Follow Us :              

Upaya Jateng Tangani Klaster Baru COVID-19

  05 October 2020  |   12:00:00  |   dibaca : 882 
Kategori :
Bagikan :


Upaya Jateng Tangani Klaster Baru COVID-19

05 October 2020 | 12:00:00 | dibaca : 882
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Sejumlah klaster menjadi penyumbang cukup besar angka kasus penularan COVID-19 di Jawa Tengah. Dari 557 kasus baru yang muncul pada Senin (5/10/2020), 80 persen diantaranya berasal dari klaster baru tersebut.

"Ternyata penyebaran kasus baru di Jawa Tengah itu bukan dari individu, melainkan dari klaster. Dari sekian kasus baru, 80 persennya berasal dari klaster. Ada klaster perkantoran, sekolah, termasuk pondok pesantren yang kemarin di Banyumas, Kebumen dan Cilacap," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan COVID-19.

Ganjar mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memetakan dan akan segera melakukan mitigasi terhadap kasus itu dengan menggandeng sejumlah pihak.

"Sekarang tim kami sedang melakukan pendampingan secara khusus. Untuk pondok pesantren, Gus Yasin sudah sering keliling ke pondok-pondok dan melakukan pendampingan. Selain itu, edukasi juga penting, agar masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada masyarakat yang positif COVID-19 itu," jelasnya.

Gandeng Komunitas Giatkan Sosialisasi

Selain penanganan secara khusus pada klaster-klaster baru itu, Ganjar juga akan menggandeng komunitas untuk menggiatkan sosialisasi. Upaya edukasi dan penegakan hukum juga akan terus dilakukan agar mata rantai penyebaran COVID-19 bisa segera ditangani.

"Bersama Polda sebagai ujung tombak edukasi dan sosialisasi. Polda bagus tadi, sudah punya data ada 670 komunitas dan 3027 organisasi masyarakat. Akan kami gandeng untuk meningkatkan edukasi pada masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, klaster paling banyak menyumbang angka kasus baru adalah klaster pondok pesantren dan klaster rumah tangga. Tapi yang terbesar saat ini adalah klaster pondok pesantren.

"Klaster ponpes terbanyak. Itu ada di Kebumen, Cilacap dan Banyumas," jelasnya.

Meski begitu, pihaknya tidak mengesampingkan penanganan pada klaster lain seperti sekolah, kantor dan rumah tangga. Sebab, dengan penanganan klaster yang tepat, maka kasus COVID-19 bisa turun drastis.

"Angka 80 persen ini cukup tinggi, maka klaster memang saat ini yang menjadi fokus kami," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Sejumlah klaster menjadi penyumbang cukup besar angka kasus penularan COVID-19 di Jawa Tengah. Dari 557 kasus baru yang muncul pada Senin (5/10/2020), 80 persen diantaranya berasal dari klaster baru tersebut.

"Ternyata penyebaran kasus baru di Jawa Tengah itu bukan dari individu, melainkan dari klaster. Dari sekian kasus baru, 80 persennya berasal dari klaster. Ada klaster perkantoran, sekolah, termasuk pondok pesantren yang kemarin di Banyumas, Kebumen dan Cilacap," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan COVID-19.

Ganjar mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memetakan dan akan segera melakukan mitigasi terhadap kasus itu dengan menggandeng sejumlah pihak.

"Sekarang tim kami sedang melakukan pendampingan secara khusus. Untuk pondok pesantren, Gus Yasin sudah sering keliling ke pondok-pondok dan melakukan pendampingan. Selain itu, edukasi juga penting, agar masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada masyarakat yang positif COVID-19 itu," jelasnya.

Gandeng Komunitas Giatkan Sosialisasi

Selain penanganan secara khusus pada klaster-klaster baru itu, Ganjar juga akan menggandeng komunitas untuk menggiatkan sosialisasi. Upaya edukasi dan penegakan hukum juga akan terus dilakukan agar mata rantai penyebaran COVID-19 bisa segera ditangani.

"Bersama Polda sebagai ujung tombak edukasi dan sosialisasi. Polda bagus tadi, sudah punya data ada 670 komunitas dan 3027 organisasi masyarakat. Akan kami gandeng untuk meningkatkan edukasi pada masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, klaster paling banyak menyumbang angka kasus baru adalah klaster pondok pesantren dan klaster rumah tangga. Tapi yang terbesar saat ini adalah klaster pondok pesantren.

"Klaster ponpes terbanyak. Itu ada di Kebumen, Cilacap dan Banyumas," jelasnya.

Meski begitu, pihaknya tidak mengesampingkan penanganan pada klaster lain seperti sekolah, kantor dan rumah tangga. Sebab, dengan penanganan klaster yang tepat, maka kasus COVID-19 bisa turun drastis.

"Angka 80 persen ini cukup tinggi, maka klaster memang saat ini yang menjadi fokus kami," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu