Follow Us :              

Tangani Klaster Ponpes, Ganjar: Butuh Protokol Khusus

  30 September 2020  |   17:00:00  |   dibaca : 996 
Kategori :
Bagikan :


Tangani Klaster Ponpes, Ganjar: Butuh Protokol Khusus

30 September 2020 | 17:00:00 | dibaca : 996
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Untuk menangani kasus penyebaran COVID-19 di Pondok Pesantren (ponpes) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, dibutuhkan protokol kesehatan khusus serta kerja sama antara pemerintah dengan ulama dan pengelola ponpes.

“Kuncinya ada di para kiai, nyai, sesepuh. Kemudian peran Kemenag menjadi penting, ulama bisa bertemu untuk sama-sama buat aturan protokol di pesantren,” kata Ganjar saat video conference rapat koordinasi penanganan COVID-19 di pesantren dengan Menko Marinvest, Luhut Binsar Panjaitan, Rabu (30/9/2020).

Ganjar mengatakan potensi penyebab penularan COVID-19 juga penting untuk diketahui oleh masyarakat pesantren. Untuk itu, dibutuhkan kader yang dilatih untuk memberi edukasi dan menambah literasi. Nantinya, para kader tersebut didampingi oleh Dinas Kesehatan setempat dan organisasi seperti RMI hingga Asosiasi Para Gus (Asparagus).

“Terus kemudian protokolnya dibuat. Nah setelah itu nanti akan kita ketahui kekurangannya apa, Ya mari pemerintah membantu. Maka butuh kerja sama, antara pengelola ponpes dengan pemerintah,” jelas Ganjar.

Selain itu, munculnya ketakutan pada masyarakat pesantren mengenai stigma orang yang terpapar COVID-19 juga harus segera diubah. 

“Ini penting, karena kalau enggak akan menjadi keresahan. Maka kita mesti jaga perasaan dan kepada para ulama-ulama, memang penting untuk kita bicara,” tegasnya.

Di Jawa Tengah, Ganjar mengatakan pengecekan penerapan protokol kesehatan terus dilakukan hingga hari ini. Secara khusus, gerakan Jogo Santri terus digencarkan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.

“Di Jateng sudah mulai namanya jogo santri, jogo kiai, pak Wagub Gus Yasin udah jalan meskipun belum semua,” sebut Ganjar.

Ganjar menegaskan penanganan COVID-19 di Pesantren harus dilakukan dengan cepat mengingat ponpes menjadi salah satu tempat yang berpotensi menjadi klaster.

“Sebenarnya itu terjadi ya sama kaya di kantor juga, maka jangan kemudian diberikan stempel-stempel yang berlebihan, maka kita siap untuk membantu,” tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Untuk menangani kasus penyebaran COVID-19 di Pondok Pesantren (ponpes) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, dibutuhkan protokol kesehatan khusus serta kerja sama antara pemerintah dengan ulama dan pengelola ponpes.

“Kuncinya ada di para kiai, nyai, sesepuh. Kemudian peran Kemenag menjadi penting, ulama bisa bertemu untuk sama-sama buat aturan protokol di pesantren,” kata Ganjar saat video conference rapat koordinasi penanganan COVID-19 di pesantren dengan Menko Marinvest, Luhut Binsar Panjaitan, Rabu (30/9/2020).

Ganjar mengatakan potensi penyebab penularan COVID-19 juga penting untuk diketahui oleh masyarakat pesantren. Untuk itu, dibutuhkan kader yang dilatih untuk memberi edukasi dan menambah literasi. Nantinya, para kader tersebut didampingi oleh Dinas Kesehatan setempat dan organisasi seperti RMI hingga Asosiasi Para Gus (Asparagus).

“Terus kemudian protokolnya dibuat. Nah setelah itu nanti akan kita ketahui kekurangannya apa, Ya mari pemerintah membantu. Maka butuh kerja sama, antara pengelola ponpes dengan pemerintah,” jelas Ganjar.

Selain itu, munculnya ketakutan pada masyarakat pesantren mengenai stigma orang yang terpapar COVID-19 juga harus segera diubah. 

“Ini penting, karena kalau enggak akan menjadi keresahan. Maka kita mesti jaga perasaan dan kepada para ulama-ulama, memang penting untuk kita bicara,” tegasnya.

Di Jawa Tengah, Ganjar mengatakan pengecekan penerapan protokol kesehatan terus dilakukan hingga hari ini. Secara khusus, gerakan Jogo Santri terus digencarkan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.

“Di Jateng sudah mulai namanya jogo santri, jogo kiai, pak Wagub Gus Yasin udah jalan meskipun belum semua,” sebut Ganjar.

Ganjar menegaskan penanganan COVID-19 di Pesantren harus dilakukan dengan cepat mengingat ponpes menjadi salah satu tempat yang berpotensi menjadi klaster.

“Sebenarnya itu terjadi ya sama kaya di kantor juga, maka jangan kemudian diberikan stempel-stempel yang berlebihan, maka kita siap untuk membantu,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu