Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Brebes – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meresmikan empat flyover atau jalan layang di Kabupaten Tegal dan Brebes, serta underpass di Jatingaleh, Kota Semarang. Lima infrastruktur tersebut akan menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan, terutama saat mudik Lebaran.
“Sebenarnya, enggak perlu diresmikan juga enggak apa-apa. Akan tetapi, Pemerintah ingin menyampaikan kepada publik bahwa ada cerita di balik pembuatan `flyover` ini. Ada kemacetan yang luar biasa dan bagaimana kita secepat mungkin membereskan,” ujar Gubernur Ganjar Pranowo di sela-sela peninjauan Flyover Dermoleng Brebes, Rabu (25/10).
Lima proyek nasional tersebut adalah Flyover Dermoleng dan Flyover Kretek (Kabupaten Brebes), Flyover Klonengan dan Flyover Kesambi (Kabupaten Tegal), serta underpass Jatingaleh (Kota Semarang).
Gubernur mengatakan, insiden Brexit 2016 menginsiprasi dan mendorong semua pemangku kepentingan mengoreksi sistem, metode atau cara dalam menyelesaikan persoalan tahunan mudik. Apalagi Jateng merupakan daerah lintasan arus mudik dari dan ke berbagai penjuru nusantara.
Menurutnya, dengan adanya empat jalan layang di Kabupaten Tegal dan Brebes, maka kemacetan akibat perlintasan sebidang rel kereta api dapat terurai. Sebab saat pemudik yang melalui jalur darat melewati pintu perlintasan kereta api, memicu kemacetan kendaraan yang luar biasa karena frekuensi kereta api melintas setiap 15 menit sekali.
“Kerja sama yang luar biasa antara pemkab, pemprov, dan pemerintah pusat hingga akhirnya untuk pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia, mudik Lebaran 2017 merupakan mudik paling baik,” tandasnya.
Pemkab, imbuh Ganjar, bergerak cepat, membantu makanan untuk para pemudik. Tentunya bersama BPBD, TNI, Polri yang juga terjun ke lapangan. Itu menginsipirasi semua bagaimana merespon persoalan yang terjadi.
Selain itu, pemprov juga telah membentuk panitia mudik Lebaran setiap satu tahun sebelum Lebaran. Dengan adanya panitia mudik, beragam permasalahan terkait mudik dapat teridentifikasi sehingga arus mudik dan balik pada tahun selanjutnya dapat berjalan dengan lancar.
Dalam kesempatan itu, mantan anggota DPR RI itu meminta masyarakat merawat bangunan tersebut, salah satunya tidak melakukan aksi corat- coret. Apabila ingin corat-coret bangunan flyover boleh saja, namun harus izin dahulu kepada dinas dan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VII Direktorat Jenderal Bina Marga Kementetian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“PR kita kemudian adalah merawat flyover. Kepada masyarakat yang suka corat-coret, kalau mau mural, silakan dimural tapi izin dahulu, kalau perlu nanti saya mintakan izin,” katanya.
Ia menambahkan, mural yang akan ditorehkan di dinding flyover harus tetap memperhatikan nilai-nilai estetika dan ada pesan moral yang disampaikan kepada masyarakat. Antara lain, mengenai antinarkoba, antiradikalisme, kegotongroyongan, cinta NKRI, serta kewajiban membayar pajak.
Penulis : Mn, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Brebes – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meresmikan empat flyover atau jalan layang di Kabupaten Tegal dan Brebes, serta underpass di Jatingaleh, Kota Semarang. Lima infrastruktur tersebut akan menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan, terutama saat mudik Lebaran.
“Sebenarnya, enggak perlu diresmikan juga enggak apa-apa. Akan tetapi, Pemerintah ingin menyampaikan kepada publik bahwa ada cerita di balik pembuatan `flyover` ini. Ada kemacetan yang luar biasa dan bagaimana kita secepat mungkin membereskan,” ujar Gubernur Ganjar Pranowo di sela-sela peninjauan Flyover Dermoleng Brebes, Rabu (25/10).
Lima proyek nasional tersebut adalah Flyover Dermoleng dan Flyover Kretek (Kabupaten Brebes), Flyover Klonengan dan Flyover Kesambi (Kabupaten Tegal), serta underpass Jatingaleh (Kota Semarang).
Gubernur mengatakan, insiden Brexit 2016 menginsiprasi dan mendorong semua pemangku kepentingan mengoreksi sistem, metode atau cara dalam menyelesaikan persoalan tahunan mudik. Apalagi Jateng merupakan daerah lintasan arus mudik dari dan ke berbagai penjuru nusantara.
Menurutnya, dengan adanya empat jalan layang di Kabupaten Tegal dan Brebes, maka kemacetan akibat perlintasan sebidang rel kereta api dapat terurai. Sebab saat pemudik yang melalui jalur darat melewati pintu perlintasan kereta api, memicu kemacetan kendaraan yang luar biasa karena frekuensi kereta api melintas setiap 15 menit sekali.
“Kerja sama yang luar biasa antara pemkab, pemprov, dan pemerintah pusat hingga akhirnya untuk pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia, mudik Lebaran 2017 merupakan mudik paling baik,” tandasnya.
Pemkab, imbuh Ganjar, bergerak cepat, membantu makanan untuk para pemudik. Tentunya bersama BPBD, TNI, Polri yang juga terjun ke lapangan. Itu menginsipirasi semua bagaimana merespon persoalan yang terjadi.
Selain itu, pemprov juga telah membentuk panitia mudik Lebaran setiap satu tahun sebelum Lebaran. Dengan adanya panitia mudik, beragam permasalahan terkait mudik dapat teridentifikasi sehingga arus mudik dan balik pada tahun selanjutnya dapat berjalan dengan lancar.
Dalam kesempatan itu, mantan anggota DPR RI itu meminta masyarakat merawat bangunan tersebut, salah satunya tidak melakukan aksi corat- coret. Apabila ingin corat-coret bangunan flyover boleh saja, namun harus izin dahulu kepada dinas dan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VII Direktorat Jenderal Bina Marga Kementetian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“PR kita kemudian adalah merawat flyover. Kepada masyarakat yang suka corat-coret, kalau mau mural, silakan dimural tapi izin dahulu, kalau perlu nanti saya mintakan izin,” katanya.
Ia menambahkan, mural yang akan ditorehkan di dinding flyover harus tetap memperhatikan nilai-nilai estetika dan ada pesan moral yang disampaikan kepada masyarakat. Antara lain, mengenai antinarkoba, antiradikalisme, kegotongroyongan, cinta NKRI, serta kewajiban membayar pajak.
Penulis : Mn, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Berita Terbaru