Follow Us :              

Libatkan Komunitas Masyarakat untuk Tanggulangi HIV/ AIDS

  30 December 2021  |   09:00:00  |   dibaca : 1343 
Kategori :
Bagikan :


Libatkan Komunitas Masyarakat untuk Tanggulangi HIV/ AIDS

30 December 2021 | 09:00:00 | dibaca : 1343
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Komunitas masyarakat yang fokus pada persoalan HIV/ AIDS dinilai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mempunyai peran penting dalam membantu pemerintah menangani HIV/ AIDS. Hal itu karena mereka memiliki kedekatan dengan pada pengidap sehingga para pengidap bisa lebih terbuka mengungkapkan kebutuhannya. 

“Biasanya kalau mereka berbicara kepada kita (pemerintah), itu agak malu atau agak sungkan. Dengan adanya komunitas-komunitas, kawan-kawan yang tergabung dalam LSM yang menangani AIDS, yang mereka juga sebagian pengidap AIDS, ini biasanya akan lebih terbuka,” tutur Wagub Jawa Tengah saat membuka Webinar Pengembangan Program Penanggulangan AIDS Berbasis Masyarakat secara virtual, Kamis (30/12/2021).  

Ketika pengidap AIDS mau terbuka, lanjutnya, maka upaya penanggulangan juga akan lebih mudah. Sebab, komunitas lebih mengetahui apa saja permasalahan yang mereka hadapi. Misalnya, kesulitan pengidap untuk mendapat obat karena harus hadir langsung di rumah sakit, meskipun kondisi kesehatan penderita mungkin sedang tidak memungkinkan untuk datang. 

“Yang paling penting itu, bagaimana mereka (penderita HIV/AIDS) mau mengungkap, mereka mau mengatakan bahwa kami seperti ini sehingga kami (pemerintah) bisa lebih intensif memberikan penanganan,” katanya. 

Maka dari itu, Wagub mengajak komunitas masyarakat yang memiliki perhatian pada penanggulangan HIV/AIDS berkolaborasi dengan pemerintah. Harapannya, pemerintah dapat membantu permasalahan yang dihadapi penderita HIV/AIDS secara lebih optimal. 

Wagub memaparkan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah, kasus baru HIV/ AIDS di Jawa Tengah periode Januari 2021 hingga September 2021 sebanyak 2.467 kasus. Perinciannya, infeksi HIV sebanyak 1945 dan AIDS sebanyak 522 kasus. Dari 2.467 kasus baru HIV/AIDS, 26,63 persen atau 139 orang di antaranya, meninggal dunia. 

“Ini merupakan alarm bahaya bagi kita. Untuk itu, ayo padha gumregah bersama-sama, bergotong-royong dengan seluruh elemen masyarakat yang ada, untuk mencegah penyebaran HIV/ AIDS,” pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Komunitas masyarakat yang fokus pada persoalan HIV/ AIDS dinilai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mempunyai peran penting dalam membantu pemerintah menangani HIV/ AIDS. Hal itu karena mereka memiliki kedekatan dengan pada pengidap sehingga para pengidap bisa lebih terbuka mengungkapkan kebutuhannya. 

“Biasanya kalau mereka berbicara kepada kita (pemerintah), itu agak malu atau agak sungkan. Dengan adanya komunitas-komunitas, kawan-kawan yang tergabung dalam LSM yang menangani AIDS, yang mereka juga sebagian pengidap AIDS, ini biasanya akan lebih terbuka,” tutur Wagub Jawa Tengah saat membuka Webinar Pengembangan Program Penanggulangan AIDS Berbasis Masyarakat secara virtual, Kamis (30/12/2021).  

Ketika pengidap AIDS mau terbuka, lanjutnya, maka upaya penanggulangan juga akan lebih mudah. Sebab, komunitas lebih mengetahui apa saja permasalahan yang mereka hadapi. Misalnya, kesulitan pengidap untuk mendapat obat karena harus hadir langsung di rumah sakit, meskipun kondisi kesehatan penderita mungkin sedang tidak memungkinkan untuk datang. 

“Yang paling penting itu, bagaimana mereka (penderita HIV/AIDS) mau mengungkap, mereka mau mengatakan bahwa kami seperti ini sehingga kami (pemerintah) bisa lebih intensif memberikan penanganan,” katanya. 

Maka dari itu, Wagub mengajak komunitas masyarakat yang memiliki perhatian pada penanggulangan HIV/AIDS berkolaborasi dengan pemerintah. Harapannya, pemerintah dapat membantu permasalahan yang dihadapi penderita HIV/AIDS secara lebih optimal. 

Wagub memaparkan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah, kasus baru HIV/ AIDS di Jawa Tengah periode Januari 2021 hingga September 2021 sebanyak 2.467 kasus. Perinciannya, infeksi HIV sebanyak 1945 dan AIDS sebanyak 522 kasus. Dari 2.467 kasus baru HIV/AIDS, 26,63 persen atau 139 orang di antaranya, meninggal dunia. 

“Ini merupakan alarm bahaya bagi kita. Untuk itu, ayo padha gumregah bersama-sama, bergotong-royong dengan seluruh elemen masyarakat yang ada, untuk mencegah penyebaran HIV/ AIDS,” pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu