Follow Us :              

Bahas Rob dan Penurunan Tanah dengan Ganjar, Para Ahli Geodesi ITB Nilai Tepat Upaya Jateng

  01 September 2021  |   15:00:00  |   dibaca : 856 
Kategori :
Bagikan :


Bahas Rob dan Penurunan Tanah dengan Ganjar, Para Ahli Geodesi ITB Nilai Tepat Upaya Jateng

01 September 2021 | 15:00:00 | dibaca : 856
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Upaya penanganan banjir rob dan penurunan tanah di pesisir Jawa Tengah sudah on the track.Hal itu disampaikan sejumlah ahli Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) saat berkunjung ke rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Rabu (1/9/2021). 

Dalam pertemuan itu, dibahas banyak hal terkait penanganan banjir rob dan penurunan tanah yang melanda pesisir Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Semarang dan Demak. 

"Sudah ke arah yang tepat penanganannya, ada tanggul tol Demak dan tanggul di Pekalongan. Upayanya itu, tinggal dikemas lebih baik lagi sehingga hasilnya lebih optimal," jelas salah satu ahli Geodesi ITB, Heri Andreas. 

Selain solusi jangka pendek dengan pembuatan tanggul itu, solusi jangka menengah dan panjang juga harus dilakukan. Solusi jangka panjangnya dengan land and water management. 

"Jadi menangani rob dan banjir di Semarang, tidak bisa lepas dari daerah hulunya. Wilayah dari hulu, tengah sampai hilir itu harus diberesi secara pararel," jelasnya. 

Penanganan rob dan banjir karena penurunan tanah ini lanjut Heri memang bukan persoalan mudah. Butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan itu. 

"Hitungan paling cepat 10 tahun, sehingga kalau kita minta cepat beres, ya tidak realistis. Setidaknya 10 tahun itu waktu optimum pembenahan. Bagusnya di Jateng sekarang sudah dimulai, tinggal kita dorong terus," pungkasnya. 

Pada tim ahli ITB itu, Ganjar mengatakan pihaknya selama ini telah melakukan beragam upaya dari hulu hingga hilir seperti sebagian yang mereka sarankan, dan hasilnya mulai terlihat. 

"Teman-teman sudah banyak melakukan aksi, misalnya di Kota Semarang yang membangun pompa-pompa dan kolam-kolam retensi. Sehingga pengendalian banjir di Kota Semarang sudah lebih baik." 

Meski begitu Ganjar mengakui mengatasi persoalan ini tidak mudah sehingga masukan dari para ahli sangat diperlukan. 

"Saya senang atas masukan-masukannya. Saya sangat berharap ada rekomendasi langkahnya seperti apa, roadmap nya seperti apa. Agar penanganan ini berdasarkan data keilmuan," ucapnya.


Bagikan :

SEMARANG - Upaya penanganan banjir rob dan penurunan tanah di pesisir Jawa Tengah sudah on the track.Hal itu disampaikan sejumlah ahli Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) saat berkunjung ke rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Rabu (1/9/2021). 

Dalam pertemuan itu, dibahas banyak hal terkait penanganan banjir rob dan penurunan tanah yang melanda pesisir Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Semarang dan Demak. 

"Sudah ke arah yang tepat penanganannya, ada tanggul tol Demak dan tanggul di Pekalongan. Upayanya itu, tinggal dikemas lebih baik lagi sehingga hasilnya lebih optimal," jelas salah satu ahli Geodesi ITB, Heri Andreas. 

Selain solusi jangka pendek dengan pembuatan tanggul itu, solusi jangka menengah dan panjang juga harus dilakukan. Solusi jangka panjangnya dengan land and water management. 

"Jadi menangani rob dan banjir di Semarang, tidak bisa lepas dari daerah hulunya. Wilayah dari hulu, tengah sampai hilir itu harus diberesi secara pararel," jelasnya. 

Penanganan rob dan banjir karena penurunan tanah ini lanjut Heri memang bukan persoalan mudah. Butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan itu. 

"Hitungan paling cepat 10 tahun, sehingga kalau kita minta cepat beres, ya tidak realistis. Setidaknya 10 tahun itu waktu optimum pembenahan. Bagusnya di Jateng sekarang sudah dimulai, tinggal kita dorong terus," pungkasnya. 

Pada tim ahli ITB itu, Ganjar mengatakan pihaknya selama ini telah melakukan beragam upaya dari hulu hingga hilir seperti sebagian yang mereka sarankan, dan hasilnya mulai terlihat. 

"Teman-teman sudah banyak melakukan aksi, misalnya di Kota Semarang yang membangun pompa-pompa dan kolam-kolam retensi. Sehingga pengendalian banjir di Kota Semarang sudah lebih baik." 

Meski begitu Ganjar mengakui mengatasi persoalan ini tidak mudah sehingga masukan dari para ahli sangat diperlukan. 

"Saya senang atas masukan-masukannya. Saya sangat berharap ada rekomendasi langkahnya seperti apa, roadmap nya seperti apa. Agar penanganan ini berdasarkan data keilmuan," ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu