Follow Us :              

Pemprov Jateng Sudah Jalankan Strategi Penanggulangan TBC

  25 March 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 1521 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Sudah Jalankan Strategi Penanggulangan TBC

25 March 2022 | 09:00:00 | dibaca : 1521
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah menjalankan berbagai strategi untuk penanggulangan TBC. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyebutkankan bahwa, peningkatan akses layanan Tuberkulosis yang bermutu dan berpihak pada pasien menjadi salah satu strategi yang diterapkan. 

Selain itu penguatan kepemimpinan program berbasis kabupaten/kota dan pengendalian infeksi, termasuk optimalisasi pengobatan TBC, juga harus dijalankan. 

"Selain itu juga diupayakan pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tatalaksana Tuberkulosis. (Juga) peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam mengeliminasi Tuberkulosis. Serta penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan (semua harus lakukan)," terang Taj Yasin pada sambutannya dalam webinar peringatan Hari TB seDunia 2022 bertajuk "Invest to end TB, save lives" di kantornya, Jumat (25/03/2022). 

Taj Yasin juga menyebutkan bahwa program Jogo Santri juga dapat diaplikasikan untuk mencegah epidemi Tuberkulosis (TBC) di lingkungan pesantren. Dengan pengalaman yang sudah dimiliki saat melakukan penanganan Covid-19, Jogo Santri bisa bisa dimanfaatkan untuk eskalasi program-program kesehatan lainnya. 

"Ponpes dengan nilai-nilai ajaran moral sangat mendukung dan berusaha mewujudkan program kesehatan pemerintah di ponpes. Maka di sinilah kaum santri ini diharapkan bisa menjadi agent of change (agen perubahan) terutama dalam bidang kesehatan," kata Taj Yasin. 

Wagub menambahkan, kawasan pondok pesantren menjadi salah satu wilayah yang cukup rentan terhadap adanya penularan TB. 

"Dengan berbagai kegiatan para santri yang padat dan saling berinteraksi setiap harinya, keadaan seperti ini merupakan salah satu risiko tinggi adanya penularan penyakit, terutama Tuberkulosis atau yang biasa disebut TBC," terangnya. 

Disebutkan sejak pandemi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah menggulirkan program Jogo Tonggo untuk menanggulangi dampak Covid-19. Program itupun dikembangkan menjadi banyak program, salah satunya Jogo Santri untuk kalangan pesantren. 

Sejak program Jogo Santri, saat ini telah banyak ponpes yang sudah memiliki kesadaran terhadap masalah kesehatan. Hal itu dapat menjadi pintu masuk bagi pemerintah untuk turut mengampanyekan upaya pencegahan epidemi TBC. 

"Sudah lama saya berangan-angan bagaimana bisa mengampanyekan mengenai TBC di ponpes. Saat ini banyak ponpes yang aware (waspada) terhadap kesehatan. Ini bisa menjadi pintu masuk kita. Biasanya masyarakat yang dekat dengan ponpes, sangat takdim (menurut) dengan tokoh tokoh di ponpes," paparnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah menjalankan berbagai strategi untuk penanggulangan TBC. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyebutkankan bahwa, peningkatan akses layanan Tuberkulosis yang bermutu dan berpihak pada pasien menjadi salah satu strategi yang diterapkan. 

Selain itu penguatan kepemimpinan program berbasis kabupaten/kota dan pengendalian infeksi, termasuk optimalisasi pengobatan TBC, juga harus dijalankan. 

"Selain itu juga diupayakan pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tatalaksana Tuberkulosis. (Juga) peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam mengeliminasi Tuberkulosis. Serta penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan (semua harus lakukan)," terang Taj Yasin pada sambutannya dalam webinar peringatan Hari TB seDunia 2022 bertajuk "Invest to end TB, save lives" di kantornya, Jumat (25/03/2022). 

Taj Yasin juga menyebutkan bahwa program Jogo Santri juga dapat diaplikasikan untuk mencegah epidemi Tuberkulosis (TBC) di lingkungan pesantren. Dengan pengalaman yang sudah dimiliki saat melakukan penanganan Covid-19, Jogo Santri bisa bisa dimanfaatkan untuk eskalasi program-program kesehatan lainnya. 

"Ponpes dengan nilai-nilai ajaran moral sangat mendukung dan berusaha mewujudkan program kesehatan pemerintah di ponpes. Maka di sinilah kaum santri ini diharapkan bisa menjadi agent of change (agen perubahan) terutama dalam bidang kesehatan," kata Taj Yasin. 

Wagub menambahkan, kawasan pondok pesantren menjadi salah satu wilayah yang cukup rentan terhadap adanya penularan TB. 

"Dengan berbagai kegiatan para santri yang padat dan saling berinteraksi setiap harinya, keadaan seperti ini merupakan salah satu risiko tinggi adanya penularan penyakit, terutama Tuberkulosis atau yang biasa disebut TBC," terangnya. 

Disebutkan sejak pandemi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah menggulirkan program Jogo Tonggo untuk menanggulangi dampak Covid-19. Program itupun dikembangkan menjadi banyak program, salah satunya Jogo Santri untuk kalangan pesantren. 

Sejak program Jogo Santri, saat ini telah banyak ponpes yang sudah memiliki kesadaran terhadap masalah kesehatan. Hal itu dapat menjadi pintu masuk bagi pemerintah untuk turut mengampanyekan upaya pencegahan epidemi TBC. 

"Sudah lama saya berangan-angan bagaimana bisa mengampanyekan mengenai TBC di ponpes. Saat ini banyak ponpes yang aware (waspada) terhadap kesehatan. Ini bisa menjadi pintu masuk kita. Biasanya masyarakat yang dekat dengan ponpes, sangat takdim (menurut) dengan tokoh tokoh di ponpes," paparnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu