Follow Us :              

Momentum Puja Bakti Agung Asadha, Sekda Ajak Umat Budha Rekatkan Persatuan

  10 July 2022  |   15:00:00  |   dibaca : 1387 
Kategori :
Bagikan :


Momentum Puja Bakti Agung Asadha, Sekda Ajak Umat Budha Rekatkan Persatuan

10 July 2022 | 15:00:00 | dibaca : 1387
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

MAGELANG - Ajaran Buddha kental dengan gaung perdamaian dan welas asih yang universal. Salah satu ajarannya adalah nilai kebenaran mulia yang ditujukan untuk semua orang tanpa membedakan ras, suku, agama, dan budayanya. 

Saat menghadiri Peringatan Puja Bakti Agung Asadha 2566 BE, Minggu (10/07/2022), Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyampaikan, peringatan hari suci bagi umat Budha ini akan menjadi momentum untuk menyegarkan kembali peran serta umat Buddha dalam menjaga pelestarian, pemberdayaan, serta pemantapan praktek Dhamma umat Budha Indonesia. Hal ini akan mendorong umat Budha untuk memperdalam ajaran Sang Budha dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari. 

"Pada kesempatan yang berbahagia ini saya kembali mengajak seluruh umat Budha untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara, khususnya di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Walaupun masyarakat kita terdiri dari beragam suku bangsa, ras dan agama," ajaknya di Taman Lumbini Borobudur. 

Pesan merekatkan persatuan dan kesatuan sering disampaikan, karena sejalan dengan kemajuan zaman, ujian terhadap Bhinneka Tunggal Ika juga meningkat, lanjut Sekda. Tantangan yang dihadapi biasanya muncul lewat persoalan bermuatan SARA. Jumlah persoalannya tidak hanya banyak, tapi juga kompleks. 

"Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya minta umat Budha dan seluruh elemen masyarakat semakin terpacu untuk melangkah lebih maju, dengan menciptakan movement (gerakan) yang konkret, baik untuk pengembangan bidang keagamaan maupun non keagamaan," tandasnya 

Kerja sama dengan semua pihak dan saling sinergi antarumat beragama, penting dilakukan. Kompleksnya persoalan yang dihadapi, akan sulit diselesaikan jika tidak ada rasa persatuan. Sebaliknya, apabila rasa persatuan terjalin erat, beragam persoalan bangsa seperti radikalisme, terorisme, intoleransi, dan lingkungan hidup, akan lebih mudah diselesaikan. Dengan begitu, kemajemukan tidak menjadi penghalang pembangunan. 

"Toleransi, bersaudara, tanpa SARA, rasanya menjadi kekinian yang harus kita rawat," tutupnya.


Bagikan :

MAGELANG - Ajaran Buddha kental dengan gaung perdamaian dan welas asih yang universal. Salah satu ajarannya adalah nilai kebenaran mulia yang ditujukan untuk semua orang tanpa membedakan ras, suku, agama, dan budayanya. 

Saat menghadiri Peringatan Puja Bakti Agung Asadha 2566 BE, Minggu (10/07/2022), Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyampaikan, peringatan hari suci bagi umat Budha ini akan menjadi momentum untuk menyegarkan kembali peran serta umat Buddha dalam menjaga pelestarian, pemberdayaan, serta pemantapan praktek Dhamma umat Budha Indonesia. Hal ini akan mendorong umat Budha untuk memperdalam ajaran Sang Budha dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari. 

"Pada kesempatan yang berbahagia ini saya kembali mengajak seluruh umat Budha untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara, khususnya di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Walaupun masyarakat kita terdiri dari beragam suku bangsa, ras dan agama," ajaknya di Taman Lumbini Borobudur. 

Pesan merekatkan persatuan dan kesatuan sering disampaikan, karena sejalan dengan kemajuan zaman, ujian terhadap Bhinneka Tunggal Ika juga meningkat, lanjut Sekda. Tantangan yang dihadapi biasanya muncul lewat persoalan bermuatan SARA. Jumlah persoalannya tidak hanya banyak, tapi juga kompleks. 

"Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya minta umat Budha dan seluruh elemen masyarakat semakin terpacu untuk melangkah lebih maju, dengan menciptakan movement (gerakan) yang konkret, baik untuk pengembangan bidang keagamaan maupun non keagamaan," tandasnya 

Kerja sama dengan semua pihak dan saling sinergi antarumat beragama, penting dilakukan. Kompleksnya persoalan yang dihadapi, akan sulit diselesaikan jika tidak ada rasa persatuan. Sebaliknya, apabila rasa persatuan terjalin erat, beragam persoalan bangsa seperti radikalisme, terorisme, intoleransi, dan lingkungan hidup, akan lebih mudah diselesaikan. Dengan begitu, kemajemukan tidak menjadi penghalang pembangunan. 

"Toleransi, bersaudara, tanpa SARA, rasanya menjadi kekinian yang harus kita rawat," tutupnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu