Follow Us :              

Kenang Mbah Moen, Taj Yasin Ajak Sisihkan Harta Untuk Bersedekah

  07 September 2021  |   15:00:00  |   dibaca : 1586 
Kategori :
Bagikan :


Kenang Mbah Moen, Taj Yasin Ajak Sisihkan Harta Untuk Bersedekah

07 September 2021 | 15:00:00 | dibaca : 1586
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - "Nek ana masjid kok ra dadi-dadi niku sak desa utawa sak kecamatan sing ana ning nggone masjid, rezekine cupet, ora lancar." (Kalau ada masjid (yang tengah dibangun dan tidak jadi-jadi, itu satu desa atau satu kecamatan yang ada di sekitar masjid, rezekinya seret. Tidak lancar). Sepenggal pesan dari ulama kharismatik Alm KH Maimoen Zubair yang disampaikan sekitar tahun 2015 itu, masih terus diingat oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Wagub berpendapat, pesan yang disampaikan Mbah Moen kepada dirinya itu,  punya makna yang dalam. Yakni, sebagai umat Islam jangan sampai lupa menyisihkan hartanya untuk keperluan zakat, infak dan sedekah.

"Lha niki monggo njenengan teng masjid mangke diumumake. Dados mboten namung pemerintah mawon. Sebab nek pemerintah tok mboten cukup tho. Pinten persene niku bantuan saking Baznas, saking (zakat ASN) pemerintah (Lha ini silakan Anda mengumumkan di masjid. Jadi, tidak hanya pemerintah saja. Sebab, kalau pemerintah saja tidak cukup tho. Berapa persennya itu bantuan dari Baznas, dari (zakat ASN) pemerintah," imbau Taj Yasin kepada para takmir masjid yang menghadiri kegiatan Penyerahan Bantuan dan Pembekalan Mustahik Asnaf, Fakir, Miskin dan Sabilillah (Lembaga Keagamaan) Baznas Provinsi Jawa Tengah di Kompleks Kantor Gubernur, Senin (6/09/2021).

Zakat, Infaq dan Sodakoh (ZIS) akan semakin cepat dan nilainya besar, apabila masyarakat juga ikut berkontribusi. Di Jawa Tengah, contoh sudah langsung diberikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Penghasilannya langsung dizakatkan 2,5 persen setiap bulan. Langkah ini langsung diikuti jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN). 

"Jateng beberapa kali mendapatkan penghargaan (untuk) Baznas. Niku nggih ternyata contone nggih pimpinanne. Pimpinane niku angger gelem zakat dhewe, nggih langsung ndherek kabeh. Mulai dari gubernure sampek ngandap niku pun zakat. (Itu ya ternyata contohnya pimpinannya. Pimpinannya kalau mau zakat, di bawah nya ya langsung ikut semua. Mulai dari gubernurnya sampai yang di bawah itu zakat). Akhirnya Baznas Jateng beberapa kali mendapat penghargaan Baznas terbaik se-Indonesia," bebernya.

Ketua Baznas Jawa Tengah menuturkan KH Ahmad Darodji mengatakan, sepanjang 2020, Baznas Jawa Tengah berhasil menghimpun zakat Rp 55 miliar. Dari total jumlah itu, sebesar 70 persen dikelola oleh masing-masing penyetor, yaitu Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di masing-masing dinas. Sementara sebesar 30 persen dikelola oleh Baznas Jateng.

"Uang yang masuk tadi, yang 30 persen dari Rp 55 miliar, yaitu kita gunakan untuk yang produktif lan non produktif atau konsumtif. Konsumtif menika ya sing diaturke panjenengan, wis memang dadine bangunan, jadinya kursi roda, kaki palsu, semua yang memang tidak menghasilkan duit. Nah ada yang produktif, menghasilkan duit. Inggih menika pelatihan kerja dan membantu permodalan. (Konsumtif itu ya yang diberikan kepada Anda, jadinya bangunan, jadinya kursi roda, kaki palsu, semua yang memang tidak menghasilkan duit. Nah ada yang produktif, menghasilkan duit. Yaitu pelatihan kerja dan membantu permodalan)," jelasnya saat memberikan laporan kepada Wagub.

Lebih rinci disampaikan, pada tahun 2020 ada 676 penerima bantuan produktif dengan nominal RP 1.288.400.000. Sementara hingga semester satu tahun 2021, sudah disalurkan kepada 1.544 penerima. Nilai bantuan yang diberikan Rp 2.985.600.000

KH Ahmad Darodji menyampaikan, potensi ZIS sebenarnya masih sangat besar. Di Indonesia potensinya mencapai Rp 327 triliun. Tapi saat ini yang dihimpun baru Rp 13 sampai 14 triliun. Potensi zakat yang besar ini menunggu partisipasi masyarakat untuk sadar membayar zakat.

"Ini nunggu dari partisipasi panjenengan. Panjenengan nyuwun tulung waktu ceramah, melalui pidato, melalui khotbah, tolong singgungen zakat. Wong Islam nika jumlahe akeh. Ning sing duwe duit wong sitik. 90 persen menika umat Islam, tapi duite mung 20 persen. Pramila belum banyak kita bisa membantu, khususnya membantu pengentasan kemiskinan. (Ini menunggu partisipasi Anda. Minta tolong Anda waktu ceramah, melalui pidato, melalui khotbah, tolong singgung soal zakat. Orang Islam itu jumlahnya banyak. Tapi yang punya uang sedikit. 90 persen itu umat Islam, tapi uangnya hanya 20 persen. Maka dari itu, belum banyak kita bisa membantu, khususnya membantu pengentasan kemiskinan)," katanya seraya mengingatkan.


Bagikan :

SEMARANG - "Nek ana masjid kok ra dadi-dadi niku sak desa utawa sak kecamatan sing ana ning nggone masjid, rezekine cupet, ora lancar." (Kalau ada masjid (yang tengah dibangun dan tidak jadi-jadi, itu satu desa atau satu kecamatan yang ada di sekitar masjid, rezekinya seret. Tidak lancar). Sepenggal pesan dari ulama kharismatik Alm KH Maimoen Zubair yang disampaikan sekitar tahun 2015 itu, masih terus diingat oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Wagub berpendapat, pesan yang disampaikan Mbah Moen kepada dirinya itu,  punya makna yang dalam. Yakni, sebagai umat Islam jangan sampai lupa menyisihkan hartanya untuk keperluan zakat, infak dan sedekah.

"Lha niki monggo njenengan teng masjid mangke diumumake. Dados mboten namung pemerintah mawon. Sebab nek pemerintah tok mboten cukup tho. Pinten persene niku bantuan saking Baznas, saking (zakat ASN) pemerintah (Lha ini silakan Anda mengumumkan di masjid. Jadi, tidak hanya pemerintah saja. Sebab, kalau pemerintah saja tidak cukup tho. Berapa persennya itu bantuan dari Baznas, dari (zakat ASN) pemerintah," imbau Taj Yasin kepada para takmir masjid yang menghadiri kegiatan Penyerahan Bantuan dan Pembekalan Mustahik Asnaf, Fakir, Miskin dan Sabilillah (Lembaga Keagamaan) Baznas Provinsi Jawa Tengah di Kompleks Kantor Gubernur, Senin (6/09/2021).

Zakat, Infaq dan Sodakoh (ZIS) akan semakin cepat dan nilainya besar, apabila masyarakat juga ikut berkontribusi. Di Jawa Tengah, contoh sudah langsung diberikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Penghasilannya langsung dizakatkan 2,5 persen setiap bulan. Langkah ini langsung diikuti jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN). 

"Jateng beberapa kali mendapatkan penghargaan (untuk) Baznas. Niku nggih ternyata contone nggih pimpinanne. Pimpinane niku angger gelem zakat dhewe, nggih langsung ndherek kabeh. Mulai dari gubernure sampek ngandap niku pun zakat. (Itu ya ternyata contohnya pimpinannya. Pimpinannya kalau mau zakat, di bawah nya ya langsung ikut semua. Mulai dari gubernurnya sampai yang di bawah itu zakat). Akhirnya Baznas Jateng beberapa kali mendapat penghargaan Baznas terbaik se-Indonesia," bebernya.

Ketua Baznas Jawa Tengah menuturkan KH Ahmad Darodji mengatakan, sepanjang 2020, Baznas Jawa Tengah berhasil menghimpun zakat Rp 55 miliar. Dari total jumlah itu, sebesar 70 persen dikelola oleh masing-masing penyetor, yaitu Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di masing-masing dinas. Sementara sebesar 30 persen dikelola oleh Baznas Jateng.

"Uang yang masuk tadi, yang 30 persen dari Rp 55 miliar, yaitu kita gunakan untuk yang produktif lan non produktif atau konsumtif. Konsumtif menika ya sing diaturke panjenengan, wis memang dadine bangunan, jadinya kursi roda, kaki palsu, semua yang memang tidak menghasilkan duit. Nah ada yang produktif, menghasilkan duit. Inggih menika pelatihan kerja dan membantu permodalan. (Konsumtif itu ya yang diberikan kepada Anda, jadinya bangunan, jadinya kursi roda, kaki palsu, semua yang memang tidak menghasilkan duit. Nah ada yang produktif, menghasilkan duit. Yaitu pelatihan kerja dan membantu permodalan)," jelasnya saat memberikan laporan kepada Wagub.

Lebih rinci disampaikan, pada tahun 2020 ada 676 penerima bantuan produktif dengan nominal RP 1.288.400.000. Sementara hingga semester satu tahun 2021, sudah disalurkan kepada 1.544 penerima. Nilai bantuan yang diberikan Rp 2.985.600.000

KH Ahmad Darodji menyampaikan, potensi ZIS sebenarnya masih sangat besar. Di Indonesia potensinya mencapai Rp 327 triliun. Tapi saat ini yang dihimpun baru Rp 13 sampai 14 triliun. Potensi zakat yang besar ini menunggu partisipasi masyarakat untuk sadar membayar zakat.

"Ini nunggu dari partisipasi panjenengan. Panjenengan nyuwun tulung waktu ceramah, melalui pidato, melalui khotbah, tolong singgungen zakat. Wong Islam nika jumlahe akeh. Ning sing duwe duit wong sitik. 90 persen menika umat Islam, tapi duite mung 20 persen. Pramila belum banyak kita bisa membantu, khususnya membantu pengentasan kemiskinan. (Ini menunggu partisipasi Anda. Minta tolong Anda waktu ceramah, melalui pidato, melalui khotbah, tolong singgung soal zakat. Orang Islam itu jumlahnya banyak. Tapi yang punya uang sedikit. 90 persen itu umat Islam, tapi uangnya hanya 20 persen. Maka dari itu, belum banyak kita bisa membantu, khususnya membantu pengentasan kemiskinan)," katanya seraya mengingatkan.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu