Follow Us :              

Tidak Hanya Prambanan, Borobudur Siap Adaptasi Relief Candi Jadi Pagelaran Sendratari

  08 April 2021  |   17:00:00  |   dibaca : 1504 
Kategori :
Bagikan :


Tidak Hanya Prambanan, Borobudur Siap Adaptasi Relief Candi Jadi Pagelaran Sendratari

08 April 2021 | 17:00:00 | dibaca : 1504
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

MAGELANG - Jika sebelumnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bersama Trie Utami, Dewa Budjana dan Purwatjaraka bersama-sama mewujudkan seni musik yang tertera dalam relief Borobudur, kini ada seni tari yang terinspirasi dari cerita di sana. 

Relief-relief yang terukir di dinding Candi Borobudur itu sebentar lagi akan menjadi suguhan sendratari yang menarik. Balai Konservasi Candi Borobudur, telah menggandeng sanggar-sanggar tari di Magelang untuk mewujudkan hal itu. Hal ini tentu saja membuat Ganjar gembira. 

“Ini nanti pasti akan menjadi pertunjukan yang sangat menarik. Setelah tadi saya membahas seni musik, sekarang ada seni tari. Ini luar biasa," ujar Ganjar pada Kamis (8/4/2021). 

Ia memang mendorong pembangunan kawasan Borobudur agar tidak hanya fokus pada bangunan fisik, namun juga seni, budaya, arsitektur, lingkungan dan lainnya. Hal ini akan menambah daya tarik objek wisata. 

"Sehingga wisatawan yang datang tidak akan bosan. Dia akan benar-benar mendapatkan soul dari Borobudur," pungkasnya. 

Sementara itu, Seksi Dokumentasi dan Publikasi Balai Konservasi Borobudur, Isni Wahyuningsih mengatakan beberapa cerita dalam relief telah dipelajari dan dibuat koreografinya. Diketahui, terdapat lebih dari 1200 relief di Candi Borobudur yang memiliki cerita menarik. 

"Kami telah mengkaji potensi relief itu, dan mengintepretasikan cerita-cerita dalam relief itu dalam bentuk tarian. Ada banyak cerita, misalnya Karmawibhangga, Lalitawistara, Jataka Awadana, Gandawyuha dan lain sebagainya," kata Isni. 

Dari cerita-cerita di relief itu, pihaknya telah membuat koreografi-koreografi untuk dituangkan dalam bentuk tari. Untuk mewujudkan hal itu, Balai Konservasi Borobudur telah menggandeng sangar-sanggar tari dan masyarakat sekitar. 

"Hal ini penting, karena pemaknaan dan nilai-nilai di relief itu diberikan pada generasi penerus untuk pembelajaran. Jadi tidak hanya fisiknya yang kami lestarikan, tapi juga nilainya," jelasnya. 

Dari sekian banyak potensi seni tari relief candi Borobudur, karena kendala pamdemi, pihaknya baru mengembangkan 6 tarian. 

"Karena pandemi ini, workshopnya dibatasi. Kami baru mengembangkan enam tarian dan menggandeng enam sanggar. Tarian kami ambil dari cerita Jataka Awanda, salah satunya kisah Manohara," pungkasnya.


Bagikan :

MAGELANG - Jika sebelumnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bersama Trie Utami, Dewa Budjana dan Purwatjaraka bersama-sama mewujudkan seni musik yang tertera dalam relief Borobudur, kini ada seni tari yang terinspirasi dari cerita di sana. 

Relief-relief yang terukir di dinding Candi Borobudur itu sebentar lagi akan menjadi suguhan sendratari yang menarik. Balai Konservasi Candi Borobudur, telah menggandeng sanggar-sanggar tari di Magelang untuk mewujudkan hal itu. Hal ini tentu saja membuat Ganjar gembira. 

“Ini nanti pasti akan menjadi pertunjukan yang sangat menarik. Setelah tadi saya membahas seni musik, sekarang ada seni tari. Ini luar biasa," ujar Ganjar pada Kamis (8/4/2021). 

Ia memang mendorong pembangunan kawasan Borobudur agar tidak hanya fokus pada bangunan fisik, namun juga seni, budaya, arsitektur, lingkungan dan lainnya. Hal ini akan menambah daya tarik objek wisata. 

"Sehingga wisatawan yang datang tidak akan bosan. Dia akan benar-benar mendapatkan soul dari Borobudur," pungkasnya. 

Sementara itu, Seksi Dokumentasi dan Publikasi Balai Konservasi Borobudur, Isni Wahyuningsih mengatakan beberapa cerita dalam relief telah dipelajari dan dibuat koreografinya. Diketahui, terdapat lebih dari 1200 relief di Candi Borobudur yang memiliki cerita menarik. 

"Kami telah mengkaji potensi relief itu, dan mengintepretasikan cerita-cerita dalam relief itu dalam bentuk tarian. Ada banyak cerita, misalnya Karmawibhangga, Lalitawistara, Jataka Awadana, Gandawyuha dan lain sebagainya," kata Isni. 

Dari cerita-cerita di relief itu, pihaknya telah membuat koreografi-koreografi untuk dituangkan dalam bentuk tari. Untuk mewujudkan hal itu, Balai Konservasi Borobudur telah menggandeng sangar-sanggar tari dan masyarakat sekitar. 

"Hal ini penting, karena pemaknaan dan nilai-nilai di relief itu diberikan pada generasi penerus untuk pembelajaran. Jadi tidak hanya fisiknya yang kami lestarikan, tapi juga nilainya," jelasnya. 

Dari sekian banyak potensi seni tari relief candi Borobudur, karena kendala pamdemi, pihaknya baru mengembangkan 6 tarian. 

"Karena pandemi ini, workshopnya dibatasi. Kami baru mengembangkan enam tarian dan menggandeng enam sanggar. Tarian kami ambil dari cerita Jataka Awanda, salah satunya kisah Manohara," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu