Follow Us :              

Covid-19 Membaik, Saatnya Tumbuhkan Penerus Ulama

  07 November 2021  |   09:00:00  |   dibaca : 1304 
Kategori :
Bagikan :


Covid-19 Membaik, Saatnya Tumbuhkan Penerus Ulama

07 November 2021 | 09:00:00 | dibaca : 1304
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

PATI - Rasa sedih dan bahagia, campur aduk dirasakan Indana Lazulfa, salah satu santriwati asal Kudus yang belajar di Pondok Pesantren Dhiya'ul Qur'an. Gadis berusia 22 tahun itu senang karena berhasil menyelesaikan hafalan qur'an. Tapi di sisi lain dia sedih, karena ayahnya sudah meninggal, sehingga penerimaan penghargaan di atas panggung sebagai hafidzah teladan hanya disaksikan ibunya. 

keberhasilan Indana menyelesaikan hafalan qur'an 30 juz, terhitung lebih cepat dari rata-rata santri lain. Dia menyelesaikan hafalannya dalam waktu 3,5 tahun. Sementara, rata-rata santri lain selesai dalam 4,5 tahun. 

"Alhamdulillah sedih juga. Pengen nangis liat ibu nangis. Soalnya Bapak sudah tidak ada," ungkapnya dengan suara yang berat saat ditemui dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haflah Khotmil Qur'an Bil Ghoib di Pondok Pesantren Dhiya'ul Qur'an Margoyoso Kajen Pati, Minggu (07/11/2021).

Berkat keberhasilannya meraih gelar hafidzah, Indana bersama delapan temannya yang lain, mendapatkan bisyaroh (hadiah) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah senilai Rp 1.000.000. Dia  mengaku tidak menyangka mendapatkan bisyaroh yang baginya adalah bentuk apresiasi Pemprov Jateng bagi para santri, dan bisa menumbuhkan motivasi bagi yang lain. 

"Bisa jadi motivasi bagi yang lain. Terus semangat belajar. Belajar apapun itu sama saja. Yang penting semangat, mau. Ada keinginan untuk maju," tutur dia.

Indana yang sudah diterima sebagai mahasiswa baru di IAIN Kudus itu mengaku belum tahu, uang hadiah tersebut dimanfaatkan untuk keperluan apa. 

"Cita-citanya mau bikin perpustakaan di rumah. Awalnya dari suka baca. Terus minat baca anak-anak kan sekarang sudah turun. Jadinya ingin meningkatkan minat baca pada anak-anak," ungkap dia. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengaku senang apabila ada para santri yang di wisuda. Sebab, pihaknya menginginkan para santri yang diwisuda bisa meneruskan ilmu yang diwariskan Nabi Muhammad SAW. 

"Ilmu sing bener-bener diwarisno saking kanjeng nabi. Mula nabi dhawuh bilih ulama niku pewarise para nabi. Kanjeng nabi ninggal ora akeh. Ninggal cuma Qur'an karo hadist (ilmu yang benar-benar diwariskan kanjeng nabi. Makanya, kanjeng nabi menyampaikan kalau ulama itu pewarisnya para nabi. Kanjeng nabi meninggalkan (warisan ilmu) tidak banyak. Hanya Al-Qur'an dan hadist)," papar Taj Yasin. 

Pandemi Covid-19 sekitar dua tahun ini, lanjutnya, telah banyak membawa korban jiwa. Termasuk para ulama. Tidak sedikit ulama yang meninggal dunia karena terjangkit virus corona. Saat ini, kondisi sudah mulai pulih. Maka, sekarang menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan generasi penerus ulama. 

Taj Yasin tidak menginginkan ada lonjakan kasus Covid-19 lagi. Maka, dia mengingatkan supaya masyarakat, khususnya warga pondok pesantren tetap taat pada protokol kesehatan. Dia mengingatkan,  meski sudah mendapatkan vaksin tidak berarti masyarakat sudah kebal Covid-19. 

"Sebagai wakil gubernur, kula wajib ngelingke njenengan (sebagai wakil gubernur, saya wajib mengingatkan anda). Aja dikira kondisi wes aman saka covid (jangan dikira kondisi sudah aman dari Covid). Masker tetap dinggo (Masker tetap dipakai). Kudu tertib protokol kesehatan (Harus tertib protokol kesehatan)," pungkasnya.


Bagikan :

PATI - Rasa sedih dan bahagia, campur aduk dirasakan Indana Lazulfa, salah satu santriwati asal Kudus yang belajar di Pondok Pesantren Dhiya'ul Qur'an. Gadis berusia 22 tahun itu senang karena berhasil menyelesaikan hafalan qur'an. Tapi di sisi lain dia sedih, karena ayahnya sudah meninggal, sehingga penerimaan penghargaan di atas panggung sebagai hafidzah teladan hanya disaksikan ibunya. 

keberhasilan Indana menyelesaikan hafalan qur'an 30 juz, terhitung lebih cepat dari rata-rata santri lain. Dia menyelesaikan hafalannya dalam waktu 3,5 tahun. Sementara, rata-rata santri lain selesai dalam 4,5 tahun. 

"Alhamdulillah sedih juga. Pengen nangis liat ibu nangis. Soalnya Bapak sudah tidak ada," ungkapnya dengan suara yang berat saat ditemui dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haflah Khotmil Qur'an Bil Ghoib di Pondok Pesantren Dhiya'ul Qur'an Margoyoso Kajen Pati, Minggu (07/11/2021).

Berkat keberhasilannya meraih gelar hafidzah, Indana bersama delapan temannya yang lain, mendapatkan bisyaroh (hadiah) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah senilai Rp 1.000.000. Dia  mengaku tidak menyangka mendapatkan bisyaroh yang baginya adalah bentuk apresiasi Pemprov Jateng bagi para santri, dan bisa menumbuhkan motivasi bagi yang lain. 

"Bisa jadi motivasi bagi yang lain. Terus semangat belajar. Belajar apapun itu sama saja. Yang penting semangat, mau. Ada keinginan untuk maju," tutur dia.

Indana yang sudah diterima sebagai mahasiswa baru di IAIN Kudus itu mengaku belum tahu, uang hadiah tersebut dimanfaatkan untuk keperluan apa. 

"Cita-citanya mau bikin perpustakaan di rumah. Awalnya dari suka baca. Terus minat baca anak-anak kan sekarang sudah turun. Jadinya ingin meningkatkan minat baca pada anak-anak," ungkap dia. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengaku senang apabila ada para santri yang di wisuda. Sebab, pihaknya menginginkan para santri yang diwisuda bisa meneruskan ilmu yang diwariskan Nabi Muhammad SAW. 

"Ilmu sing bener-bener diwarisno saking kanjeng nabi. Mula nabi dhawuh bilih ulama niku pewarise para nabi. Kanjeng nabi ninggal ora akeh. Ninggal cuma Qur'an karo hadist (ilmu yang benar-benar diwariskan kanjeng nabi. Makanya, kanjeng nabi menyampaikan kalau ulama itu pewarisnya para nabi. Kanjeng nabi meninggalkan (warisan ilmu) tidak banyak. Hanya Al-Qur'an dan hadist)," papar Taj Yasin. 

Pandemi Covid-19 sekitar dua tahun ini, lanjutnya, telah banyak membawa korban jiwa. Termasuk para ulama. Tidak sedikit ulama yang meninggal dunia karena terjangkit virus corona. Saat ini, kondisi sudah mulai pulih. Maka, sekarang menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan generasi penerus ulama. 

Taj Yasin tidak menginginkan ada lonjakan kasus Covid-19 lagi. Maka, dia mengingatkan supaya masyarakat, khususnya warga pondok pesantren tetap taat pada protokol kesehatan. Dia mengingatkan,  meski sudah mendapatkan vaksin tidak berarti masyarakat sudah kebal Covid-19. 

"Sebagai wakil gubernur, kula wajib ngelingke njenengan (sebagai wakil gubernur, saya wajib mengingatkan anda). Aja dikira kondisi wes aman saka covid (jangan dikira kondisi sudah aman dari Covid). Masker tetap dinggo (Masker tetap dipakai). Kudu tertib protokol kesehatan (Harus tertib protokol kesehatan)," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu