Follow Us :              

Pariwisata Bangkit, Perantau Asal Borobudur Pilih Pulang Kampung

  16 May 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 548 
Kategori :
Bagikan :


Pariwisata Bangkit, Perantau Asal Borobudur Pilih Pulang Kampung

16 May 2022 | 09:00:00 | dibaca : 548
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

MAGELANG - Pasca terpuruk akibat pandemi, kini kondisi pariwisata Candi Borobudur berbalik 180 derajat. Kawasan wisata prioritas ini kini mulai ramai didatangi wisatawan. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo senang karena tempat para pedagang makanan dan kerajinan ramai didatangi pembeli. Penginapan juga habis terpesan para wisatawan. 

"Sudah mulai ramai ya, hotel-hotel penuh bahkan homestay di desa-desa dan Balkondes juga penuh semua. Bahkan tadi ada yang bilang kami sudah full booking sampai akhir bulan. Tentu senang mendengarnya," kata Gubernur saat meninjau kawasan wisata Borobudur, Senin (16/5). 

Ety Windaryanti, pengelola Bakondes Karangrejo saat dikonfirmasi membenarkan adanya kenaikan drastis jumlah pengunjung. "Ya kami merasakan sekali perbedaannya. Dulu waktu pandemi sepi sekali, bahkan sampai tidak ada wisatawan datang. Hampir dua tahun kondisi itu terjadi. Sekarang sudah mulai ramai, bahkan peningkatan kunjungan lebih dari 100 persen," katanya. 

Bahkan Ety mengatakan, semua kamar Balkondes Karangrejo, sudah dipesan tamu sampai akhir Mei ini. Pihaknya bahkan sampai terpaksa menolak tamu karena semua telah terisi. 

"Ya sejak pandemi berkurang dan PPKM dilonggarkan, kawasan ini sudah mulai ramai lagi. Di tempat kami ini, semua kamar sudah full dipesan sampai akhir bulan," kata Ety Windaryanti, pengelola Bakondes Karangrejo. 

Tidak hanya penginapan saja, restoran Balkondes yang menempati bangunan joglo, juga sudah penuh pesanan. Hingga akhir Mei banyak kegiatan di tempat itu. 

Meski ramai, pengelola tidak mematok tarif tinggi. Semua harga baik harga sewa kamar maupun harga sewa joglo, semua masih sama seperti dulu. "Harga masih sama, karena ini momentum pariwisata bangkit, jadi harus melayani dengan baik," jelasnya. 

Kebangkitan dunia pariwisata di Borobudur bukan saja menjadi mengembirakan masyarakat, tetapi juga pemerintah. Setelah sempat terpuruk dua tahun lebih akibat pandemi, objek wisata yang dicanangkan jadi destinasi super prioritas itu sudah bangkit kembali. 

Ganjar menaruh harapan besar pengembangan kawasan Borobudur bisa mengangkat ekonomi masyarakat. Tidak hanya yang ada di kawasan Candi Borobudur, tapi masyarakat sekitarnya. 

"Pengembangan kawasan Borobudur saat ini sangat terasa buat kami. Banyak wisatawan berdatangan ke desa-desa dan menikmati paket wisata yang ada," kata Agus Prayitno, pengelola wisata Jeep sekaligus pemilik Gubuk Kopi. 

Agus mengatakan, tiap hari wisatawan datang ke tempatnya terus meningkat. Tidak kurang dari 2000 wisatawan datang untuk menikmati paket wisata yang disediakan. "Kondisinya sudah kembali normal seperti sebelum pandemi, bahkan sekarang lebih banyak wisatawan datang. Kami sangat merasakan dampak pengembangan Kawasan Borobudur ini," katanya. 

Dampak lain, Agus mengungkapkan, banyak anak muda perantau dari kawasan tersebut yang sekarang memilih pulang ke kampung untuk bekerja di desa. "Kami berharap dengan berkembangnya kawasan Borobudur dan meningkatnya wisatawan, masyarakat tidak ada yang menganggur," pungkasnya.


Bagikan :

MAGELANG - Pasca terpuruk akibat pandemi, kini kondisi pariwisata Candi Borobudur berbalik 180 derajat. Kawasan wisata prioritas ini kini mulai ramai didatangi wisatawan. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo senang karena tempat para pedagang makanan dan kerajinan ramai didatangi pembeli. Penginapan juga habis terpesan para wisatawan. 

"Sudah mulai ramai ya, hotel-hotel penuh bahkan homestay di desa-desa dan Balkondes juga penuh semua. Bahkan tadi ada yang bilang kami sudah full booking sampai akhir bulan. Tentu senang mendengarnya," kata Gubernur saat meninjau kawasan wisata Borobudur, Senin (16/5). 

Ety Windaryanti, pengelola Bakondes Karangrejo saat dikonfirmasi membenarkan adanya kenaikan drastis jumlah pengunjung. "Ya kami merasakan sekali perbedaannya. Dulu waktu pandemi sepi sekali, bahkan sampai tidak ada wisatawan datang. Hampir dua tahun kondisi itu terjadi. Sekarang sudah mulai ramai, bahkan peningkatan kunjungan lebih dari 100 persen," katanya. 

Bahkan Ety mengatakan, semua kamar Balkondes Karangrejo, sudah dipesan tamu sampai akhir Mei ini. Pihaknya bahkan sampai terpaksa menolak tamu karena semua telah terisi. 

"Ya sejak pandemi berkurang dan PPKM dilonggarkan, kawasan ini sudah mulai ramai lagi. Di tempat kami ini, semua kamar sudah full dipesan sampai akhir bulan," kata Ety Windaryanti, pengelola Bakondes Karangrejo. 

Tidak hanya penginapan saja, restoran Balkondes yang menempati bangunan joglo, juga sudah penuh pesanan. Hingga akhir Mei banyak kegiatan di tempat itu. 

Meski ramai, pengelola tidak mematok tarif tinggi. Semua harga baik harga sewa kamar maupun harga sewa joglo, semua masih sama seperti dulu. "Harga masih sama, karena ini momentum pariwisata bangkit, jadi harus melayani dengan baik," jelasnya. 

Kebangkitan dunia pariwisata di Borobudur bukan saja menjadi mengembirakan masyarakat, tetapi juga pemerintah. Setelah sempat terpuruk dua tahun lebih akibat pandemi, objek wisata yang dicanangkan jadi destinasi super prioritas itu sudah bangkit kembali. 

Ganjar menaruh harapan besar pengembangan kawasan Borobudur bisa mengangkat ekonomi masyarakat. Tidak hanya yang ada di kawasan Candi Borobudur, tapi masyarakat sekitarnya. 

"Pengembangan kawasan Borobudur saat ini sangat terasa buat kami. Banyak wisatawan berdatangan ke desa-desa dan menikmati paket wisata yang ada," kata Agus Prayitno, pengelola wisata Jeep sekaligus pemilik Gubuk Kopi. 

Agus mengatakan, tiap hari wisatawan datang ke tempatnya terus meningkat. Tidak kurang dari 2000 wisatawan datang untuk menikmati paket wisata yang disediakan. "Kondisinya sudah kembali normal seperti sebelum pandemi, bahkan sekarang lebih banyak wisatawan datang. Kami sangat merasakan dampak pengembangan Kawasan Borobudur ini," katanya. 

Dampak lain, Agus mengungkapkan, banyak anak muda perantau dari kawasan tersebut yang sekarang memilih pulang ke kampung untuk bekerja di desa. "Kami berharap dengan berkembangnya kawasan Borobudur dan meningkatnya wisatawan, masyarakat tidak ada yang menganggur," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu