Follow Us :              

Taj Yasin Tegaskan Isoter Jateng Cover Kebutuhan Medis dan Konsumsi Pasien

  21 July 2021  |   19:00:00  |   dibaca : 808 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Tegaskan Isoter Jateng Cover Kebutuhan Medis dan Konsumsi Pasien

21 July 2021 | 19:00:00 | dibaca : 808
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG -Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengoptimalkan layanan dan fasilitas di tempat isolasi terpusat (isoter). Pasien Covid-19 tanpa gejala maupun bergejala ringan yang menjalani isoter tetap mendapatkan layanan medis dan obat gratis dari tim tenaga kesehatan.  

"Kami dengan pemerintah pusat sudah ada kesepakatan, bahwa tempat isolasi terpusat yang menurut opini masyarakat kalau di sana (isoter) tidak ada kawan dan tidak terawat, hari ini diputuskan di tempat isoter juga diperbantukan tenaga medis, diberi obat-obatan, serta kebutuhan konsumsi," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen usai mengikuti rakor daring penanganan Covid-19 di rumah dinasnya, Rabu (21/7/2021). 

Pada rakor yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan tema "Penanganan Isolasi Terpusat untuk OTG dan Gejala Ringan di Jawa dan Bali"  itu,  Taj Yasin menyebutkan, hampir semua daerah di Jawa Tengah sudah menyediakan tempat isoter, kecuali Kabupaten Batang, Cilacap, Demak, Wonogiri, Purworejo, dan Kota Surakarta.  

"Daerah yang belum mempunyai shelter  biasanya mengandalkan tempat isoter milik Pemprov Jawa Tengah. Seperti daerah Solo dan Wonogiri menginduk di Asrama Haji Donohudan Boyolali," katanya. 

Salah satunya tempat isoter yang cukup besar dan menampung pasien dari berbagai daerah adalah isoter di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini memiliki 341 kamar sebanyak  dengan total kapasitas tempat tidur mencapai 682 unit. 

Taj Yasin, mengungkapkan, selama ini tidak sedikit warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala maupun bergejala ringan memilih isolasi mandiri di rumah masing-masing. Ada yang karena tidak mau jauh dari keluarga, tetapi ada juga yang karena mengira pasien di isoter tidak mendapat perawatan medis, harus mandiri, dan tidak dikontrol. 

"Saya tegaskan di isolasi terpusat ditangani langsung oleh TNI, disediakan tenaga medis. Obat-obatan, konsumsi dan sebagainya di cover oleh pemerintah pusat. Sehingga pasien tanpa gejala dan bergejala ringan tidak perlu khawatir tidak dirawat," tandasnya. 

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto dalam paparannya menjelaskan, terkait isoter pihaknya telah merekomendasikan agar pengelolaannya dikendalikan TNI dengan dukungan pendanaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 

Ia juga mengusulkan agar setiap wilayah aglomerasi perkotaan dibentuk fasilitas isoter dengan kapasitas minimal mencapai 2.000 unit tempat tidur yang dikendalikan secara terpusat oleh TNI. 

"Kami mendorong pemprov bersama kota dan  kabupaten memiliki jumlah (pasien) isoman top 5 tertinggi di masing-masing Provinsi, di luar wilayah aglomerasi juga dapat membangun pusat isolasi yang dikelola menggunakan APBD," katanya.


Bagikan :

SEMARANG -Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengoptimalkan layanan dan fasilitas di tempat isolasi terpusat (isoter). Pasien Covid-19 tanpa gejala maupun bergejala ringan yang menjalani isoter tetap mendapatkan layanan medis dan obat gratis dari tim tenaga kesehatan.  

"Kami dengan pemerintah pusat sudah ada kesepakatan, bahwa tempat isolasi terpusat yang menurut opini masyarakat kalau di sana (isoter) tidak ada kawan dan tidak terawat, hari ini diputuskan di tempat isoter juga diperbantukan tenaga medis, diberi obat-obatan, serta kebutuhan konsumsi," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen usai mengikuti rakor daring penanganan Covid-19 di rumah dinasnya, Rabu (21/7/2021). 

Pada rakor yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan tema "Penanganan Isolasi Terpusat untuk OTG dan Gejala Ringan di Jawa dan Bali"  itu,  Taj Yasin menyebutkan, hampir semua daerah di Jawa Tengah sudah menyediakan tempat isoter, kecuali Kabupaten Batang, Cilacap, Demak, Wonogiri, Purworejo, dan Kota Surakarta.  

"Daerah yang belum mempunyai shelter  biasanya mengandalkan tempat isoter milik Pemprov Jawa Tengah. Seperti daerah Solo dan Wonogiri menginduk di Asrama Haji Donohudan Boyolali," katanya. 

Salah satunya tempat isoter yang cukup besar dan menampung pasien dari berbagai daerah adalah isoter di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini memiliki 341 kamar sebanyak  dengan total kapasitas tempat tidur mencapai 682 unit. 

Taj Yasin, mengungkapkan, selama ini tidak sedikit warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala maupun bergejala ringan memilih isolasi mandiri di rumah masing-masing. Ada yang karena tidak mau jauh dari keluarga, tetapi ada juga yang karena mengira pasien di isoter tidak mendapat perawatan medis, harus mandiri, dan tidak dikontrol. 

"Saya tegaskan di isolasi terpusat ditangani langsung oleh TNI, disediakan tenaga medis. Obat-obatan, konsumsi dan sebagainya di cover oleh pemerintah pusat. Sehingga pasien tanpa gejala dan bergejala ringan tidak perlu khawatir tidak dirawat," tandasnya. 

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto dalam paparannya menjelaskan, terkait isoter pihaknya telah merekomendasikan agar pengelolaannya dikendalikan TNI dengan dukungan pendanaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 

Ia juga mengusulkan agar setiap wilayah aglomerasi perkotaan dibentuk fasilitas isoter dengan kapasitas minimal mencapai 2.000 unit tempat tidur yang dikendalikan secara terpusat oleh TNI. 

"Kami mendorong pemprov bersama kota dan  kabupaten memiliki jumlah (pasien) isoman top 5 tertinggi di masing-masing Provinsi, di luar wilayah aglomerasi juga dapat membangun pusat isolasi yang dikelola menggunakan APBD," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu