Follow Us :              

Ganjar Kenang Ibunda Presiden Joko Widodo Sebagai Sosok yang Merakyat

  25 March 2020  |   18:00:00  |   dibaca : 796 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Kenang Ibunda Presiden Joko Widodo Sebagai Sosok yang Merakyat

25 March 2020 | 18:00:00 | dibaca : 796
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Kabar meninggalnya Sujiatmi Notomiharjo, ibunda Presiden Joko Widodo, membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terhenyak.

Dia tidak menyangka mendapatkan kabar duka itu bersamaan dengan melonjaknya pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jawa Tengah. Setelah mendapat kepastian bahwa presiden dan keluarga bertolak ke Surakarta, Ganjar pun segera menuju rumah duka keluarga.

"Saya turut berduka, innalillahi wainna ilaihi raji'un. Semoga khusnul khatimah. Sebentar lagi saya meluncur untuk memberi penghormatan kepada beliau," kata Ganjar, Rabu (25/3/2020).

Sujiatmi Notomiharjo, lahir pada 15 Februari 1943 dan tutup usia di Surakarta pada Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB. 

Ganjar mengenang, Bu Noto, sapaan Sujiatmi Notomiharjo, semasa hidupnya adalah sosok yang merakyat. Hal ini tidak berubah meski sang putra telah menjadi pemimpin tertinggi republik ini. 

"Sejak Pak Jokowi jadi wali kota saya mengenal beliau (Bu Noto). Tidak ada yang berubah sampai sekarang. Tetap grapyak dan semanak (ramah dan mudah bergaul - Red)," kata Ganjar. 

Ganjar mengaku acap kali bertemu dengan almarhumah, terutama di acara-acara pengajian. Pernah suatu ketika, saat hendak mencalonkan diri sebagai Gubernur Jateng periode pertama, Bu Noto turut hadir di salah satu acara pengajian meski kehadiran Bu Noto tidak diketahui dirinya. 

"Beliau tetap mengikuti dan bercampur dengan masyarakat. Sama tetangga Bu Noto juga masih tetap sering mengunjungi," katanya. 

Ganjar berpendapat, kebiasaan Presiden Jokowi yang kerap blusukan dan tidak berjarak dengan masyarakat merupakan teladan dari sang ibu. Dia menilai Bu Noto patut dijadikan rujukan oleh para ibu di Tanah Air. 

"Merakyatnya beliau ini memberi contoh bagi kita, sosok ibu yang selalu rendah hati. Bisa memberi teladan bukan hanya pada anaknya, tapi juga memberi teladan pada kita semua bahwa jabatan akan menjadi hal biasa saja dan tidak bisa mengubah relasi sosial yang telah ada," tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Kabar meninggalnya Sujiatmi Notomiharjo, ibunda Presiden Joko Widodo, membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terhenyak.

Dia tidak menyangka mendapatkan kabar duka itu bersamaan dengan melonjaknya pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jawa Tengah. Setelah mendapat kepastian bahwa presiden dan keluarga bertolak ke Surakarta, Ganjar pun segera menuju rumah duka keluarga.

"Saya turut berduka, innalillahi wainna ilaihi raji'un. Semoga khusnul khatimah. Sebentar lagi saya meluncur untuk memberi penghormatan kepada beliau," kata Ganjar, Rabu (25/3/2020).

Sujiatmi Notomiharjo, lahir pada 15 Februari 1943 dan tutup usia di Surakarta pada Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB. 

Ganjar mengenang, Bu Noto, sapaan Sujiatmi Notomiharjo, semasa hidupnya adalah sosok yang merakyat. Hal ini tidak berubah meski sang putra telah menjadi pemimpin tertinggi republik ini. 

"Sejak Pak Jokowi jadi wali kota saya mengenal beliau (Bu Noto). Tidak ada yang berubah sampai sekarang. Tetap grapyak dan semanak (ramah dan mudah bergaul - Red)," kata Ganjar. 

Ganjar mengaku acap kali bertemu dengan almarhumah, terutama di acara-acara pengajian. Pernah suatu ketika, saat hendak mencalonkan diri sebagai Gubernur Jateng periode pertama, Bu Noto turut hadir di salah satu acara pengajian meski kehadiran Bu Noto tidak diketahui dirinya. 

"Beliau tetap mengikuti dan bercampur dengan masyarakat. Sama tetangga Bu Noto juga masih tetap sering mengunjungi," katanya. 

Ganjar berpendapat, kebiasaan Presiden Jokowi yang kerap blusukan dan tidak berjarak dengan masyarakat merupakan teladan dari sang ibu. Dia menilai Bu Noto patut dijadikan rujukan oleh para ibu di Tanah Air. 

"Merakyatnya beliau ini memberi contoh bagi kita, sosok ibu yang selalu rendah hati. Bisa memberi teladan bukan hanya pada anaknya, tapi juga memberi teladan pada kita semua bahwa jabatan akan menjadi hal biasa saja dan tidak bisa mengubah relasi sosial yang telah ada," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu