Follow Us :              

Ganjar Minta Warga Gotong Royong Atasi Dampak Corona

  05 April 2020  |   11:00:00  |   dibaca : 1500 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Minta Warga Gotong Royong Atasi Dampak Corona

05 April 2020 | 11:00:00 | dibaca : 1500
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

KENDAL - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk bergotong royong membantu warga yang tengah menjalani isolasi maupun yang terdampak wabah corona.

Apabila ada salah satu warga yang terdampak, maka warga yang mampu harus mengulurkan bantuan. Hal ini dikatakannya saat berkunjung ke Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, Minggu (5/4/2020). 

"Hidupkan lagi lumbung desa, jimpitan dan giatkan sumbangan bagi mereka yang mampu. Tujuannya untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak," katanya.

Ganjar juga meminta warga untuk memberikan dukungan kepada para pemudik yang tengah menjalani isolasi. Dia berharap tak ada stigma negatif yang dilekatkan kepada para perantau. 

Dalam kesempatan itu, Ganjar menengok dua TKI asal desa tersebut yang selama ini merantau di Malaysia. Dengan menjaga jarak dan mengenakan masker, Ganjar mengajak ngobrol dua warganya itu serta memberikan motivasi.

Sakur (35) dan Anas Muhidin (24), kedua TKI itu, kini tengah menjalani isolasi di rumahnya setelah meninggalkan Malaysia pada 31 Maret lalu.

Kepada Ganjar, Sakur menceritakan, dia dan Anas memutuskan pulang kampung karena adanya pandemi corona. Dalam perjalanan pulang, mereka sempat menjalani isolasi selama 3 hari di Batam, Kepulauan Riau. 

Setelah dinyatakan sehat, mereka pun diizinkan terbang ke Yogyakarta. Dua hari yang lalu, barulah mereka menginjakkan kaki di kampung halamannya, Desa Jungsemi. 

"Sampai di rumah, kami langsung didata dan dicek kesehatan. Setelah itu kami isolasi di rumah," kata Sakur.

Setibanya di rumah, Sakur yang memiliki anak balita tak dapat melepas kangen padanya. Anaknya itu tinggal bersama ibunya di rumah belakang tempatnya melakukan isolasi. Meski dapat memandang dari kejauhan, namun ia sedih karena tidak bisa menggendongnya.

"Anak saya balita, sejak pulang dari Malaysia, saya dan Anas langsung isolasi mandiri di rumah. Belum berani bertemu keluarga. Rasanya pengen gendong anak," ucap Sakur lirih.

Rasa kangen bertemu keluarga terpaksa dikubur dalam-dalam. Keduanya sepakat, selama 14 hari tidak akan keluar rumah dan tidak berjumpa dengan keluarga.

"Kalau dikatakan kangen, ya kangen sekali. Tapi belum berani ketemu. Biar menjaga satu sama lain. Saya tidak tahu, apakah saya membawa virus corona itu atau tidak, yang penting menjaga agar anak dan keluarga tidak tertular," imbuhnya.

"Pokoknya harus sabar, sampai 14 hari harus karantina di rumah. Kalau merasa batuk, pilek dan demam, segera telpon bidan desa untuk dilakukan tindakan," timpal Ganjar.

Ganjar mendoakan agar keduanya sehat dan tidak terpapar covid-19. Meski begitu, ia tetap meminta agar kepala desa serta bidan desa selalu aktif melakukan pemantauan.

"Tidak hanya untuk Mas Sakur dan Mas Anas ini, nanti kalau ada warga lain yang mudik harus dikarantina selama 14 hari. Kita semua menjaga bersama, agar penyebaran virus ini tidak semakin meluas," imbuh Ganjar.

Ganjar juga memberikan sembako kepada keduanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama isolasi.


Bagikan :

KENDAL - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk bergotong royong membantu warga yang tengah menjalani isolasi maupun yang terdampak wabah corona.

Apabila ada salah satu warga yang terdampak, maka warga yang mampu harus mengulurkan bantuan. Hal ini dikatakannya saat berkunjung ke Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, Minggu (5/4/2020). 

"Hidupkan lagi lumbung desa, jimpitan dan giatkan sumbangan bagi mereka yang mampu. Tujuannya untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak," katanya.

Ganjar juga meminta warga untuk memberikan dukungan kepada para pemudik yang tengah menjalani isolasi. Dia berharap tak ada stigma negatif yang dilekatkan kepada para perantau. 

Dalam kesempatan itu, Ganjar menengok dua TKI asal desa tersebut yang selama ini merantau di Malaysia. Dengan menjaga jarak dan mengenakan masker, Ganjar mengajak ngobrol dua warganya itu serta memberikan motivasi.

Sakur (35) dan Anas Muhidin (24), kedua TKI itu, kini tengah menjalani isolasi di rumahnya setelah meninggalkan Malaysia pada 31 Maret lalu.

Kepada Ganjar, Sakur menceritakan, dia dan Anas memutuskan pulang kampung karena adanya pandemi corona. Dalam perjalanan pulang, mereka sempat menjalani isolasi selama 3 hari di Batam, Kepulauan Riau. 

Setelah dinyatakan sehat, mereka pun diizinkan terbang ke Yogyakarta. Dua hari yang lalu, barulah mereka menginjakkan kaki di kampung halamannya, Desa Jungsemi. 

"Sampai di rumah, kami langsung didata dan dicek kesehatan. Setelah itu kami isolasi di rumah," kata Sakur.

Setibanya di rumah, Sakur yang memiliki anak balita tak dapat melepas kangen padanya. Anaknya itu tinggal bersama ibunya di rumah belakang tempatnya melakukan isolasi. Meski dapat memandang dari kejauhan, namun ia sedih karena tidak bisa menggendongnya.

"Anak saya balita, sejak pulang dari Malaysia, saya dan Anas langsung isolasi mandiri di rumah. Belum berani bertemu keluarga. Rasanya pengen gendong anak," ucap Sakur lirih.

Rasa kangen bertemu keluarga terpaksa dikubur dalam-dalam. Keduanya sepakat, selama 14 hari tidak akan keluar rumah dan tidak berjumpa dengan keluarga.

"Kalau dikatakan kangen, ya kangen sekali. Tapi belum berani ketemu. Biar menjaga satu sama lain. Saya tidak tahu, apakah saya membawa virus corona itu atau tidak, yang penting menjaga agar anak dan keluarga tidak tertular," imbuhnya.

"Pokoknya harus sabar, sampai 14 hari harus karantina di rumah. Kalau merasa batuk, pilek dan demam, segera telpon bidan desa untuk dilakukan tindakan," timpal Ganjar.

Ganjar mendoakan agar keduanya sehat dan tidak terpapar covid-19. Meski begitu, ia tetap meminta agar kepala desa serta bidan desa selalu aktif melakukan pemantauan.

"Tidak hanya untuk Mas Sakur dan Mas Anas ini, nanti kalau ada warga lain yang mudik harus dikarantina selama 14 hari. Kita semua menjaga bersama, agar penyebaran virus ini tidak semakin meluas," imbuh Ganjar.

Ganjar juga memberikan sembako kepada keduanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama isolasi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu