Follow Us :              

Tahun Ini Pemprov Jateng Berikan Insentif Rp253 Miliar Bagi Pengajar Agama

  21 March 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 1939 
Kategori :
Bagikan :


Tahun Ini Pemprov Jateng Berikan Insentif Rp253 Miliar Bagi Pengajar Agama

21 March 2022 | 09:00:00 | dibaca : 1939
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Program bantuan insentif kepada pengajar agama di Provinsi Jawa Tengah kembali bergulir. Terdapat 211.455 pengajar agama yang akan mendapat insentif tahun 2022 ini. Selain guru mengaji, insentif juga diberikan bagi para pengajar sekolah Minggu (Kristen/Katolik) Pasraman (Hindu) dan Vijjalaya (Buddha). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan mencairkan dana tersebut menjelang lebaran. 

Hal ini seperti disampaikan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) Imam Maskur, Senin (21/3/2022) melalui sambungan telepon. Saat itu ikut dijelaskan pula bahwa program ini telah berjalan empat tahun, tepatnya sejak 2019. 

Diawal program, penerima insentif baru 171.131 pengajar agama. Satu tahun kemudian, di 2020, total penerima naik 40.324 menjadi 211.455 orang. Baik untuk pengajar agama Islam di madrasah diniyah, pondok pesantren dan TPQ, sekolah Minggu (Kristen/Katolik) Pasraman (Hindu) dan Vijjalaya (Buddha). 

"Untuk tahun 2022 (pencairan) kita rencanakan (setiap) empat bulan. Untuk pencairan pertama itu pada bulan April saat ramadan menjelang lebaran. Saat ini tengah menunggu tanda tangan NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah), ke Kepala Kanwil Kementrian Agama Jateng. Setelahnya kami tindak lanjuti dan akan ditransfer ke rekening penerima masing-masing," terangnya, Senin (21/3/2022). 

Dalam satu tahun, para pengajar agama akan memperoleh masing-masing Rp1.200.000. Karo Kesra mengatakan, meski nominalnya tidak besar, pemberian ini adalah bentuk perhatian Pemprov Jawa Tengah kepada masyarakat. Adapun, total anggaran yang diberikan untuk para penerima berjumlah Rp 253.746.000.000. 

Sedangkan, total realisasi dari tahun 2019-2021 mencapai Rp 712.849.200.000. 

"Kebijakan dari Pak Gubernur dan Pak Wagub, semua pengajar agama dikasih, tidak menghitung mereka mengajar berapa orang. Biarpun hanya sepuluh yang diajar, mereka tetap diberi insentif Rp1,2 juta per tahun," imbuhnya. 

Turut disebutkan pula, untuk 2023 pihaknya juga sedang menyusun tambahan penerima insentif. Saat ini terdapat usulan tambahan sekitar 20 ribu pengajar agama. Jika disetujui, mereka akan menerima bantuan ini di tahun depan. 

Selain memberikan insentif bagi guru agama, Pemprov Jawa Tengah juga memberi perhatian kepada siswa-siswi yang bersekolah di Madrasah Aliyah. Bantuan bagi mereka jumlahnya mencapai Rp26 miliar. Bahkan disebutkan, program ini telah berjalan selama tiga tahun. 

"Ini sangat luar biasa kebijakan pak Gubernur dan pak Wagub. Meskipun di luar kewenangan kita, karena kewajiban Pemprov Jateng kan hanya SMA,SMK dan SLB.  Siswa-siswi setara SMA/SMK dalam hal ini Madrasah Aliyah pun diberikan BOSDA," ujar Karo Kesra. 

Keberadaan program bagi pelajar ini selain diharapkan dapat memperkuat upaya pendidikan karakter para siswa, program bantuan ini juga ditujukan sebagai wujud kehadiran negara di tengah masyarakat. 

"Ini merupakan bentuk penghargaan bagi mereka yang lama berjuang dalam bidang keagamaan. Bentuk stimulus dan dukungan, karena kontribusi mereka telah menanamkan karakter melalui pengajaran akhlak dan budi pekerti," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Program bantuan insentif kepada pengajar agama di Provinsi Jawa Tengah kembali bergulir. Terdapat 211.455 pengajar agama yang akan mendapat insentif tahun 2022 ini. Selain guru mengaji, insentif juga diberikan bagi para pengajar sekolah Minggu (Kristen/Katolik) Pasraman (Hindu) dan Vijjalaya (Buddha). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan mencairkan dana tersebut menjelang lebaran. 

Hal ini seperti disampaikan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) Imam Maskur, Senin (21/3/2022) melalui sambungan telepon. Saat itu ikut dijelaskan pula bahwa program ini telah berjalan empat tahun, tepatnya sejak 2019. 

Diawal program, penerima insentif baru 171.131 pengajar agama. Satu tahun kemudian, di 2020, total penerima naik 40.324 menjadi 211.455 orang. Baik untuk pengajar agama Islam di madrasah diniyah, pondok pesantren dan TPQ, sekolah Minggu (Kristen/Katolik) Pasraman (Hindu) dan Vijjalaya (Buddha). 

"Untuk tahun 2022 (pencairan) kita rencanakan (setiap) empat bulan. Untuk pencairan pertama itu pada bulan April saat ramadan menjelang lebaran. Saat ini tengah menunggu tanda tangan NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah), ke Kepala Kanwil Kementrian Agama Jateng. Setelahnya kami tindak lanjuti dan akan ditransfer ke rekening penerima masing-masing," terangnya, Senin (21/3/2022). 

Dalam satu tahun, para pengajar agama akan memperoleh masing-masing Rp1.200.000. Karo Kesra mengatakan, meski nominalnya tidak besar, pemberian ini adalah bentuk perhatian Pemprov Jawa Tengah kepada masyarakat. Adapun, total anggaran yang diberikan untuk para penerima berjumlah Rp 253.746.000.000. 

Sedangkan, total realisasi dari tahun 2019-2021 mencapai Rp 712.849.200.000. 

"Kebijakan dari Pak Gubernur dan Pak Wagub, semua pengajar agama dikasih, tidak menghitung mereka mengajar berapa orang. Biarpun hanya sepuluh yang diajar, mereka tetap diberi insentif Rp1,2 juta per tahun," imbuhnya. 

Turut disebutkan pula, untuk 2023 pihaknya juga sedang menyusun tambahan penerima insentif. Saat ini terdapat usulan tambahan sekitar 20 ribu pengajar agama. Jika disetujui, mereka akan menerima bantuan ini di tahun depan. 

Selain memberikan insentif bagi guru agama, Pemprov Jawa Tengah juga memberi perhatian kepada siswa-siswi yang bersekolah di Madrasah Aliyah. Bantuan bagi mereka jumlahnya mencapai Rp26 miliar. Bahkan disebutkan, program ini telah berjalan selama tiga tahun. 

"Ini sangat luar biasa kebijakan pak Gubernur dan pak Wagub. Meskipun di luar kewenangan kita, karena kewajiban Pemprov Jateng kan hanya SMA,SMK dan SLB.  Siswa-siswi setara SMA/SMK dalam hal ini Madrasah Aliyah pun diberikan BOSDA," ujar Karo Kesra. 

Keberadaan program bagi pelajar ini selain diharapkan dapat memperkuat upaya pendidikan karakter para siswa, program bantuan ini juga ditujukan sebagai wujud kehadiran negara di tengah masyarakat. 

"Ini merupakan bentuk penghargaan bagi mereka yang lama berjuang dalam bidang keagamaan. Bentuk stimulus dan dukungan, karena kontribusi mereka telah menanamkan karakter melalui pengajaran akhlak dan budi pekerti," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu