Follow Us :              

Program Ganjar Lancar, Rembang Tinggalkan Zona Merah Legam Menuju Hijau Hanya Dalam Tempo 3 Bulan

  02 March 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 1989 
Kategori :
Bagikan :


Program Ganjar Lancar, Rembang Tinggalkan Zona Merah Legam Menuju Hijau Hanya Dalam Tempo 3 Bulan

02 March 2021 | 10:00:00 | dibaca : 1989
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

Kabupaten Rembang sukses menjalankan program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan gerakan Jogo Tonggo yang dicanangkan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Hasilnya, dalam tempo tak lebih dari tiga bulan, akhir Desember 2020-awal Maret 2021, daerah ini berhasil beranjak dari zona merah legam menjadi kuning kehijauan. 

Seperti dipaparkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr Ali Syafii di hadapan Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kabupaten Rembang, Edy Supriyanta pada Selasa (2/03/2021), sejak Juli 2020 wilayah kabupaten Rembang sudah mulai masuk zona merah. Walau sempat menurun tapi kemudian naik lagi. Puncaknya pada akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021 terjadi lonjakan kasus ini  mencapai 517 kasus positif dan kematian 57 jiwa. Libur panjang menjelang tahun baru 2021 memicu pergerakan masyarakat pergi dan datang wilayah itu. Gempita merayakan liburan tahun baru membuat banyak masyarakat abai protokol kesehatan. 

Awalnya, saat mulai terjangkit kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri lebih dini masih sangat rendah. Alasan utamanya, mereka takut didiagnosa positif COVID-19, yang akan membuat mereka dikucilkan masyarakat. Mereka baru berbondong-bondong datang ke rumah sakit atau Puskesmas saat sudah parah, akibatnya mereka harus menjalani rawat inap. 

Kebutuhan rawat inap yang sangat banyak membuat rumah sakit kelebihan kapasitas. "Walau ruang perawatan terus ditambah sampai 150, itu pun tetap tidak cukup. Rumah sakit kelebihan kapasitas. Bahkan ada pasien yang butuh kamar sampai harus  menunggu di UGD  20jam," katanya. 

Berkat usaha pemerintah melakukan sosialisasi dan patroli penerapan protokol secara masif serta kerja keras tenaga kesehatan, kondisi berangsur membaik. 
Masyarakat sadar dan mau berperan aktif, ini yang membuat kabupaten Rembang bisa bergegas bangkit. PPKM dan Jogo Tonggo diterapkan dengan baik dan merata. Hasilnya sangat signifikan, awal Maret 2021, hanya ada 11 penambahan kasus, tanpa penambahan kasus meninggal dunia. "Jika trend penurunan terus stabil, tidak lama lagi kita bisa masuk zona hijau," tegasnya. 

Salah satu kecamatan yang berhasil menerapkan program PPKM dan Jogo Tonggo adalah Kecamatan Rembang. Kecamatan dengan jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak di Kabupaten Rembang. Sinergi pemerintah dan dukungan masyarakat yang baik membuat wilayah ini terus mengalami penurunan jumlah kasus Covid-19. Hingga 1 Maret 2021 kemarin tinggal 14 kasus positif. Semua sudah dalam penanganan tenaga kesehatan, baik yang perawatan di rumah sakit maupun yang isolasi mandiri. 

Salah satu yang sedang menjalani isolasi mandiri adalah warga kelurahan Leteh. Kondisinya dilaporkan baik dan selalu terpantau tenaga kesehatan. Dukungan warga ditunjukkan dengan memberikan bahan makanan harian hingga mas isolasi selesai. Gerakan Jogo Tonggo seperti ini berjalan baik dengan dukungan Pokdarwis dan ibu-ibu PKK. 

Dua komunitas ini aktif membantu mengatasi penyebaran COVID-19, dari mulai melaporkan jika menemukan warga yang diduga terjangkit COVID-19 untuk dilaporkan ke bidan desa dan perawat binaan desa,  sampai memberikan bantuan makanan secara swadaya pada selama 14 saat yang terjangkit menjalani masa isolasi mandiri. 

Pj Sekda Kabupaten Rembang, Edy Supriyanta mengapresiasi penanganan pandemi COVID-19 oleh semua pihak di wilayahnya, termasuk Forkopimdacam dan PKK. 

"Masyarakat Rembang itu luar biasa. Mereka bisa cepat belajar dari yang sudah terjadi. Itu yang membuat penanganan COVID-19 di Rembang bisa seperti ini," katanya.


Bagikan :

Kabupaten Rembang sukses menjalankan program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan gerakan Jogo Tonggo yang dicanangkan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Hasilnya, dalam tempo tak lebih dari tiga bulan, akhir Desember 2020-awal Maret 2021, daerah ini berhasil beranjak dari zona merah legam menjadi kuning kehijauan. 

Seperti dipaparkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr Ali Syafii di hadapan Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kabupaten Rembang, Edy Supriyanta pada Selasa (2/03/2021), sejak Juli 2020 wilayah kabupaten Rembang sudah mulai masuk zona merah. Walau sempat menurun tapi kemudian naik lagi. Puncaknya pada akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021 terjadi lonjakan kasus ini  mencapai 517 kasus positif dan kematian 57 jiwa. Libur panjang menjelang tahun baru 2021 memicu pergerakan masyarakat pergi dan datang wilayah itu. Gempita merayakan liburan tahun baru membuat banyak masyarakat abai protokol kesehatan. 

Awalnya, saat mulai terjangkit kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri lebih dini masih sangat rendah. Alasan utamanya, mereka takut didiagnosa positif COVID-19, yang akan membuat mereka dikucilkan masyarakat. Mereka baru berbondong-bondong datang ke rumah sakit atau Puskesmas saat sudah parah, akibatnya mereka harus menjalani rawat inap. 

Kebutuhan rawat inap yang sangat banyak membuat rumah sakit kelebihan kapasitas. "Walau ruang perawatan terus ditambah sampai 150, itu pun tetap tidak cukup. Rumah sakit kelebihan kapasitas. Bahkan ada pasien yang butuh kamar sampai harus  menunggu di UGD  20jam," katanya. 

Berkat usaha pemerintah melakukan sosialisasi dan patroli penerapan protokol secara masif serta kerja keras tenaga kesehatan, kondisi berangsur membaik. 
Masyarakat sadar dan mau berperan aktif, ini yang membuat kabupaten Rembang bisa bergegas bangkit. PPKM dan Jogo Tonggo diterapkan dengan baik dan merata. Hasilnya sangat signifikan, awal Maret 2021, hanya ada 11 penambahan kasus, tanpa penambahan kasus meninggal dunia. "Jika trend penurunan terus stabil, tidak lama lagi kita bisa masuk zona hijau," tegasnya. 

Salah satu kecamatan yang berhasil menerapkan program PPKM dan Jogo Tonggo adalah Kecamatan Rembang. Kecamatan dengan jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak di Kabupaten Rembang. Sinergi pemerintah dan dukungan masyarakat yang baik membuat wilayah ini terus mengalami penurunan jumlah kasus Covid-19. Hingga 1 Maret 2021 kemarin tinggal 14 kasus positif. Semua sudah dalam penanganan tenaga kesehatan, baik yang perawatan di rumah sakit maupun yang isolasi mandiri. 

Salah satu yang sedang menjalani isolasi mandiri adalah warga kelurahan Leteh. Kondisinya dilaporkan baik dan selalu terpantau tenaga kesehatan. Dukungan warga ditunjukkan dengan memberikan bahan makanan harian hingga mas isolasi selesai. Gerakan Jogo Tonggo seperti ini berjalan baik dengan dukungan Pokdarwis dan ibu-ibu PKK. 

Dua komunitas ini aktif membantu mengatasi penyebaran COVID-19, dari mulai melaporkan jika menemukan warga yang diduga terjangkit COVID-19 untuk dilaporkan ke bidan desa dan perawat binaan desa,  sampai memberikan bantuan makanan secara swadaya pada selama 14 saat yang terjangkit menjalani masa isolasi mandiri. 

Pj Sekda Kabupaten Rembang, Edy Supriyanta mengapresiasi penanganan pandemi COVID-19 oleh semua pihak di wilayahnya, termasuk Forkopimdacam dan PKK. 

"Masyarakat Rembang itu luar biasa. Mereka bisa cepat belajar dari yang sudah terjadi. Itu yang membuat penanganan COVID-19 di Rembang bisa seperti ini," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu