Follow Us :              

Ganjar Bentuk Satgas Penanggulangan Kemiskinan Ektrem Untuk Validasi Data

  08 October 2021  |   11:00:00  |   dibaca : 1115 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Bentuk Satgas Penanggulangan Kemiskinan Ektrem Untuk Validasi Data

08 October 2021 | 11:00:00 | dibaca : 1115
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Satgas khusus percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem langsung dibentuk, dengan ketuanya adalah Sekda Jateng, Sumarno. 

Pembentukan Satgas ini dibentuk untuk menindaklanjuti arahan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, Kamis (7/10). Satgas akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di lima daerah, diantaranya Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen. 

"Satgas ini kami bentuk untuk mempercepat (pengentasan), kan ini waktunya pendek, hanya sampai Desember harus selesai. Saya rasa kita perlu tim khusus atau satgas untuk bisa melakukan percepatan. Saya khawatir ada beberapa kabupaten yang tidak siap, maka kita harus bantu mereka," terang Ganjar usai rapat penanggulangan kemiskinan ekstrem di kantornya, Jumat (8/10).

Secara keseluruhan lanjut Ganjar, angka kemiskinan ekstrem di Jateng masih ada sekitar 1,5 juta orang. Namun itu berasal dari berbagai daerah. Dan untuk percepatan kali ini, hanya 5 kabupaten yang menjadi prioritas pusat agar diselesaikan hingga akhir Desember tahun ini. 

"Tapi saya ingatkan, bahwa penanganan harus pararel. Sekarang kan sedang menyusun RAPBD 2022, saya minta itu dimasukkan agar berlanjut. Sehingga, desil satu bisa diselesaikan maksimal sampai akhir 2022," ujarnya. 

Sementara itu, Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen juga meminta agar sumber anggaran diambilkan tidak hanya dari anggaran negara, tapi bisa dari Baznas, CSR atau filantropi.
Penyelesaian masalah kemiskinan ekstrem ini adalah bentuk kerja kolaboratifantara provinsi dengan daerah.

"Selain itu, program pendampingan satu OPD satu desa binaan yang sudah jalan di provinsi harus ditingkatkan. Mereka-mereka yang mendampingi desa-desa itu harus bekerja optimal agar target bisa tercapai," katanya.

Terkait tugas Satgas Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem ini, Ganjar sangat menekankan pentingnya Tugas verivikasi dan validasi data. Sebab yang tercatat sangat banyak, 27 ribu lebih masyarakat miskin ekstrem yang ada di 5 daerah itu. Setelah verval atau validasi selesai, maka tindakan lanjutan adalah intervensi. 

"Verval ini kuncinya, agar tidak keliru. Sebab kita punya contohnya, ada orang, dia masuk desil satu. Tapi semuanya ada, air minum ledeng, sumur terlindungi, listrik sudah PLN, fasilitas BAB sudah punya, tinja sudah ada tangki, RTLH tidak prioritas. Tapi kenapa masih masuk data? Nah yang begini-begini ini harus diselesaikan," tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Satgas khusus percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem langsung dibentuk, dengan ketuanya adalah Sekda Jateng, Sumarno. 

Pembentukan Satgas ini dibentuk untuk menindaklanjuti arahan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, Kamis (7/10). Satgas akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di lima daerah, diantaranya Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen. 

"Satgas ini kami bentuk untuk mempercepat (pengentasan), kan ini waktunya pendek, hanya sampai Desember harus selesai. Saya rasa kita perlu tim khusus atau satgas untuk bisa melakukan percepatan. Saya khawatir ada beberapa kabupaten yang tidak siap, maka kita harus bantu mereka," terang Ganjar usai rapat penanggulangan kemiskinan ekstrem di kantornya, Jumat (8/10).

Secara keseluruhan lanjut Ganjar, angka kemiskinan ekstrem di Jateng masih ada sekitar 1,5 juta orang. Namun itu berasal dari berbagai daerah. Dan untuk percepatan kali ini, hanya 5 kabupaten yang menjadi prioritas pusat agar diselesaikan hingga akhir Desember tahun ini. 

"Tapi saya ingatkan, bahwa penanganan harus pararel. Sekarang kan sedang menyusun RAPBD 2022, saya minta itu dimasukkan agar berlanjut. Sehingga, desil satu bisa diselesaikan maksimal sampai akhir 2022," ujarnya. 

Sementara itu, Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen juga meminta agar sumber anggaran diambilkan tidak hanya dari anggaran negara, tapi bisa dari Baznas, CSR atau filantropi.
Penyelesaian masalah kemiskinan ekstrem ini adalah bentuk kerja kolaboratifantara provinsi dengan daerah.

"Selain itu, program pendampingan satu OPD satu desa binaan yang sudah jalan di provinsi harus ditingkatkan. Mereka-mereka yang mendampingi desa-desa itu harus bekerja optimal agar target bisa tercapai," katanya.

Terkait tugas Satgas Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem ini, Ganjar sangat menekankan pentingnya Tugas verivikasi dan validasi data. Sebab yang tercatat sangat banyak, 27 ribu lebih masyarakat miskin ekstrem yang ada di 5 daerah itu. Setelah verval atau validasi selesai, maka tindakan lanjutan adalah intervensi. 

"Verval ini kuncinya, agar tidak keliru. Sebab kita punya contohnya, ada orang, dia masuk desil satu. Tapi semuanya ada, air minum ledeng, sumur terlindungi, listrik sudah PLN, fasilitas BAB sudah punya, tinja sudah ada tangki, RTLH tidak prioritas. Tapi kenapa masih masuk data? Nah yang begini-begini ini harus diselesaikan," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu