Follow Us :              

Taj Yasin Tinjau Proses Edukasi Vaksin Pada Santri di Ponpes Sirojul Mukhlasin 2

  08 September 2021  |   12:00:00  |   dibaca : 1094 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Tinjau Proses Edukasi Vaksin Pada Santri di Ponpes Sirojul Mukhlasin 2

08 September 2021 | 12:00:00 | dibaca : 1094
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

KAB. MAGELANG - Sejak digencarkannya pelaksanaan vaksinasi covid - 19 di lingkungan pondok pesantren, minim terdengar ada penolakan dari santri atau keluarganya untuk divaksin. Padahal, tidak sedikit informasi miring ataupun hoax mengenai dampak vaksin, yang beredar di media massa dan media sosial.

Benarkah memang tidak ada penolakan? Atau karena ada edukasi yang baik dari pihak pondok pesantren kepada santri dan keluarganya? Saat berkunjung ke Ponpes Sirojul Mukhlasin 2 Secang Kabupaten Magelang, Rabu (08/09/2021), Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mencoba mencari jawabannya. 

Wagub pun meminta salah satu santri untuk maju memberi penjelasan. Apakah ada edukasi yang diberikan sebelum pelaksanaan vaksinasi?  Ketua Satgas Jogo Santri, Mustafiqotun Nikmah menyambut permintaan wagub tersebut.

"Di era saat ini, pandemi, masih ada masyarakat yang belum paham dengan vaksin. Takut vaksin. Lha njenengan kok bisa nerangke santri gelem divaksin. Pripun carane?(Lha anda kok bisa menerangkan kalau santri mau divaksin. Gimana caranya?)," tanya mantan anggota DPRD Jateng itu.

Mustafiqotun Nikmah dengan lancar menjawab, saat edukasi pihaknya menerangkan bahwa vaksin yang diberikan fungsinya membentuk sistem kekebalan tubuh. Sehingga, ketika seseorang yang sudah melakukan vaksinasi terpapar covid, tidak akan terlalu parah dibandingkan dengan yang belum vaksin. 

Mendapat jawaban itu, Wagub Taj Yasin kembali bertanya.  Bagaimana cara menjelaskan kepada wali santri ketika ada yang menanyakan kasus orang yang meninggal setelah vaksin.

"Untuk respon setelah vaksin, tiap orang itu beda-beda. Nanti tergantung kondisi tubuh masing-masing. Mengapa ada respon? Karena vaksin itu kan hal yang baru. Ketika masuk tubuh, secara otomatis antibodi di tubuh belum kenal, jadi menimbulkan respon dulu. Ada gejala dulu. Ketika nanti sehari dua hari sudah kenal, akan bergabung, tidak ada respon lagi," urai perempuan yang biasa disapa Faiq itu.

Setelah melakukan edukasi, Faiq mengaku mendapat respon beragam. Dari para santri, rata-rata karena takut disuntik. Dari wali santri, sempat mendapat chat tidak perlu divaksin karena anaknya sudah sehat. Setelah divaksin justru khawatir terjadi sesuatu. Ada pula wali santri yang menolak karena faktor kondisi kesehatan anak. Misalnya ada riwayat lemah jantung atau sering sakit-sakitan.

Untuk kasus tersebut, dari pihak pondok, lanjutnya, akan membantu memfasilitasi konsultasi ke Puskesmas. Apabila ada surat dari dokter yang menyatakan tidak boleh vaksin, tidak akan divaksin.

Penjelasan Faiq mendapat tanggapan positif dari Wagub Taj Yasin. Dia memang menginginkan penjelasan seperti yang disampaikan Faiq. 

"Bahasane terserahlah njenengan. Arep bahasane respon, arep bahasane efek samping, atau biasa teman-teman dari tenaga medis membahasakan dengan istilah KIPI," tutur Gus Yasin.

Pihaknya menginginkan edukasi yang diberikan kepada masyarakat, bisa menerangkan dengan baik setiap hal yang menjadi pertanyaan. Ditandaskan, mendapatkan vaksin Covid-19 penting demi keselamatan bersama. Sebab, berdasarkan hasil analisa di semua provinsi di Jawa, tingkat kematian pada pasien yang sebelumnya sudah dapat vaksin sangat rendah. Maka itu, vaksin dinilai efektif menanggulangi covid-19. Menurutnya, 

"Itu kita analisis, bukan hanya di Jateng saja, tapi bareng-bareng. Banten juga 0 koma sekian. DKI juga nol koma sekian. Artinya vaksin ini ternyata efektif untuk penanggulangan Covid-19," ungkapnya.


Bagikan :

KAB. MAGELANG - Sejak digencarkannya pelaksanaan vaksinasi covid - 19 di lingkungan pondok pesantren, minim terdengar ada penolakan dari santri atau keluarganya untuk divaksin. Padahal, tidak sedikit informasi miring ataupun hoax mengenai dampak vaksin, yang beredar di media massa dan media sosial.

Benarkah memang tidak ada penolakan? Atau karena ada edukasi yang baik dari pihak pondok pesantren kepada santri dan keluarganya? Saat berkunjung ke Ponpes Sirojul Mukhlasin 2 Secang Kabupaten Magelang, Rabu (08/09/2021), Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mencoba mencari jawabannya. 

Wagub pun meminta salah satu santri untuk maju memberi penjelasan. Apakah ada edukasi yang diberikan sebelum pelaksanaan vaksinasi?  Ketua Satgas Jogo Santri, Mustafiqotun Nikmah menyambut permintaan wagub tersebut.

"Di era saat ini, pandemi, masih ada masyarakat yang belum paham dengan vaksin. Takut vaksin. Lha njenengan kok bisa nerangke santri gelem divaksin. Pripun carane?(Lha anda kok bisa menerangkan kalau santri mau divaksin. Gimana caranya?)," tanya mantan anggota DPRD Jateng itu.

Mustafiqotun Nikmah dengan lancar menjawab, saat edukasi pihaknya menerangkan bahwa vaksin yang diberikan fungsinya membentuk sistem kekebalan tubuh. Sehingga, ketika seseorang yang sudah melakukan vaksinasi terpapar covid, tidak akan terlalu parah dibandingkan dengan yang belum vaksin. 

Mendapat jawaban itu, Wagub Taj Yasin kembali bertanya.  Bagaimana cara menjelaskan kepada wali santri ketika ada yang menanyakan kasus orang yang meninggal setelah vaksin.

"Untuk respon setelah vaksin, tiap orang itu beda-beda. Nanti tergantung kondisi tubuh masing-masing. Mengapa ada respon? Karena vaksin itu kan hal yang baru. Ketika masuk tubuh, secara otomatis antibodi di tubuh belum kenal, jadi menimbulkan respon dulu. Ada gejala dulu. Ketika nanti sehari dua hari sudah kenal, akan bergabung, tidak ada respon lagi," urai perempuan yang biasa disapa Faiq itu.

Setelah melakukan edukasi, Faiq mengaku mendapat respon beragam. Dari para santri, rata-rata karena takut disuntik. Dari wali santri, sempat mendapat chat tidak perlu divaksin karena anaknya sudah sehat. Setelah divaksin justru khawatir terjadi sesuatu. Ada pula wali santri yang menolak karena faktor kondisi kesehatan anak. Misalnya ada riwayat lemah jantung atau sering sakit-sakitan.

Untuk kasus tersebut, dari pihak pondok, lanjutnya, akan membantu memfasilitasi konsultasi ke Puskesmas. Apabila ada surat dari dokter yang menyatakan tidak boleh vaksin, tidak akan divaksin.

Penjelasan Faiq mendapat tanggapan positif dari Wagub Taj Yasin. Dia memang menginginkan penjelasan seperti yang disampaikan Faiq. 

"Bahasane terserahlah njenengan. Arep bahasane respon, arep bahasane efek samping, atau biasa teman-teman dari tenaga medis membahasakan dengan istilah KIPI," tutur Gus Yasin.

Pihaknya menginginkan edukasi yang diberikan kepada masyarakat, bisa menerangkan dengan baik setiap hal yang menjadi pertanyaan. Ditandaskan, mendapatkan vaksin Covid-19 penting demi keselamatan bersama. Sebab, berdasarkan hasil analisa di semua provinsi di Jawa, tingkat kematian pada pasien yang sebelumnya sudah dapat vaksin sangat rendah. Maka itu, vaksin dinilai efektif menanggulangi covid-19. Menurutnya, 

"Itu kita analisis, bukan hanya di Jateng saja, tapi bareng-bareng. Banten juga 0 koma sekian. DKI juga nol koma sekian. Artinya vaksin ini ternyata efektif untuk penanggulangan Covid-19," ungkapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu