Follow Us :              

Inilah Cara Asyik Tanamkan Wawasan Kebangsaan ala Ning Nawal

  16 September 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 85927 
Kategori :
Bagikan :


Inilah Cara Asyik Tanamkan Wawasan Kebangsaan ala Ning Nawal

16 September 2020 | 10:00:00 | dibaca : 85927
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG – Menanamkan wawasan kebangsaan pada generasi milenial, tidaklah mudah. Sebab, mereka hidup di tengah canggihnya teknologi, yang telah menghilangkan batas teritori, dan mengubah masyarakat secara dinamis.

Ketua Umum Badan Koordinasi Organisasi Wanita Jawa Tengah, Nawal Nur Arafah Taj Yasin menuturkan, teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah perang konvensional menjadi perang modern dengan menggunakan teknologi, media massa, dan cyber war. Perang mengubah pola pikir. 

"Bukan lagi perang dengan kekuatan militer, tetapi perang pengaruh melalui format ideologi, politik, ekonomi, dan social budaya secara tidak disadari," katanya saat menjadi pemateri seminar Pengembangan dan Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme di Kantor Kesbangpol, Selasa (16/09/2020).

Proxy war itu, kata Ning Nawal, sapaan akrab Nawal Nur Arafah Taj Yasin, sasarannya meliputi berbagai bidang. Mulai dari ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, politik, hingga karakter masyarakat. 

Generasi muda, menurutnya adalah elemen masyarakat yang mudah terpengaruh. Mereka bisa dipengaruhi melalui pola serangan pintar F-7 (Food, Fun, Fashion, Film and Fantasy, Filosofi, dan Finansial). 

Orang tua, tandas dia, mutlak menjadi sumber informasi, pendamping dan role model bagi anak.  Apa saja yang harus menjadi perhatian? Pendidikan karakter, agar anak dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya. Selanjutnya, membangun sikap dan jiwa kepemimpinan anak, membangun sikap kritis, dan menanamkan jati diri sebagai bangsa Indonesia. 

Bagaimana menguatkan karakter generasi milenial yang cinta tanah air dan berwawasan kebangsaan? Menurut Nawal, mereka bisa diberikan contoh orang tua untuk mengikuti kegiatan upacara bendera, Pramuka, diajak bergotong-royong, atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Orang tua juga bisa mengajak anak untuk nonton bareng film perjuangan.

“Cara kekinian juga bisa diterapkan. Misalnya dengan membuat vlog yang pesannya tentang kepahlawanan, sejarah Indonesia, dan nilai-nilai Pancasila. Atau, membuat tik tok. Kita membuat tik tok atau vlog atau video pendek yang memuat bagaimana internalisasi terhadap nilai-nilai Pancasila. Sehingga aplikasi yang ada tidak sekadar untuk main-main,” tuturnya.

Nawal berpandangan, mengubah cara menanamkan wawasan kebangsaan kepada generasi milenial, harus dilakukan. Sebab, mereka hidup di zaman yang jauh berbeda dengan dulu. Tidak bisa lagi dipaksakan dengan cara yang sama. Mereka akan lebih senang belajar dengan cara-cara yang lebih asyik.


Bagikan :

SEMARANG – Menanamkan wawasan kebangsaan pada generasi milenial, tidaklah mudah. Sebab, mereka hidup di tengah canggihnya teknologi, yang telah menghilangkan batas teritori, dan mengubah masyarakat secara dinamis.

Ketua Umum Badan Koordinasi Organisasi Wanita Jawa Tengah, Nawal Nur Arafah Taj Yasin menuturkan, teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah perang konvensional menjadi perang modern dengan menggunakan teknologi, media massa, dan cyber war. Perang mengubah pola pikir. 

"Bukan lagi perang dengan kekuatan militer, tetapi perang pengaruh melalui format ideologi, politik, ekonomi, dan social budaya secara tidak disadari," katanya saat menjadi pemateri seminar Pengembangan dan Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme di Kantor Kesbangpol, Selasa (16/09/2020).

Proxy war itu, kata Ning Nawal, sapaan akrab Nawal Nur Arafah Taj Yasin, sasarannya meliputi berbagai bidang. Mulai dari ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, politik, hingga karakter masyarakat. 

Generasi muda, menurutnya adalah elemen masyarakat yang mudah terpengaruh. Mereka bisa dipengaruhi melalui pola serangan pintar F-7 (Food, Fun, Fashion, Film and Fantasy, Filosofi, dan Finansial). 

Orang tua, tandas dia, mutlak menjadi sumber informasi, pendamping dan role model bagi anak.  Apa saja yang harus menjadi perhatian? Pendidikan karakter, agar anak dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya. Selanjutnya, membangun sikap dan jiwa kepemimpinan anak, membangun sikap kritis, dan menanamkan jati diri sebagai bangsa Indonesia. 

Bagaimana menguatkan karakter generasi milenial yang cinta tanah air dan berwawasan kebangsaan? Menurut Nawal, mereka bisa diberikan contoh orang tua untuk mengikuti kegiatan upacara bendera, Pramuka, diajak bergotong-royong, atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Orang tua juga bisa mengajak anak untuk nonton bareng film perjuangan.

“Cara kekinian juga bisa diterapkan. Misalnya dengan membuat vlog yang pesannya tentang kepahlawanan, sejarah Indonesia, dan nilai-nilai Pancasila. Atau, membuat tik tok. Kita membuat tik tok atau vlog atau video pendek yang memuat bagaimana internalisasi terhadap nilai-nilai Pancasila. Sehingga aplikasi yang ada tidak sekadar untuk main-main,” tuturnya.

Nawal berpandangan, mengubah cara menanamkan wawasan kebangsaan kepada generasi milenial, harus dilakukan. Sebab, mereka hidup di zaman yang jauh berbeda dengan dulu. Tidak bisa lagi dipaksakan dengan cara yang sama. Mereka akan lebih senang belajar dengan cara-cara yang lebih asyik.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu