Follow Us :              

Sinergi Pemprov dan BPPSDMP, Jateng Peringkat 1 Produktifitas Pertanian Nasional

  10 June 2021  |   12:00:00  |   dibaca : 938 
Kategori :
Bagikan :


Sinergi Pemprov dan BPPSDMP, Jateng Peringkat 1 Produktifitas Pertanian Nasional

10 June 2021 | 12:00:00 | dibaca : 938
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi,  mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pembangunan sektor pertanian. Termasuk dalam penggunaan teknologi informasi dan beragam program untuk meningkatkan SDM dan produktivitas pertanian. 

"Kita mengapresiasi, Jawa Tengah menyalip Jawa Barat dan Jawa Timur, tahun lalu peringkat 3 sekarang rangking 1 produktivitas beras nasional. Artinya, ini tidak lepas dari kinerja (Pemerintah) Provinsi dan seluruh jajarannya," kata Dedi Nursyamsi saat audiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di ruang kerja , Kamis (10/6/2021). 

Terkait upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, Dedi mengatakan, BPPSDMP bersama dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota berusaha keras meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh di Provinsi Jawa Tengah. 

"Jawa Tengah merupakan Provinsi nomor 1 nasional, apabila produktivitas pertanian Jawa Tengah meningkat, maka (produktivitas pertanian) nasional (juga) pasti meningkat," katanya. 

Pembangunan kapasitas SDM pertanian dan tenaga penyuluh dimulai dengan pemberdayaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melalui program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) tingkat Kecamatan, termasuk pada bidang sarana dan prasarana. 

"Melalui BPP ini, kita perbaiki kantor dan sarana-prasarana, serta melengkapi IT. Sehingga (pada) tahun 2021 semua BPP di Jawa Tengah kita lengkapi dengan sarana IT, yaitu internet, komputer, dan modem. Semua itu kita gunakan untuk peningkatan SDM para penyuluh dan petani melalui pelatihan-pelatihan," jelas Dedi. 

Dedi menambahkan, salah satu pemanfaatan IT di sektor pertanian adalah melalui aplikasi Sipinjam. Sebuah sistem aplikasi yang merupakan terobosan dalam pengelolaan peminjaman alat pertanian milik pemerintah. Dengan adanya sistem aplikasi tersebut, proses peminjaman bisa lebih cepat, lebih tertib, dan lebih akurat. Selain aplikasi peminjaman alat, aplikasi lain yang digunakan petani Jawa Tengah adalah  Sipanen. 

"Ternyata pertanian modern bukan hanya omong doang, di Jateng sudah diimplementasikan. Bahkan tadi (ada) pengelolaan alat mesin pertanian yang dikelola oleh dinas. Ini keren di Jawa Tengah," katanya. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong pemanfaatan peralatan modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Bahkan, ia menambahkan, Pemerintah Pusat sudah mengadakan peralatan pertanian modern dan mendistribusikan ke Pemerintah Provinsi, Kabupaten, hingga Kecamatan. Kemampuan petani dalam mempergunakan peralatan inilah yang justru yang masih ada kendala 

"Tetapi memang, masyarakat masih awam menggunakan alat-alat tersebut. Kalaupun penggunaannya bisa, tetapi untuk memperbaiki atau perawatannya kurang, sehingga ini perlu kita dorong (untuk dilatih)," kata Taj Yasin. 

Padahal, menurut Taj Yasin, keberlanjutan penggunaan alat-alat pertanian tersebut sangat tergantung pada ketrampilan petani untuk merawat dan memperbaikinya. Selain dapat membantu memperpanjang usia alat, ketika mendesak akan digunakan tapi ada kerusakan, petani tidak perlu menunggu perbaikan dari pusat atau dari daerah yang lebih maju. 

"Tidak kalah penting adalah adanya pendataan peralatan. Sehingga siapapun yang meminjam alat pertanian milik pemerintah dapat diketahui mulai dari ketika mereka meminjamnya hingga kembali lagi. Temasuk adanya kerusakan, posisi alat, serta kondisi alat tersebut sebelum maupun setelah dipinjam," jelasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi,  mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pembangunan sektor pertanian. Termasuk dalam penggunaan teknologi informasi dan beragam program untuk meningkatkan SDM dan produktivitas pertanian. 

"Kita mengapresiasi, Jawa Tengah menyalip Jawa Barat dan Jawa Timur, tahun lalu peringkat 3 sekarang rangking 1 produktivitas beras nasional. Artinya, ini tidak lepas dari kinerja (Pemerintah) Provinsi dan seluruh jajarannya," kata Dedi Nursyamsi saat audiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di ruang kerja , Kamis (10/6/2021). 

Terkait upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, Dedi mengatakan, BPPSDMP bersama dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota berusaha keras meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh di Provinsi Jawa Tengah. 

"Jawa Tengah merupakan Provinsi nomor 1 nasional, apabila produktivitas pertanian Jawa Tengah meningkat, maka (produktivitas pertanian) nasional (juga) pasti meningkat," katanya. 

Pembangunan kapasitas SDM pertanian dan tenaga penyuluh dimulai dengan pemberdayaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melalui program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) tingkat Kecamatan, termasuk pada bidang sarana dan prasarana. 

"Melalui BPP ini, kita perbaiki kantor dan sarana-prasarana, serta melengkapi IT. Sehingga (pada) tahun 2021 semua BPP di Jawa Tengah kita lengkapi dengan sarana IT, yaitu internet, komputer, dan modem. Semua itu kita gunakan untuk peningkatan SDM para penyuluh dan petani melalui pelatihan-pelatihan," jelas Dedi. 

Dedi menambahkan, salah satu pemanfaatan IT di sektor pertanian adalah melalui aplikasi Sipinjam. Sebuah sistem aplikasi yang merupakan terobosan dalam pengelolaan peminjaman alat pertanian milik pemerintah. Dengan adanya sistem aplikasi tersebut, proses peminjaman bisa lebih cepat, lebih tertib, dan lebih akurat. Selain aplikasi peminjaman alat, aplikasi lain yang digunakan petani Jawa Tengah adalah  Sipanen. 

"Ternyata pertanian modern bukan hanya omong doang, di Jateng sudah diimplementasikan. Bahkan tadi (ada) pengelolaan alat mesin pertanian yang dikelola oleh dinas. Ini keren di Jawa Tengah," katanya. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong pemanfaatan peralatan modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Bahkan, ia menambahkan, Pemerintah Pusat sudah mengadakan peralatan pertanian modern dan mendistribusikan ke Pemerintah Provinsi, Kabupaten, hingga Kecamatan. Kemampuan petani dalam mempergunakan peralatan inilah yang justru yang masih ada kendala 

"Tetapi memang, masyarakat masih awam menggunakan alat-alat tersebut. Kalaupun penggunaannya bisa, tetapi untuk memperbaiki atau perawatannya kurang, sehingga ini perlu kita dorong (untuk dilatih)," kata Taj Yasin. 

Padahal, menurut Taj Yasin, keberlanjutan penggunaan alat-alat pertanian tersebut sangat tergantung pada ketrampilan petani untuk merawat dan memperbaikinya. Selain dapat membantu memperpanjang usia alat, ketika mendesak akan digunakan tapi ada kerusakan, petani tidak perlu menunggu perbaikan dari pusat atau dari daerah yang lebih maju. 

"Tidak kalah penting adalah adanya pendataan peralatan. Sehingga siapapun yang meminjam alat pertanian milik pemerintah dapat diketahui mulai dari ketika mereka meminjamnya hingga kembali lagi. Temasuk adanya kerusakan, posisi alat, serta kondisi alat tersebut sebelum maupun setelah dipinjam," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu