Follow Us :              

Harmonisasi Pemerintah dan Tokoh Agama Bisa Selesaikan Banyak Persoalan di Masyarakat

  08 March 2022  |   13:00:00  |   dibaca : 1606 
Kategori :
Bagikan :


Harmonisasi Pemerintah dan Tokoh Agama Bisa Selesaikan Banyak Persoalan di Masyarakat

08 March 2022 | 13:00:00 | dibaca : 1606
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

MAGELANG - Singkronisasi pemerintah dengan tokoh agama diperlukan untuk membentengi masyarakat dari paham radikal. Untuk itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus membangun harmonisasi dengan para tokoh agama. 

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Meimoen, mengatakan sebagai mitra pemerintah, tokoh agama senantiasa dirangkul untuk memberikan ajaran agama yang baik di masyarakat. 

"(Kita lihat) Bagaimana pemerintah ini bisa dekat dengan ulama. Supaya bisa dibantu bagaimana memikirkan Jawa Tengah," kata Wagub saat memberikan sambutan dalam acara Khotmil Qur'an di Pondok Pesantren Nurul Falah Salafiyyah, Srumbung, Selasa (08/03/2022). 

Usai acara, Wagub juga menyampaikan beberapa program yang dicanangkan bagi keagamaan selama masa kepemimpinan dirinya mewakili Gubernur Ganjar Pranowo. Program pemberian insentif kepada guru keagamaan, dan pemberian bisyaroh bagi santri yang hafal 30 Juz Al'Quran, adalah dua program diantaranya. 

Gubernur menilai dua program ini merupakan bentuk sinergi yang baik bagi masyarakat. Pasalnya, tokoh agama sangat dibutuhkan pemerintah untuk mengurai persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Sehingga, penyelesaian masalahnya bisa lebih tepat. 

"Saya bersama mas Ganjar mendekati ulama kita, apapun agamanya. Programnya, insentif guru keagamaan dan penghafal Qur'an (menjadi contoh) ini lho pemerintahannya masih berjalan sinergi dengan ulama, ponpes, tokoh agama, sehingga terjalin hubungan harmonis. Ketika ada permasalahan saling membantu saling mengurai," terangnya. 

Sebelumnya, wagub menyerahkan Bisyaroh kepada delapan santri dari ponpes Nurul Falah. Menurut dia, Bisyaroh ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus penyemangat bagi para santri untuk belajar. 

Namun, Wagub meminta kepada para santri agar tidak menitik beratkan pada Bisyaroh saja. Dia ingin agar santri yang hafal Al Qur'an juga mendalami makna yang terkandung di dalam Qur'an. 

Wagub berharap di tahun 2022 ini program apresiasi kepada santri penghafal Al Qur'an dapat diserap lebih banyak lagi. Dia optimis program ini dapat semakin berkembang dan dirasakan oleh masyarakat, khususnya santri. 

"Tentu akan ada penambahan. Memang tentu (berkurang) di tahun 2020, ada pandemi. Saat ini sudah bergerak terus. Di bulan Januari ini sampai Maret mungkin sudah 100 (santri). Insyaallah bisa terus bertambah," pungkasnya.


Bagikan :

MAGELANG - Singkronisasi pemerintah dengan tokoh agama diperlukan untuk membentengi masyarakat dari paham radikal. Untuk itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus membangun harmonisasi dengan para tokoh agama. 

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Meimoen, mengatakan sebagai mitra pemerintah, tokoh agama senantiasa dirangkul untuk memberikan ajaran agama yang baik di masyarakat. 

"(Kita lihat) Bagaimana pemerintah ini bisa dekat dengan ulama. Supaya bisa dibantu bagaimana memikirkan Jawa Tengah," kata Wagub saat memberikan sambutan dalam acara Khotmil Qur'an di Pondok Pesantren Nurul Falah Salafiyyah, Srumbung, Selasa (08/03/2022). 

Usai acara, Wagub juga menyampaikan beberapa program yang dicanangkan bagi keagamaan selama masa kepemimpinan dirinya mewakili Gubernur Ganjar Pranowo. Program pemberian insentif kepada guru keagamaan, dan pemberian bisyaroh bagi santri yang hafal 30 Juz Al'Quran, adalah dua program diantaranya. 

Gubernur menilai dua program ini merupakan bentuk sinergi yang baik bagi masyarakat. Pasalnya, tokoh agama sangat dibutuhkan pemerintah untuk mengurai persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Sehingga, penyelesaian masalahnya bisa lebih tepat. 

"Saya bersama mas Ganjar mendekati ulama kita, apapun agamanya. Programnya, insentif guru keagamaan dan penghafal Qur'an (menjadi contoh) ini lho pemerintahannya masih berjalan sinergi dengan ulama, ponpes, tokoh agama, sehingga terjalin hubungan harmonis. Ketika ada permasalahan saling membantu saling mengurai," terangnya. 

Sebelumnya, wagub menyerahkan Bisyaroh kepada delapan santri dari ponpes Nurul Falah. Menurut dia, Bisyaroh ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus penyemangat bagi para santri untuk belajar. 

Namun, Wagub meminta kepada para santri agar tidak menitik beratkan pada Bisyaroh saja. Dia ingin agar santri yang hafal Al Qur'an juga mendalami makna yang terkandung di dalam Qur'an. 

Wagub berharap di tahun 2022 ini program apresiasi kepada santri penghafal Al Qur'an dapat diserap lebih banyak lagi. Dia optimis program ini dapat semakin berkembang dan dirasakan oleh masyarakat, khususnya santri. 

"Tentu akan ada penambahan. Memang tentu (berkurang) di tahun 2020, ada pandemi. Saat ini sudah bergerak terus. Di bulan Januari ini sampai Maret mungkin sudah 100 (santri). Insyaallah bisa terus bertambah," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu