Follow Us :              

Agar Mudik Lebaran Bisa Dilakukan, Gubernur Imbau Warga Taati Protokol Kesehatan selama Romadan dan Tarawih

  24 March 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 1170 
Kategori :
Bagikan :


Agar Mudik Lebaran Bisa Dilakukan, Gubernur Imbau Warga Taati Protokol Kesehatan selama Romadan dan Tarawih

24 March 2022 | 09:00:00 | dibaca : 1170
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Ganjar Pranowo memastikan kondisi Covid-19 di Jawa Tengah mulai membaik. Namun begitu seluruh jajarannya diminta siaga dalam menghadapi rencana pemerintah menerapkan PPKM Level 1 saat lebaran. 

Meski begitu, Gubernur meminta seluruh jajarannya terus mengikuti perkembangan situasi Covid-19 selama bulan Ramadan. Di sisi lain, vaksinasi juga terus dipercepat. 

“Mudah-mudahan di bulan Ramadan itu akan betul-betul menurun karena kita mesti genjot vaksin sampai yang boosting juga,” katanya ketika dihubungi, Kamis (24/3) 

Membangun kesadaran masyarakat, menurutnya, juga penting dilakukan. Masyarakat yang sadar protokol kesehatan mendukung pelaksanaan ibadah maupun mudik dengan aman dan tenang. 

“Ini juga momentum kontribusi yang bisa diberikan oleh warga,” ujarnya. 

Pemerintah sudah siap dan tinggal membuka kartu lama. Artinya, pengalaman yang sudah ada tinggal diterapkan lagi jika terjadi ledakan kasus. 

“Jadi sebenarnya tinggal memutar kaset lama saja sebenarnya nanti menyiapkan bagaimana traffic-nya,” ujarnya. 

Ganjar mengatakan, Pemprov Jateng selalu siaga lakukan pemantauan berkala, karena pengalaman lonjakan kasus yang pernah terjadi justru baru terlihat dua minggu setelah Ramadan 

“Penularan Covid itu kan terjadi tidak pada hari itu, tapi dihitung setidaknya 14 hari apakah terjadi ledakan atau tidak. Makanya Ramadan akan jadi ukuran. Ketika tarawih semuanya (wajib) bisa tertib pakai masker,” ujarnya. 

Bila lonjakan kasus tidak terjadi, maka mudik yang selama dua tahun ini dilarang, akan bisa dilaksanakan. 

“Maka seandainya nanti pemerintah betul-betul memutuskan (boleh) mudik semua kita (harus) taat prokes minimum maskernya nggak dilepas. Itu saja sudah sangat membantu,” tandasnya. 

Kondisi jumlah kasus covid di Jawa Tengah memang sudah turun cukup drastis. Hal ini berdampak pada tingkat keterisian rumah sakit yang cukup kecil. 

“Kondisi Covid-nya mulai membaik dan kami kontrol terus. Dari sisi rumah sakitnya alhamdulillah tidak ada ledakan apapun, jadi semuanya serba siap,” kata Gubernur Jawa Tengah. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat, mulai pertengahan Februari hingga akhir Maret, total kasus konfirmasi harian mencapai 6.000 kasus, turun menjadi 771 kasus. Sedangkan kasus aktif harian pada bulan Februari tertinggi mencapai angka 22 ribuan kasus dan pada 23 Maret, angkanya turun drastis menjadi 5.000 kasus. 

Keterisian Tempat Tidur (TT) Isolasi maupun ICU, hingga akhir Maret juga mengalami penurunan. Saat ini, keterisian TT Isolasi hanya terpakai 1.136 atau 12,26% dari total 9.269 TT. Sedangkan keterisian TT ICU hanya terpakai 220 TT atau 21.28% dari total 1034 TT.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Ganjar Pranowo memastikan kondisi Covid-19 di Jawa Tengah mulai membaik. Namun begitu seluruh jajarannya diminta siaga dalam menghadapi rencana pemerintah menerapkan PPKM Level 1 saat lebaran. 

Meski begitu, Gubernur meminta seluruh jajarannya terus mengikuti perkembangan situasi Covid-19 selama bulan Ramadan. Di sisi lain, vaksinasi juga terus dipercepat. 

“Mudah-mudahan di bulan Ramadan itu akan betul-betul menurun karena kita mesti genjot vaksin sampai yang boosting juga,” katanya ketika dihubungi, Kamis (24/3) 

Membangun kesadaran masyarakat, menurutnya, juga penting dilakukan. Masyarakat yang sadar protokol kesehatan mendukung pelaksanaan ibadah maupun mudik dengan aman dan tenang. 

“Ini juga momentum kontribusi yang bisa diberikan oleh warga,” ujarnya. 

Pemerintah sudah siap dan tinggal membuka kartu lama. Artinya, pengalaman yang sudah ada tinggal diterapkan lagi jika terjadi ledakan kasus. 

“Jadi sebenarnya tinggal memutar kaset lama saja sebenarnya nanti menyiapkan bagaimana traffic-nya,” ujarnya. 

Ganjar mengatakan, Pemprov Jateng selalu siaga lakukan pemantauan berkala, karena pengalaman lonjakan kasus yang pernah terjadi justru baru terlihat dua minggu setelah Ramadan 

“Penularan Covid itu kan terjadi tidak pada hari itu, tapi dihitung setidaknya 14 hari apakah terjadi ledakan atau tidak. Makanya Ramadan akan jadi ukuran. Ketika tarawih semuanya (wajib) bisa tertib pakai masker,” ujarnya. 

Bila lonjakan kasus tidak terjadi, maka mudik yang selama dua tahun ini dilarang, akan bisa dilaksanakan. 

“Maka seandainya nanti pemerintah betul-betul memutuskan (boleh) mudik semua kita (harus) taat prokes minimum maskernya nggak dilepas. Itu saja sudah sangat membantu,” tandasnya. 

Kondisi jumlah kasus covid di Jawa Tengah memang sudah turun cukup drastis. Hal ini berdampak pada tingkat keterisian rumah sakit yang cukup kecil. 

“Kondisi Covid-nya mulai membaik dan kami kontrol terus. Dari sisi rumah sakitnya alhamdulillah tidak ada ledakan apapun, jadi semuanya serba siap,” kata Gubernur Jawa Tengah. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat, mulai pertengahan Februari hingga akhir Maret, total kasus konfirmasi harian mencapai 6.000 kasus, turun menjadi 771 kasus. Sedangkan kasus aktif harian pada bulan Februari tertinggi mencapai angka 22 ribuan kasus dan pada 23 Maret, angkanya turun drastis menjadi 5.000 kasus. 

Keterisian Tempat Tidur (TT) Isolasi maupun ICU, hingga akhir Maret juga mengalami penurunan. Saat ini, keterisian TT Isolasi hanya terpakai 1.136 atau 12,26% dari total 9.269 TT. Sedangkan keterisian TT ICU hanya terpakai 220 TT atau 21.28% dari total 1034 TT.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu