Follow Us :              

Ekonomi Meningkat, Penambang Pasir Alih Profesi Kelola Wisata di Bendungan Logung

  15 March 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 1072 
Kategori :
Bagikan :


Ekonomi Meningkat, Penambang Pasir Alih Profesi Kelola Wisata di Bendungan Logung

15 March 2022 | 10:00:00 | dibaca : 1072
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

KUDUS -  Keberadaan Bendungan Logung yang berada di perbatasan Desa Kandangmas dan Desa Tanjungrejo  berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat setempat. Tumbuh menjadi desa wisata, dua desa di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus ini setiap hari mampu menarik ribuan wisatawan. Penghasilan yang lebih baik, membuat banyak pekerja tambah pasir banyak yang beralih menekuni sektor ini. 

Bendungan Logung mulai dibangun sejak 2014 dan diresmikan tahun 2018. Selain dikelilingi panorama bebukitan, keberadaan telaga yang indah semakin memanjakan mata. 

Ramidi, bagian keamanan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kandangas mengatakan, Kandangmas saat ini telah dinobatkan sebagai desa wisata sejak adanya Bendungan Logung di desanya.

Alhamdulillah, saat ini karena ada Bendungan Logung yang ada di wilayah Kudus, masyarakat yang dulunya menambang pasir sekarang punya wisata,”ujarnya, Selasa (15/3/2022) 

Beberapa masyarakat setempat lainnya juga mulai bergerak membuka usaha yang mendukung sektor ini. Mereka membuka usaha kuliner di sekitar lokasi wisata. 

“Sekarang ada yang membuka warung, ini sangat membantu masyarakat yang tadinya tidak ada penghasilan,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, Ramidi menjelaskan, keberadaan Bendungan Logung juga mampu mengangkat potensi desa. 

“Potensi Kandangmas ada gula merah, wisata reliji, ada juga Belik Kemadoh pemandangan bagus sekali,” imbuhnya. 

Ketua Pokdarwis Desa Kandangmas, Sabari juga menyampaikan, selain bisa menikmati pemandangan dari pinggir bendungan, wisatawan juga bisa menikmatinya dengan menaiki perahu atau speed boat. 

“Kalau perahu Rp15 ribu sampai Rp17 ribu. Tapi kalau speed boat di antara Rp80 ribu sampai Rp90 ribu, itu bisa dinaiki 3 sampai 4 orang,” jelasnya. 

Sejak pandemi, Sabari mengaku jumlah wisatawan menurun. Meskipun beberapa bulan terakhir mulai meningkat lagi. 

“Kalau sebelum pandemik bisa mencapai 1000 orang per hari, kalau sekarang naik-turun karena belum buka seratus persen karena pandemi,” ungkapnya. 

Keberadaan Kandangmas sebagai desa wisata rintisan telah mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Desa ini mendapat bantuan dana untuk pengembangan desa wisata. 

“Kita pernah menerima bantuan keuangan dari Provinsi sebesar Rp 100 juta untuk pegembangan wisata di sini. Dan, saat ini masih akan terus kita kembangkan,” tandasnya.


Bagikan :

KUDUS -  Keberadaan Bendungan Logung yang berada di perbatasan Desa Kandangmas dan Desa Tanjungrejo  berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat setempat. Tumbuh menjadi desa wisata, dua desa di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus ini setiap hari mampu menarik ribuan wisatawan. Penghasilan yang lebih baik, membuat banyak pekerja tambah pasir banyak yang beralih menekuni sektor ini. 

Bendungan Logung mulai dibangun sejak 2014 dan diresmikan tahun 2018. Selain dikelilingi panorama bebukitan, keberadaan telaga yang indah semakin memanjakan mata. 

Ramidi, bagian keamanan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kandangas mengatakan, Kandangmas saat ini telah dinobatkan sebagai desa wisata sejak adanya Bendungan Logung di desanya.

Alhamdulillah, saat ini karena ada Bendungan Logung yang ada di wilayah Kudus, masyarakat yang dulunya menambang pasir sekarang punya wisata,”ujarnya, Selasa (15/3/2022) 

Beberapa masyarakat setempat lainnya juga mulai bergerak membuka usaha yang mendukung sektor ini. Mereka membuka usaha kuliner di sekitar lokasi wisata. 

“Sekarang ada yang membuka warung, ini sangat membantu masyarakat yang tadinya tidak ada penghasilan,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, Ramidi menjelaskan, keberadaan Bendungan Logung juga mampu mengangkat potensi desa. 

“Potensi Kandangmas ada gula merah, wisata reliji, ada juga Belik Kemadoh pemandangan bagus sekali,” imbuhnya. 

Ketua Pokdarwis Desa Kandangmas, Sabari juga menyampaikan, selain bisa menikmati pemandangan dari pinggir bendungan, wisatawan juga bisa menikmatinya dengan menaiki perahu atau speed boat. 

“Kalau perahu Rp15 ribu sampai Rp17 ribu. Tapi kalau speed boat di antara Rp80 ribu sampai Rp90 ribu, itu bisa dinaiki 3 sampai 4 orang,” jelasnya. 

Sejak pandemi, Sabari mengaku jumlah wisatawan menurun. Meskipun beberapa bulan terakhir mulai meningkat lagi. 

“Kalau sebelum pandemik bisa mencapai 1000 orang per hari, kalau sekarang naik-turun karena belum buka seratus persen karena pandemi,” ungkapnya. 

Keberadaan Kandangmas sebagai desa wisata rintisan telah mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Desa ini mendapat bantuan dana untuk pengembangan desa wisata. 

“Kita pernah menerima bantuan keuangan dari Provinsi sebesar Rp 100 juta untuk pegembangan wisata di sini. Dan, saat ini masih akan terus kita kembangkan,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu