Follow Us :              

Lebih Optimal, Berikut Skema Pembelajaran Sekolah Virtual

  12 November 2020  |   11:00:00  |   dibaca : 1740 
Kategori :
Bagikan :


Lebih Optimal, Berikut Skema Pembelajaran Sekolah Virtual

12 November 2020 | 11:00:00 | dibaca : 1740
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Program sekolah virtual yang diiniasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah berjalan di dua sekolah rintisan yaitu SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali. Secara teknis, 70 persen siswa mengikuti pembelajaran secara virtual, sedangkan sisanya digelar tatap muka.

"Maksimal nanti hanya 30 persen saja yang tatap muka. Lainnya, dengan cara sekolah virtual," tutur Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Syamsudin Isnaini, dihubungi via telepon, Kamis (12/11/2020).

Menurutnya, pembelajaran tatap muka dilakukan untuk mengumpulkan siswa kelas virtual seperti saat pertemuan awal, Tujuannya, agar siswa mendapatkan penjelasan misalnya perihal buku modul. Selain itu, siswa juga diarahkan terkait pengenalan lingkungan, metode pembelajaran, bimbingan konseling, tugas laboratorium, dan lainnya. 

"Nanti pada saat akan kenaikan kelas atau ujian, juga akan ketemu lagi," terangnya lebih lanjut.

Syamsudin menuturkan, sekolah virtual belum bisa dibuka di sekolah lain lagi sampai pada tahun ajaran baru berikutnya.

"Di tengah jalan buka sekolah lagi, kan enggak bisa. Nanti bila ada PPDB lagi, kebijakannya mau berapa, kan. Nanti akan dikaji," ujar Syamsudin.

Saat ini sekolah virtual telah diikuti 72 siswa, dengan rincian 36 siswa di tiap sekolah. Adanya program ini membantu siswa dari keluarga kurang mampu serta menurunkan angka anak putus sekolah di Jateng karena permasalahan biaya.

"Dari sisi akses, (sekolah virtual) diutamakan untuk anak didik dari keluarga kurang mampu. Program ini kan sangat bermanfaat. Jadi memang anak-anak yang kemarin tidak ada harapan untuk masuk sekolah dan di sekolah negeri. Di dua kelas ini, dapat," jelas Syamsudin.

Meski demikian, tidak hanya sekolah virtual yang menjadi satu-satunya program mengurangi angka putus sekolah. Tapi, juga ada peran sekolah swasta.

"Dari sekolah swasta mau memfasilitasi meringankan beban anak sekolah," tambahnya.


Bagikan :

SEMARANG - Program sekolah virtual yang diiniasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah berjalan di dua sekolah rintisan yaitu SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali. Secara teknis, 70 persen siswa mengikuti pembelajaran secara virtual, sedangkan sisanya digelar tatap muka.

"Maksimal nanti hanya 30 persen saja yang tatap muka. Lainnya, dengan cara sekolah virtual," tutur Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Syamsudin Isnaini, dihubungi via telepon, Kamis (12/11/2020).

Menurutnya, pembelajaran tatap muka dilakukan untuk mengumpulkan siswa kelas virtual seperti saat pertemuan awal, Tujuannya, agar siswa mendapatkan penjelasan misalnya perihal buku modul. Selain itu, siswa juga diarahkan terkait pengenalan lingkungan, metode pembelajaran, bimbingan konseling, tugas laboratorium, dan lainnya. 

"Nanti pada saat akan kenaikan kelas atau ujian, juga akan ketemu lagi," terangnya lebih lanjut.

Syamsudin menuturkan, sekolah virtual belum bisa dibuka di sekolah lain lagi sampai pada tahun ajaran baru berikutnya.

"Di tengah jalan buka sekolah lagi, kan enggak bisa. Nanti bila ada PPDB lagi, kebijakannya mau berapa, kan. Nanti akan dikaji," ujar Syamsudin.

Saat ini sekolah virtual telah diikuti 72 siswa, dengan rincian 36 siswa di tiap sekolah. Adanya program ini membantu siswa dari keluarga kurang mampu serta menurunkan angka anak putus sekolah di Jateng karena permasalahan biaya.

"Dari sisi akses, (sekolah virtual) diutamakan untuk anak didik dari keluarga kurang mampu. Program ini kan sangat bermanfaat. Jadi memang anak-anak yang kemarin tidak ada harapan untuk masuk sekolah dan di sekolah negeri. Di dua kelas ini, dapat," jelas Syamsudin.

Meski demikian, tidak hanya sekolah virtual yang menjadi satu-satunya program mengurangi angka putus sekolah. Tapi, juga ada peran sekolah swasta.

"Dari sekolah swasta mau memfasilitasi meringankan beban anak sekolah," tambahnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu