Follow Us :              

Pandemi, Ganjar - Yasin Pastikan Tidak Ada Penurunan Insentif Bagi Pengajar Keagamaan

  05 September 2021  |   14:00:00  |   dibaca : 1128 
Kategori :
Bagikan :


Pandemi, Ganjar - Yasin Pastikan Tidak Ada Penurunan Insentif Bagi Pengajar Keagamaan

05 September 2021 | 14:00:00 | dibaca : 1128
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Selama tiga tahun masa kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen, sebanyak 211.455 pengajar keagamaan di Provinsi Jawa Tengah mendapatkan insentif.

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat pada Setda Prov Jateng, Imam Maskur, mengatakan pada tahun 2019, sebanyak 171.131 pengajar keagamaan telah mendapatkan insentif.

"Pemerintah menggulirkan dana sebanyak Rp.205.656.200.000,- untuk penyerahan insentif tersebut. Dana tersebut diambil dari APBD Provinsi," kata Imam, Minggu (5/9).

Imam menambahkan, di tahun 2020, Pemprov Jateng menambah kuota pengajar keagamaan yang menerima insentif. Dari 171.131 orang, ditambahkan 40.324 orang pengajar keagamaan.

Dari penambahan tersebut, terdapat  penggantian penerima insentif. Penggantian dilakukan lantaran ada penerima insentif yang meninggal, sehingga harus diganti dengan lainnya.

"Jadi pada tahun 2020, totalnya menjadi 211.455 orang pengajar keagamaan yang menerima insentif. Total anggaran yang digulirkan mencapai, Rp. 254.246.000.000,-. Sementara untuk tahun 2021 ini jumlahnya masih sama," tambahnya.

Imam menjelaskan penerima insentif terdiri dari 206.302 orang pengajar Agama Islam Madin, TPQ, dan madrasah di Pondok Pesantren. Kemudian sebanyak 4.057 orang pengajar Agama Kristen, 434 orang pengajar Agama Katolik. Untuk pengajar Agama Hindu yang menerima insentif sebanyak 164 orang, dan sebanyak 498 orang pengajar Agama Budha.

Pemberian insentif tersebut, diberikan Pemprov Jateng kepada pengajar keagamaan selama satu tahun penuh. Setiap bulannya, para mereka menerima Rp. 100 ribu.

Sebagai informasi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, memastikan pemberian insentif kepada pengajar keagamaan tetap dilaksanakan meski di masa pandemi.

Gus Yasin, sapaan akrabnya, berharap pemberian insentif ini dapat meningkatkan kesejahteraan. Sekaligus memantapkan para pengajar keagamaan, untuk mendedikasikan diri dalam menyikapi moral anak bangsa saat ini.

“Harapan pertama memang munculnya program ini kita melihat bahwa madrasah dan diniyah nonformal itu masih belum tersentuh pemerintah. Maka kami mengusulkan insentif untuk kesejahteraan agar guru keagamaan lebih mantap lagi untuk mendedikasikan pendidikan agama, untuk menyikapi moral anak bangsa,” tandas Wagub.


Bagikan :

SEMARANG - Selama tiga tahun masa kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen, sebanyak 211.455 pengajar keagamaan di Provinsi Jawa Tengah mendapatkan insentif.

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat pada Setda Prov Jateng, Imam Maskur, mengatakan pada tahun 2019, sebanyak 171.131 pengajar keagamaan telah mendapatkan insentif.

"Pemerintah menggulirkan dana sebanyak Rp.205.656.200.000,- untuk penyerahan insentif tersebut. Dana tersebut diambil dari APBD Provinsi," kata Imam, Minggu (5/9).

Imam menambahkan, di tahun 2020, Pemprov Jateng menambah kuota pengajar keagamaan yang menerima insentif. Dari 171.131 orang, ditambahkan 40.324 orang pengajar keagamaan.

Dari penambahan tersebut, terdapat  penggantian penerima insentif. Penggantian dilakukan lantaran ada penerima insentif yang meninggal, sehingga harus diganti dengan lainnya.

"Jadi pada tahun 2020, totalnya menjadi 211.455 orang pengajar keagamaan yang menerima insentif. Total anggaran yang digulirkan mencapai, Rp. 254.246.000.000,-. Sementara untuk tahun 2021 ini jumlahnya masih sama," tambahnya.

Imam menjelaskan penerima insentif terdiri dari 206.302 orang pengajar Agama Islam Madin, TPQ, dan madrasah di Pondok Pesantren. Kemudian sebanyak 4.057 orang pengajar Agama Kristen, 434 orang pengajar Agama Katolik. Untuk pengajar Agama Hindu yang menerima insentif sebanyak 164 orang, dan sebanyak 498 orang pengajar Agama Budha.

Pemberian insentif tersebut, diberikan Pemprov Jateng kepada pengajar keagamaan selama satu tahun penuh. Setiap bulannya, para mereka menerima Rp. 100 ribu.

Sebagai informasi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, memastikan pemberian insentif kepada pengajar keagamaan tetap dilaksanakan meski di masa pandemi.

Gus Yasin, sapaan akrabnya, berharap pemberian insentif ini dapat meningkatkan kesejahteraan. Sekaligus memantapkan para pengajar keagamaan, untuk mendedikasikan diri dalam menyikapi moral anak bangsa saat ini.

“Harapan pertama memang munculnya program ini kita melihat bahwa madrasah dan diniyah nonformal itu masih belum tersentuh pemerintah. Maka kami mengusulkan insentif untuk kesejahteraan agar guru keagamaan lebih mantap lagi untuk mendedikasikan pendidikan agama, untuk menyikapi moral anak bangsa,” tandas Wagub.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu