Follow Us :              

Ning Nawal : Religiusitas Hilang, Bagaikan Tubuh Tak Berimun

  07 September 2020  |   16:00:00  |   dibaca : 1923 
Kategori :
Bagikan :


Ning Nawal : Religiusitas Hilang, Bagaikan Tubuh Tak Berimun

07 September 2020 | 16:00:00 | dibaca : 1923
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Pada masa pandemi Covid-19 yang belum mereda dan era teknologi yang semakin canggih, upaya penguatan religiusitas keluarga sangat penting dilakukan. Sebab religiusitas keluarga tidak hanya menjadi kampas rem masyarakat di era 4.0, melainkan juga membentuk dan merawat keadaban manusia keluarga dan bangsa. 

"Hilangnya religiusitas keluarga di era 4.0, bagai hilangnya sistem imun tubuh di masa pandemi Covid 19. Keluarga dan anggotanya menjadi rentan terserang penyakit materialistis, individualis, tidak punya etika dan kepedulian sosial, tidak bertanggungjawab, serta hilang keadaban keluarga," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Nawal A?afah Yasin saat menjadi narasumber webinar di rumah dinas wakil gubernur Jateng, Senin (7/9/2020).

Menurutnya, menguatkan religiusitas keluarga bukan suplemen yang instrumental melainkan yang pertama dan utama atau fundamental untuk diajarkan dan dilatih. Terlebih sekarang hampir semua sektor kehidupan masyarakat menggunakan teknologi digital, cyber, perangkat internet, seluler, dan komputer. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang mengalami ketergantungan atau kecanduan pada teknologi informasi.

Selain Nawal yang juga istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, webinar yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang dengan tema "Revolusi Ketahanan Keluarga di Era Pandemi Covid-19 dan 4.0" tersebut, juga menghadirkan narasumber Komisioner Komisi Nasional Perempuan Maria Ulfah Anshori dan Budayawan Prie GS. 

Neng Nawal menjelaskan, religiusitas keluarga adalah kepatuhan seluruh anggota keluarga dalam mengamalkan dan menghayati ajaran ajaran agama secara terus-menerus, sehingga menjadi nilai, karakter, dan budaya atau tradisi dalam keluarga tersebut. Karena itu, beragam upaya harus dilakukan beberapa pihak untuk menguatkan religiusitas keluarga. 

"Antara lain, kontekstualisasi cara mengenalkan pengetahuan ajaran agama sejak dini yang sesuai dengan jaman 4.0 sehingga disukai anak. Selain itu ada contoh atau teladan dari kedua orang tua dalam menerapkan nilai karakter dan tradisi pribadi yang religius di dalam keluarga dan masyarakat," katanya.

Tidak kalah penting adalah adalah senantiasa melibatkan anak dan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dan kepedulian sosial. Kemudian menjelaskan manfaat teknologi informasi dan komunikasi serta dampak negatifnya pada anak dan anggota keluarga serta menerapkan aturan atau etika penggunaannya.


Bagikan :

SEMARANG - Pada masa pandemi Covid-19 yang belum mereda dan era teknologi yang semakin canggih, upaya penguatan religiusitas keluarga sangat penting dilakukan. Sebab religiusitas keluarga tidak hanya menjadi kampas rem masyarakat di era 4.0, melainkan juga membentuk dan merawat keadaban manusia keluarga dan bangsa. 

"Hilangnya religiusitas keluarga di era 4.0, bagai hilangnya sistem imun tubuh di masa pandemi Covid 19. Keluarga dan anggotanya menjadi rentan terserang penyakit materialistis, individualis, tidak punya etika dan kepedulian sosial, tidak bertanggungjawab, serta hilang keadaban keluarga," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Nawal A?afah Yasin saat menjadi narasumber webinar di rumah dinas wakil gubernur Jateng, Senin (7/9/2020).

Menurutnya, menguatkan religiusitas keluarga bukan suplemen yang instrumental melainkan yang pertama dan utama atau fundamental untuk diajarkan dan dilatih. Terlebih sekarang hampir semua sektor kehidupan masyarakat menggunakan teknologi digital, cyber, perangkat internet, seluler, dan komputer. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang mengalami ketergantungan atau kecanduan pada teknologi informasi.

Selain Nawal yang juga istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, webinar yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang dengan tema "Revolusi Ketahanan Keluarga di Era Pandemi Covid-19 dan 4.0" tersebut, juga menghadirkan narasumber Komisioner Komisi Nasional Perempuan Maria Ulfah Anshori dan Budayawan Prie GS. 

Neng Nawal menjelaskan, religiusitas keluarga adalah kepatuhan seluruh anggota keluarga dalam mengamalkan dan menghayati ajaran ajaran agama secara terus-menerus, sehingga menjadi nilai, karakter, dan budaya atau tradisi dalam keluarga tersebut. Karena itu, beragam upaya harus dilakukan beberapa pihak untuk menguatkan religiusitas keluarga. 

"Antara lain, kontekstualisasi cara mengenalkan pengetahuan ajaran agama sejak dini yang sesuai dengan jaman 4.0 sehingga disukai anak. Selain itu ada contoh atau teladan dari kedua orang tua dalam menerapkan nilai karakter dan tradisi pribadi yang religius di dalam keluarga dan masyarakat," katanya.

Tidak kalah penting adalah adalah senantiasa melibatkan anak dan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dan kepedulian sosial. Kemudian menjelaskan manfaat teknologi informasi dan komunikasi serta dampak negatifnya pada anak dan anggota keluarga serta menerapkan aturan atau etika penggunaannya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu