Follow Us :              

Taj Yasin Minta Masifkan Edukasi dan Sosialisasi Pentingnya Donor Plasma Konvalesen

  12 March 2021  |   09:00:00  |   dibaca : 769 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Minta Masifkan Edukasi dan Sosialisasi Pentingnya Donor Plasma Konvalesen

12 March 2021 | 09:00:00 | dibaca : 769
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat harus bergotong royong  mengedukasi dan mendorong penyintas COVID-19 agar bersedia mendonorkan plasma konvalesennya. Dengan demikian, dapat menekan jumlah angka pasien yang terpapar COVID-19. Pernyataan itu disampaikan Wakil  Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menjadi narasumber diskusi virtual "Ngobrol Virtual Percepat Penanganan COVID-19 dengan Plasma Konvalesen" di ruang kerjanya, Jumat (12/3/2021).


Mengacu pada data corona.jatengprov.go.id sebaran kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada 10 Maret 2021, jumlah terkonfimasi positif baik yang menjalani perawatan maupun isolasi mandiri, tercatat 5.961 pasien. Jumlah yang terkonfirmasi sembuh 144.093 orang, sedangkan meninggal ada 19.063 orang.
Besarnya jumlah pasien Covid-19 yang sembuh ini, menurut Taj Yasin, bisa menjadi potensi pendonor plasma konvalesen yang bisa membantu penyembuhan pasien Covid-19. 

"Dari jumlah pasien yang sembuh sebanyak 144.093 orang, jika 50 persen atau sekitar 72 ribu orang yang pernah terpapar COVID-19 mau mendonorkan plasma konvalesen, maka mereka bisa menolong banyak pasien yang saat ini sedang dirawat," jelas Taj Yasin. 

Taj Yasin sempat mendapat laporan efektifitas metode donor plasma konvalesen dalan penanganan penyembuhan pasien COVID-19. Ketika itu seorang santri penyintas Covid-19 di Pesantren Al-Anwar Rembang diminta untuk  mendonorkan plasma konvalesennya bagi seorang pasien Covid-19. Karena golongan darahnya sama dan memenuhi syarat donor, proses penyembuhan pasien tersebut berhasil dengan baik. 

Lebih lanjut, agar banyak orang yang bersedia menjadi pendonor plasma kovalesen diperlukan sosialisasi dan edukasi yang masif kepada masyarakat umum. Terutama penjelasan tentang syarat-syarat menjadi pendonor sekaligus hal-hal positif yang didapat pendonor. 

Untuk itu, harus ada edukasi dan komunikasi antara petugas medis dengan pasien, baik petugas rumah sakit, Palang Merah Indonesia (PMI), maupun di tempat-tempat isolasi terpusat. Selain itu, data dan riwayat pasien COVID-19 harus sinkron, sehingga saat ada pasien butuh donor plasma konvalesen, petugas dapat lebih mudah mencari pendonor. 

"Saya mengimbau kepada penyintas atau alumni COVID-19, ayo donorkan plasma konvalesen untuk keselamatan anak bangsa, "pinta Taj Yasin. 

Setali tiga uang, anggota Tim Satgas COVID -19 Jateng dr. Budi Laksono, berharap semua petugas medis yang merawat pasien dapat memotivasi penyintas supaya sukarela mendonorkan plasma konvalesen. Terapi plasma konvalesen dalam pengobatan bukan hal baru, terapi ini pernah dilakukan untuk pengobatan saat wabah flu babi, Ebola, SARS, dan MERS. 

"Kita harus memberikan edukasi kepada penyintas, bahwa pendonor plasma itu istimewa, orang yang ditunjuk Tuhan untuk membantu orang lain. Karena orang membantu sesama dengan uang itu sudah biasa, tapi mendonorkan plasma konvalesen itu tidak semua bisa melakukan," beber Budi Laksono.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat harus bergotong royong  mengedukasi dan mendorong penyintas COVID-19 agar bersedia mendonorkan plasma konvalesennya. Dengan demikian, dapat menekan jumlah angka pasien yang terpapar COVID-19. Pernyataan itu disampaikan Wakil  Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menjadi narasumber diskusi virtual "Ngobrol Virtual Percepat Penanganan COVID-19 dengan Plasma Konvalesen" di ruang kerjanya, Jumat (12/3/2021).


Mengacu pada data corona.jatengprov.go.id sebaran kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada 10 Maret 2021, jumlah terkonfimasi positif baik yang menjalani perawatan maupun isolasi mandiri, tercatat 5.961 pasien. Jumlah yang terkonfirmasi sembuh 144.093 orang, sedangkan meninggal ada 19.063 orang.
Besarnya jumlah pasien Covid-19 yang sembuh ini, menurut Taj Yasin, bisa menjadi potensi pendonor plasma konvalesen yang bisa membantu penyembuhan pasien Covid-19. 

"Dari jumlah pasien yang sembuh sebanyak 144.093 orang, jika 50 persen atau sekitar 72 ribu orang yang pernah terpapar COVID-19 mau mendonorkan plasma konvalesen, maka mereka bisa menolong banyak pasien yang saat ini sedang dirawat," jelas Taj Yasin. 

Taj Yasin sempat mendapat laporan efektifitas metode donor plasma konvalesen dalan penanganan penyembuhan pasien COVID-19. Ketika itu seorang santri penyintas Covid-19 di Pesantren Al-Anwar Rembang diminta untuk  mendonorkan plasma konvalesennya bagi seorang pasien Covid-19. Karena golongan darahnya sama dan memenuhi syarat donor, proses penyembuhan pasien tersebut berhasil dengan baik. 

Lebih lanjut, agar banyak orang yang bersedia menjadi pendonor plasma kovalesen diperlukan sosialisasi dan edukasi yang masif kepada masyarakat umum. Terutama penjelasan tentang syarat-syarat menjadi pendonor sekaligus hal-hal positif yang didapat pendonor. 

Untuk itu, harus ada edukasi dan komunikasi antara petugas medis dengan pasien, baik petugas rumah sakit, Palang Merah Indonesia (PMI), maupun di tempat-tempat isolasi terpusat. Selain itu, data dan riwayat pasien COVID-19 harus sinkron, sehingga saat ada pasien butuh donor plasma konvalesen, petugas dapat lebih mudah mencari pendonor. 

"Saya mengimbau kepada penyintas atau alumni COVID-19, ayo donorkan plasma konvalesen untuk keselamatan anak bangsa, "pinta Taj Yasin. 

Setali tiga uang, anggota Tim Satgas COVID -19 Jateng dr. Budi Laksono, berharap semua petugas medis yang merawat pasien dapat memotivasi penyintas supaya sukarela mendonorkan plasma konvalesen. Terapi plasma konvalesen dalam pengobatan bukan hal baru, terapi ini pernah dilakukan untuk pengobatan saat wabah flu babi, Ebola, SARS, dan MERS. 

"Kita harus memberikan edukasi kepada penyintas, bahwa pendonor plasma itu istimewa, orang yang ditunjuk Tuhan untuk membantu orang lain. Karena orang membantu sesama dengan uang itu sudah biasa, tapi mendonorkan plasma konvalesen itu tidak semua bisa melakukan," beber Budi Laksono.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu