberikan contoh bagaimana memberikan materi dan menyajikannya agar tersampaikan dengan baik. 

"Modernisasi Islam itu sebenarnya tidak terlalu penting karena yang penting itu mengembuskan ruh kegiatan islam di masyarakat. Kalau sudah bisa melakukan syariatnya, saya yakin apa yang dikhawatirkan saat ini seperti hoax ini tidak akan pernah ada, narkoba juga akan hilang. Sebab di dalam Islam diajarkan," paparnya.

"Maka sekarang tugas kita mulai dikenalkan kepada masyarakat semuanya kalau Islam sudah modern sejak dulu. Mengajak dan memberi tahu ini lho ajaran Islam ala ahlussunnah waljamaah yang pastinya sudah moderen, tetapi moderennya belum banyak dipakai," tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menaruh harapan besar kepada Nahdlatul Ulama (NU) untuk terus menjaga keutuhan NKRI dan menghembuskan ruh kegiatan Islam dalam masyarakat. Seperti para ulama terdahulu yang ingin mendirikan dan membesarkan NKRI serta mengajarkan bagaimana bertoleransi.

Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri acara Lailatul Ijtima' dalam rangka harlah NU ke-97 dan Pelantikan Pengurus Ranting NU, Muslimat NU, dan GP Ansor Kecamatan Semarang Timur, di Masjid Baitul Makmur, Jalan Citarum Tengah, Semarang, Selasa (10/3/2020) malam.

"Ketika pengurus (Banom NU) sudah dilantik artinya penguatan dan pengukuhan ideologi Pancasila, UUD 45, NKRI, dan lain seterusnya itu tidak pernah luntur. Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tentu senang karena pelantikan ini memperlihatkan bahwa Kota Semarang, khususnya di Kecamatan Semarang Timur, ini mulai diminimalisir orang-orang yang tidak terlalu suka Pancasila, yang tidak terlalu suka berdirinya UUD 1945," kata Gus Yasin saat memberi sambutan dalam acara tersebut.

Gus Yasin menjelaskan ulama zaman dulu ingin mendirikan dan membesarkan negara yang merdeka. Kemudiaan ikut serta mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dengan ikhlas. Para pendiri NU ditambah pendiri NKRI itu sudah memberikan pelajaran kepada kita semua. Tentu karena para ulama tersebut tahu maqomnya dan tahu kapan harus menempatkan dirinya.

"Maka dari itu kalau orang NU itu ya tahu Gusti Allah, sebab kalau orang tahu tempatnya itu ya tahu Allah SWT. Imannya orang ahlussunnah wal jamaah ini tidak bisa digoyahkan, tumancep (tertanam), karena tahu itu," ungkapnya.

Sementara itu apa yang dilakukan para ulama saat merumuskan Pancasila merupakan contoh bagaimana toleransi itu dilakukan. Para ulama dulu juga sudah memberikan contoh bagaimana memberikan materi dan menyajikannya agar tersampaikan dengan baik. 

"Modernisasi Islam itu sebenarnya tidak terlalu penting karena yang penting itu mengembuskan ruh kegiatan islam di masyarakat. Kalau sudah bisa melakukan syariatnya, saya yakin apa yang dikhawatirkan saat ini seperti hoax ini tidak akan pernah ada, narkoba juga akan hilang. Sebab di dalam Islam diajarkan," paparnya.

"Maka sekarang tugas kita mulai dikenalkan kepada masyarakat semuanya kalau Islam sudah modern sejak dulu. Mengajak dan memberi tahu ini lho ajaran Islam ala ahlussunnah waljamaah yang pastinya sudah moderen, tetapi moderennya belum banyak dipakai," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu