Follow Us :              

Dr. Rachel Harrison, Pegiat Tari Jawa Asal Inggris Ingin Wujudkan Impian Ikut Sendratari Borobudur

  08 April 2021  |   17:00:00  |   dibaca : 1869 
Kategori :
Bagikan :


Dr. Rachel Harrison, Pegiat Tari Jawa Asal Inggris Ingin Wujudkan Impian Ikut Sendratari Borobudur

08 April 2021 | 17:00:00 | dibaca : 1869
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

MAGELANG - Bagi Rachel Harrison, ahli geologi asal Leicester Inggris, Jawa memiliki sesuatu yang sangat berharga, yakni kebudayaan. 

Kesenian Jawa, khususnya tari, menjadi minat utama sosok yang menamatkan gelar doktoralnya di Universitas Tasmania Australia ini. 

Hal itu yang membawa Rachel nekat keluar dari pekerjaan, pergi ke Magelang untuk menekuni kesenian tari Jawa. Ia memimpikan bisa menjadi salah satu penari pada pagelaran sendratari jawa klasik di Candi Borobudur. 

"Impian besar saya menggelar sendratari Jawa klasik di Candi Borobudur. Di mana-mana sesuatu yang klasik, apalagi kesenian, ia memiliki akar sangat kuat di kehidupan masyarakat. ( Itu terjadi ) Entah itu di Eropa, Amerika maupun Jawa," kata Rachel , Kamis (8/4). 

Beberapa ahli tari Jawa, sebut saja Wisnu Wahyudi dan Medy Mardiana dari ISI Yogyakarta adalah gurunya. Rachel kini sudah menguasai beberapa tari klasik Jawa mulai dari Bedhaya, Gambyong, Srikandi Larasati dan lainnya. 

Sambil terus memperdalam pengetahuan di bidang seni dan budaya jawa, Rachel membuka sanggar seni di rumahnya. Sanggar yang ia dirikan sejak 2016 di Dusun Pete, Borobudur itu, ia beri nama Sanggar Seni Joglo Pete. 

Setidaknya, terdapat 12 tarian Jawa klasik yang kini diajarkan itu akhirnya menular pada warga sekitar. Bapak-bapak dan ibu-ibu turut nyengkuyung ( bergabung ) di sanggar sebagai pengrawit atau penabuh gamelan. 

Dalam kurun waktu lima tahun, Rachel sudah menari di puluhan bahkan ratusan panggung. Dari pertunjukan kaki lima hingga kolaborasi seniman antar bangsa. 

Pada Kamis (8/4/2021), di kediamannya yang menghadap langsung ke Candi Borobudur, Rachel bersama penari-penari cilik menyuguhkan beberapa tarian di hadapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Kunjungan Ganjar ke sanggar seni Joglo Pete itu merupakan salah satu rangkaian acaranya keliling kawasan Borobudur dalam rangka sebagai mandor pembangunan The New Order of Borobudur Temple. Selain infrastruktur, pembangunan sumberdaya manusia juga jadi fokus utamanya. 

"Biar tidak jadi kawasan wisata yang kering, kaku yang hanya mengandalkan bangunan fisik. Tapi juga benar-benar dihidupkan dengan kesenian dan budaya masyarakat setempat. Sanggar-sanggar kesenian seperti Joglo Pete ini adalah jantungnya," katanya. 

Ganjar sangat mengapresiasi mimpi Rachel yang ingin mementaskan sendratari Jawa klasik di halaman candi Buddha terbesar di dunia itu. 

"Sebelum ke sini, juga melihat proses menari di Balai Konservasi Borobudur, di sana mereka latihan tari yang terinspirasi reliaf-relief di candi Borobudur. Itu jadi ide yang sangat menarik untuk direalisasikan, dan ini adalah sanggar yang sangat bagus," katanya. 

Apresiasi dari Ganjar, membuat Rachel bahagia dan kian bersemangat. Ia akan terus berkarya dan mewujudkan impiannya menggelar mahakarya di bawah kemegahan Candi Borobudur.


Bagikan :

MAGELANG - Bagi Rachel Harrison, ahli geologi asal Leicester Inggris, Jawa memiliki sesuatu yang sangat berharga, yakni kebudayaan. 

Kesenian Jawa, khususnya tari, menjadi minat utama sosok yang menamatkan gelar doktoralnya di Universitas Tasmania Australia ini. 

Hal itu yang membawa Rachel nekat keluar dari pekerjaan, pergi ke Magelang untuk menekuni kesenian tari Jawa. Ia memimpikan bisa menjadi salah satu penari pada pagelaran sendratari jawa klasik di Candi Borobudur. 

"Impian besar saya menggelar sendratari Jawa klasik di Candi Borobudur. Di mana-mana sesuatu yang klasik, apalagi kesenian, ia memiliki akar sangat kuat di kehidupan masyarakat. ( Itu terjadi ) Entah itu di Eropa, Amerika maupun Jawa," kata Rachel , Kamis (8/4). 

Beberapa ahli tari Jawa, sebut saja Wisnu Wahyudi dan Medy Mardiana dari ISI Yogyakarta adalah gurunya. Rachel kini sudah menguasai beberapa tari klasik Jawa mulai dari Bedhaya, Gambyong, Srikandi Larasati dan lainnya. 

Sambil terus memperdalam pengetahuan di bidang seni dan budaya jawa, Rachel membuka sanggar seni di rumahnya. Sanggar yang ia dirikan sejak 2016 di Dusun Pete, Borobudur itu, ia beri nama Sanggar Seni Joglo Pete. 

Setidaknya, terdapat 12 tarian Jawa klasik yang kini diajarkan itu akhirnya menular pada warga sekitar. Bapak-bapak dan ibu-ibu turut nyengkuyung ( bergabung ) di sanggar sebagai pengrawit atau penabuh gamelan. 

Dalam kurun waktu lima tahun, Rachel sudah menari di puluhan bahkan ratusan panggung. Dari pertunjukan kaki lima hingga kolaborasi seniman antar bangsa. 

Pada Kamis (8/4/2021), di kediamannya yang menghadap langsung ke Candi Borobudur, Rachel bersama penari-penari cilik menyuguhkan beberapa tarian di hadapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Kunjungan Ganjar ke sanggar seni Joglo Pete itu merupakan salah satu rangkaian acaranya keliling kawasan Borobudur dalam rangka sebagai mandor pembangunan The New Order of Borobudur Temple. Selain infrastruktur, pembangunan sumberdaya manusia juga jadi fokus utamanya. 

"Biar tidak jadi kawasan wisata yang kering, kaku yang hanya mengandalkan bangunan fisik. Tapi juga benar-benar dihidupkan dengan kesenian dan budaya masyarakat setempat. Sanggar-sanggar kesenian seperti Joglo Pete ini adalah jantungnya," katanya. 

Ganjar sangat mengapresiasi mimpi Rachel yang ingin mementaskan sendratari Jawa klasik di halaman candi Buddha terbesar di dunia itu. 

"Sebelum ke sini, juga melihat proses menari di Balai Konservasi Borobudur, di sana mereka latihan tari yang terinspirasi reliaf-relief di candi Borobudur. Itu jadi ide yang sangat menarik untuk direalisasikan, dan ini adalah sanggar yang sangat bagus," katanya. 

Apresiasi dari Ganjar, membuat Rachel bahagia dan kian bersemangat. Ia akan terus berkarya dan mewujudkan impiannya menggelar mahakarya di bawah kemegahan Candi Borobudur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu