Follow Us :              

Klaten Turunkan Kasus Positif dengan Isoter

  04 August 2021  |   13:00:00  |   dibaca : 1019 
Kategori :
Bagikan :


Klaten Turunkan Kasus Positif dengan Isoter

04 August 2021 | 13:00:00 | dibaca : 1019
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

KLATEN - Sempat terjadi lonjakan dan menjadi perhatian nasional, kini jumlah kasus positif di Kabupaten Klaten mulai menurun seiring meningkatnya kesadaran warga yang terinfeksi untuk isolasi terpusat. Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat mengunjungi Isoter GOR Gelarsena di Kabupaten Klaten pada Rabu (4/8/2021). 

Ganjar menyebutkan, pada awal PPKM Darurat 3 Juli lalu, angka kasus aktif di kabupaten itu sebanyak 5.295 orang. Angka itu menurun menjadi 2.856 pada Minggu (1/8/2021) lalu. Cara ini sebelumnya juga terbukti efektif dalam menurunkan kasus di Kudus. 

Di lokasi isoter yang kini dihuni 66 pasien ini, Ganjar menyempatkan menyapa mereka. 

" Pripun kabare pak, sehat toNjenengan mpun pirang dino teng mriki (sudah berapa hari di sini)," sapa Ganjar begitu tiba. 

"Sudah sembilan hari Pak, nyaman di sini, diopeni kok," jawab mereka. 

Menurutnya, klaster tertinggi di Jawa Tengah adalah klaster rumah tangga. Jika ada warga yang positif dan diisolasi di rumah, kalau rumahnya tidak representatif maka ini bisa jadi klaster baru. 

"Klaten kan salah satu yang jadi perhatian kita di Solo Raya. Karena terjadi lonjakan, kita mikir bagaimana tindakan cepat yang bisa dilakukan. Dan kita punya pengalaman di Kudus dulu, kita paksa warga isolasi terpusat," katanya. 

Komitmen Pemerintah Kabupaten Klaten pada pengadaan isoter ditunjukkan dengan ada beberapa lokasi isoter di daerah itu. Selain GOR Gelarsena, ada di Panti Semedi, dan ada juga yang di Donohudan. 

Bukan hanya dari segi kuantitas, Pemerintah Kabupaten Klaten juga membenahi dari sisi kualitas layanan, termasuk dengan menyediakan isoter  di hotel bagi bagi ibu hamil dan menyusui. 

Meski berbagai cara sudah dilakukan, sebagai program baru, Ganjar menilai wajar jika awalnya masih banyak penolakan. Tetapi ia yakin pada akhirnya masyarakat bisa menerima karena merasakan manfaatnya. 

"Dulu kabeh diunek-unekke (dimarahi), ya Bupati, Gubernur, Kapolda, Pangdam dan lainnya. Tapi ini harus dilakukan, karena kalau isolasi di rumah, itu tidak bisa menyelesaikan," jelasnya.


Bagikan :

KLATEN - Sempat terjadi lonjakan dan menjadi perhatian nasional, kini jumlah kasus positif di Kabupaten Klaten mulai menurun seiring meningkatnya kesadaran warga yang terinfeksi untuk isolasi terpusat. Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat mengunjungi Isoter GOR Gelarsena di Kabupaten Klaten pada Rabu (4/8/2021). 

Ganjar menyebutkan, pada awal PPKM Darurat 3 Juli lalu, angka kasus aktif di kabupaten itu sebanyak 5.295 orang. Angka itu menurun menjadi 2.856 pada Minggu (1/8/2021) lalu. Cara ini sebelumnya juga terbukti efektif dalam menurunkan kasus di Kudus. 

Di lokasi isoter yang kini dihuni 66 pasien ini, Ganjar menyempatkan menyapa mereka. 

" Pripun kabare pak, sehat toNjenengan mpun pirang dino teng mriki (sudah berapa hari di sini)," sapa Ganjar begitu tiba. 

"Sudah sembilan hari Pak, nyaman di sini, diopeni kok," jawab mereka. 

Menurutnya, klaster tertinggi di Jawa Tengah adalah klaster rumah tangga. Jika ada warga yang positif dan diisolasi di rumah, kalau rumahnya tidak representatif maka ini bisa jadi klaster baru. 

"Klaten kan salah satu yang jadi perhatian kita di Solo Raya. Karena terjadi lonjakan, kita mikir bagaimana tindakan cepat yang bisa dilakukan. Dan kita punya pengalaman di Kudus dulu, kita paksa warga isolasi terpusat," katanya. 

Komitmen Pemerintah Kabupaten Klaten pada pengadaan isoter ditunjukkan dengan ada beberapa lokasi isoter di daerah itu. Selain GOR Gelarsena, ada di Panti Semedi, dan ada juga yang di Donohudan. 

Bukan hanya dari segi kuantitas, Pemerintah Kabupaten Klaten juga membenahi dari sisi kualitas layanan, termasuk dengan menyediakan isoter  di hotel bagi bagi ibu hamil dan menyusui. 

Meski berbagai cara sudah dilakukan, sebagai program baru, Ganjar menilai wajar jika awalnya masih banyak penolakan. Tetapi ia yakin pada akhirnya masyarakat bisa menerima karena merasakan manfaatnya. 

"Dulu kabeh diunek-unekke (dimarahi), ya Bupati, Gubernur, Kapolda, Pangdam dan lainnya. Tapi ini harus dilakukan, karena kalau isolasi di rumah, itu tidak bisa menyelesaikan," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu