Follow Us :              

Ganjar Siap Memfasilitasi Permodalan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif

  29 March 2021  |   16:00:00  |   dibaca : 1838 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Siap Memfasilitasi Permodalan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif

29 March 2021 | 16:00:00 | dibaca : 1838
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

KLATEN - Jika biasanya kain lurik hanya untuk surjan atau baju adat, di tangan Suji Pamungkas, kain tebal, kaku dan berwarna coklat tua itu bisa didesain dengan bagus dan kekinian. 

Mantan Mas Klaten ini berhasil mengembangkan lurik menjadi mode yang digemari anak muda dengan mengkombinasikan motif batik dalam setiap produknya. 

Kabar moncernya Batik Tole membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo penasaran. Dalam lawatannya mengecek persiapan sekolah tatap muka dan vaksinasi di Kabupaten Klaten, Senin (29/3/2021), Ganjar menyempatkan mampir ke rumah Suji Pamungkas. 

Di tempat itu, Ganjar langsung disambut dengan rentetan produk batik lurik seperti kemeja, jaket, hingga blus yang unik. Ganjar pun langsung membeli sejumlah produk yang dihasilkan Batik Tole. 

"Mas Suji Pamungkas ini menarik, dia berhasil mengembangkan produk lokal Klaten, lurik,  jadi lebih baik. Ia yang pernah jadi Mas Klaten loyal dengan profesinya untuk mengembangkan fashion yang kini terkenal," katanya. 

Menurut Ganjar, cara Suji merupakan bagian dari pengembangan ekonomi kreatif anak muda yang harus terus didukung, karena mengangkat potensi lokal. 

"Sekarang lurik Klaten berkembang bagus, tidak seperti dulu yang tebal dan panas dan hanya digunakan untuk baju adat. Sekarang bisa dipakai umum dan desainnya anak muda banget," imbuhnya. 

Ganjar mengatakan akan terus mendorong inovasi dan kreasi anak muda di Jateng. Selain pendampingan, pihaknya juga telah membuat ruang khusus untuk menampung kreasi anak muda, bernama hetero space. 

"Kalau mau bicara desain, bisa masuk hetero space. Kalau kesulitan akses modal, maka kami dekatkan ( dengan lembaga peminjaman modal ). Ada KUR dan ada Bank Jateng yang siap memfasilitasi. Kalau pemasarannya sulit, kami bantu agar bisa masuk ke marketplace-marketplace raksasa nasional. Pasti itu bisa nendang. Tinggal disiapkan kualitas dan design yang bagus saja," pungkasnya. 

Sementara itu, Suji mengatakan akan terus berinovasi dalam mengembangkan batik lurik miliknya. Saat ini saja, tak kurang dari 100 produk mampu terjual dalam sebulan. Itupun di luar produk pesanan. 

"Jadi minatnya cukup tinggi. Selain dari nasional, pernah ada warga Belanda yang membeli produk kami," kata Suji. 

Ia mengatakan tertarik mengangkat lurik karena memiliki nilai historis yang tinggi. Selain itu, potensi lurik menurutnya bisa dikembangkan lebih jauh, dibanding hanya sebagai jarik gendong atau pakaian adat semata. 

"Saya ingin anak-anak muda ke mall berani pakai lurik. Dengan design yang cocok, mereka merasa lebih trendi. Tentu saya akan terus kembangkan dengan design dan ciri khas yang lebih banyak," ucapnya.


Bagikan :

KLATEN - Jika biasanya kain lurik hanya untuk surjan atau baju adat, di tangan Suji Pamungkas, kain tebal, kaku dan berwarna coklat tua itu bisa didesain dengan bagus dan kekinian. 

Mantan Mas Klaten ini berhasil mengembangkan lurik menjadi mode yang digemari anak muda dengan mengkombinasikan motif batik dalam setiap produknya. 

Kabar moncernya Batik Tole membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo penasaran. Dalam lawatannya mengecek persiapan sekolah tatap muka dan vaksinasi di Kabupaten Klaten, Senin (29/3/2021), Ganjar menyempatkan mampir ke rumah Suji Pamungkas. 

Di tempat itu, Ganjar langsung disambut dengan rentetan produk batik lurik seperti kemeja, jaket, hingga blus yang unik. Ganjar pun langsung membeli sejumlah produk yang dihasilkan Batik Tole. 

"Mas Suji Pamungkas ini menarik, dia berhasil mengembangkan produk lokal Klaten, lurik,  jadi lebih baik. Ia yang pernah jadi Mas Klaten loyal dengan profesinya untuk mengembangkan fashion yang kini terkenal," katanya. 

Menurut Ganjar, cara Suji merupakan bagian dari pengembangan ekonomi kreatif anak muda yang harus terus didukung, karena mengangkat potensi lokal. 

"Sekarang lurik Klaten berkembang bagus, tidak seperti dulu yang tebal dan panas dan hanya digunakan untuk baju adat. Sekarang bisa dipakai umum dan desainnya anak muda banget," imbuhnya. 

Ganjar mengatakan akan terus mendorong inovasi dan kreasi anak muda di Jateng. Selain pendampingan, pihaknya juga telah membuat ruang khusus untuk menampung kreasi anak muda, bernama hetero space. 

"Kalau mau bicara desain, bisa masuk hetero space. Kalau kesulitan akses modal, maka kami dekatkan ( dengan lembaga peminjaman modal ). Ada KUR dan ada Bank Jateng yang siap memfasilitasi. Kalau pemasarannya sulit, kami bantu agar bisa masuk ke marketplace-marketplace raksasa nasional. Pasti itu bisa nendang. Tinggal disiapkan kualitas dan design yang bagus saja," pungkasnya. 

Sementara itu, Suji mengatakan akan terus berinovasi dalam mengembangkan batik lurik miliknya. Saat ini saja, tak kurang dari 100 produk mampu terjual dalam sebulan. Itupun di luar produk pesanan. 

"Jadi minatnya cukup tinggi. Selain dari nasional, pernah ada warga Belanda yang membeli produk kami," kata Suji. 

Ia mengatakan tertarik mengangkat lurik karena memiliki nilai historis yang tinggi. Selain itu, potensi lurik menurutnya bisa dikembangkan lebih jauh, dibanding hanya sebagai jarik gendong atau pakaian adat semata. 

"Saya ingin anak-anak muda ke mall berani pakai lurik. Dengan design yang cocok, mereka merasa lebih trendi. Tentu saya akan terus kembangkan dengan design dan ciri khas yang lebih banyak," ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu