Follow Us :              

Ganjar Sampaikan Pentingnya Sinergitas Ulama dan Umara Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Musda X MUI Jateng

  07 April 2021  |   15:00:00  |   dibaca : 1473 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Sampaikan Pentingnya Sinergitas Ulama dan Umara Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Musda X MUI Jateng

07 April 2021 | 15:00:00 | dibaca : 1473
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membuka Musyawarah Daerah (Musda) X MUI Jawa Tengah di Hotel Grasia, Semarang, Rabu (7/4/2021). 

Musda dilaksanakan secara luring dan daring, dengan protokol kesehatan yang ketat. Tema yang diangkat adalah "Memantapkan Peran MUI sebagai Mitra Strategis Pemerintah dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah untuk Keadilan dan Pengentasan Kemiskinan". 

"Saya mengapresiasi, karena temanya ini pengentasan kemiskinan, sehingga in line dengan yang kemarin Baznas lakukan," kata Ganjar dalam sambutannya. 

Ia juga menyampaikan, sinergitas ulama dan umara di Jawa Tengah dalam konteks penyelesaian masalah, juga berjalan baik. Artinya, jika ada persoalan tidak terpecahkan atau muncul kebingungan, maka ulama menjadi tempat untuk bertanya. Ulamalah yang kemudian bisa memberikan arahan, tentunya dengan ilmu agama yang dimilikinya. 

"Ini bukan hanya sekarang, tetapi sudah berkali-kali kami berkomunikasi. Kalau ada persoalan di Jawa Tengah, dan saya tidak bisa menyelesaikan, apalagi terkait dengan agama, pasti saya matur (bilang) kepada ulama dan kiai. Demikian juga ketika dari TNI, Polri, dan intelijen mendapat informasi, yang sepertinya tokoh agama yang harus ngendikan (menyampaikan) maka saat itu kita feeding ( memberikan informasi-informasi bagi ulama ) ” katanya. 

Salah satu contoh sinergi ulama-umara adalah, adanya tema yang sama, dalam khotbah Jumat di seluruh Jawa Tengah. Bahkan, belum lama ini Ganjar bersama MUI Jawa Tengah serta perguruan tinggi, sekolah, dan pondok pesantren berdiskusi dan merumuskan bersama pola pendidikan yang tepat, khususnya dalam menangkal radikalisme. 

"Inilah cara kita bersinergi, dan kita harapkan, ini terus berlanjut dalam menyelesaikan masalah yang ada di Jawa Tengah, sehingga suasana adem dan kondusif. Itu bisa membuat orang senang dan bahagia tinggal di Jawa Tengah," ungkapnya. 

"Kalau itu sudah baik, maka di atasnya akan baik. Urusan ekonomi baik, urusan orang beribadah baik, orang bersosial baik, dan urusan berpolitik juga baik. Tidak ngamukan, dalam menyampaikan persoalan juga baik, sehingga Pak Polisi tidak setiap hari jaga. Kalau setiap hari TNI Polri jaga,  jadi seperti akan perang. Kalau itu bisa diberikan, maka semua dalam kesejukan. Kita juga menerima masukan dan kritik, sehingga semua berjalan baik," lanjut Ganjar. 

Sementara itu Ketua MUI Pusat, Miftachul Akhyar mengatakan, pada era disrupsi seperti ini, majelis ulama memiliki peran penting untuk terus memberikan solusi dan penerangan kepada masyarakat. Musda MUI Jateng diharapkan juga  mempersiapkan antisipasi situasi atau tantangan ke depan. 

"Kiprah ulama diharapkan untuk memberikan solusi dunia. Maka kita harus kerahkan segenap kemampuan untuk menghadirkan program yang baik dan menjadi solusi yang dinantikan oleh umat Indonesia, bahkan dunia," katanya. 

Ia menambahkan, dalam menghadapi bonus demografi yang terjadi, majelis ulama juga diharapkan bisa memberikan arahan dan mengisi kecerahan jiwa dan hati masyarakat. 

"Kalau hanya kepintaran atau kecerdasan otak saja tanpa diimbangi kecerdasan jiwa dan hati, bisa saja bonus demografi berubah menjadi bencana demografi," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membuka Musyawarah Daerah (Musda) X MUI Jawa Tengah di Hotel Grasia, Semarang, Rabu (7/4/2021). 

Musda dilaksanakan secara luring dan daring, dengan protokol kesehatan yang ketat. Tema yang diangkat adalah "Memantapkan Peran MUI sebagai Mitra Strategis Pemerintah dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah untuk Keadilan dan Pengentasan Kemiskinan". 

"Saya mengapresiasi, karena temanya ini pengentasan kemiskinan, sehingga in line dengan yang kemarin Baznas lakukan," kata Ganjar dalam sambutannya. 

Ia juga menyampaikan, sinergitas ulama dan umara di Jawa Tengah dalam konteks penyelesaian masalah, juga berjalan baik. Artinya, jika ada persoalan tidak terpecahkan atau muncul kebingungan, maka ulama menjadi tempat untuk bertanya. Ulamalah yang kemudian bisa memberikan arahan, tentunya dengan ilmu agama yang dimilikinya. 

"Ini bukan hanya sekarang, tetapi sudah berkali-kali kami berkomunikasi. Kalau ada persoalan di Jawa Tengah, dan saya tidak bisa menyelesaikan, apalagi terkait dengan agama, pasti saya matur (bilang) kepada ulama dan kiai. Demikian juga ketika dari TNI, Polri, dan intelijen mendapat informasi, yang sepertinya tokoh agama yang harus ngendikan (menyampaikan) maka saat itu kita feeding ( memberikan informasi-informasi bagi ulama ) ” katanya. 

Salah satu contoh sinergi ulama-umara adalah, adanya tema yang sama, dalam khotbah Jumat di seluruh Jawa Tengah. Bahkan, belum lama ini Ganjar bersama MUI Jawa Tengah serta perguruan tinggi, sekolah, dan pondok pesantren berdiskusi dan merumuskan bersama pola pendidikan yang tepat, khususnya dalam menangkal radikalisme. 

"Inilah cara kita bersinergi, dan kita harapkan, ini terus berlanjut dalam menyelesaikan masalah yang ada di Jawa Tengah, sehingga suasana adem dan kondusif. Itu bisa membuat orang senang dan bahagia tinggal di Jawa Tengah," ungkapnya. 

"Kalau itu sudah baik, maka di atasnya akan baik. Urusan ekonomi baik, urusan orang beribadah baik, orang bersosial baik, dan urusan berpolitik juga baik. Tidak ngamukan, dalam menyampaikan persoalan juga baik, sehingga Pak Polisi tidak setiap hari jaga. Kalau setiap hari TNI Polri jaga,  jadi seperti akan perang. Kalau itu bisa diberikan, maka semua dalam kesejukan. Kita juga menerima masukan dan kritik, sehingga semua berjalan baik," lanjut Ganjar. 

Sementara itu Ketua MUI Pusat, Miftachul Akhyar mengatakan, pada era disrupsi seperti ini, majelis ulama memiliki peran penting untuk terus memberikan solusi dan penerangan kepada masyarakat. Musda MUI Jateng diharapkan juga  mempersiapkan antisipasi situasi atau tantangan ke depan. 

"Kiprah ulama diharapkan untuk memberikan solusi dunia. Maka kita harus kerahkan segenap kemampuan untuk menghadirkan program yang baik dan menjadi solusi yang dinantikan oleh umat Indonesia, bahkan dunia," katanya. 

Ia menambahkan, dalam menghadapi bonus demografi yang terjadi, majelis ulama juga diharapkan bisa memberikan arahan dan mengisi kecerahan jiwa dan hati masyarakat. 

"Kalau hanya kepintaran atau kecerdasan otak saja tanpa diimbangi kecerdasan jiwa dan hati, bisa saja bonus demografi berubah menjadi bencana demografi," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu