Follow Us :              

Pemprov Jateng Prioritaskan Kuota PPDB SMA dan SMK untuk Keluarga Tidak Mampu dan Anak Yatim/Piatu

  14 July 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 825 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Prioritaskan Kuota PPDB SMA dan SMK untuk Keluarga Tidak Mampu dan Anak Yatim/Piatu

14 July 2022 | 11:00:00 | dibaca : 825
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SURAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, memastikan siswa dari keluarga tidak mampu menjadi prioritas dalam pengisian kekosongan kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Hal itu disampaikan usai menghadiri acara Rakernas KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) di Hotel Alila, Surakarta, Kamis (14/7). 

“Yang kosong-kosong itu kita prioritaskan untuk, maaf, yang tidak mampu. Keluarga miskin kita prioritaskan,” ujarnya. 

Gubernur menerangkan, total  jumlah lulusan SMP/MTS mencapai 522.295 orang. Adapun daya tampung SMA/SMK Negeri mencapai 217.745 orang, sedangkan yang diterima 216.107 peserta didik, atau 99,25 persen dari daya tampung. Sisa kuota tersebut, diprioritaskan bagi siswa dari keluarga tidak mampu. 

Di sisi lain, Gubernur meminta, agar opsi sekolah swasta juga dipertimbangkan para orangtua siswa yang mampu. Langkah ini bisa membantu memperbesar peluang masyarakat kurang mampu bisa mendapat pendidikan di SMA dan SMK Negeri. 

“Banyak juga sekolah swasta, apalagi yang di kota juga bagus-bagus, itu bisa diisi karena memang semua tidak bisa tertampung di sekolah negeri,” tandasnya. 

Selain memberi perhatian pada para calon peserta didik dari keluarga ekonomi kurang mampu, Pemprov Jateng juga memiliki kepedulian besar pada calon peserta didik yang yatim/piatu dan yatim-piatu, termasuk yang orang tuanya meninggal karena Covid-19. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Jateng, Uswatun Hasanah mengatakan, jalur afirmasi siswa yatim/piatu atau yatim-piatu korban Covid-19 sekitar 2 persen dalam PPDB 2022. 

"Kalau mereka tidak diberikan persentase khusus, maka kemungkinan besar mereka tidak sekolah. Jadi jalur afirmasi ini, salah satu tujuannya untuk mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan partisipasi anak sekolah menyukseskan wajib sekolah 12 tahun," tandasnya. 

Keberadaan kuota khusus itu sangat disyukuri para yatim/piatu dan yatim-piatu.  Lukman Najib Aldiansyah, siswa SMAN 2 Kota Semarang melalui jalur afirmasi yatim karena Covid-19, adalah salah satu dari banyak penerima manfaat kebijakan ini. 

Lukman mengaku tidak menyangka bisa diterima di sekolah tersebut. Mengingat beratnya saingan untuk bisa masuk ke SMAN 2 Kota Semarang. 

"Kalau menyangkanya, jelas tidak, karena saingannya berat. Baik jalur prestasi atau zonasi. Tapi melalui jalur afirmasi ini, sangat membantu saya bisa masuk ke SMA 2," jelas Aldi.


Bagikan :

SURAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, memastikan siswa dari keluarga tidak mampu menjadi prioritas dalam pengisian kekosongan kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Hal itu disampaikan usai menghadiri acara Rakernas KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) di Hotel Alila, Surakarta, Kamis (14/7). 

“Yang kosong-kosong itu kita prioritaskan untuk, maaf, yang tidak mampu. Keluarga miskin kita prioritaskan,” ujarnya. 

Gubernur menerangkan, total  jumlah lulusan SMP/MTS mencapai 522.295 orang. Adapun daya tampung SMA/SMK Negeri mencapai 217.745 orang, sedangkan yang diterima 216.107 peserta didik, atau 99,25 persen dari daya tampung. Sisa kuota tersebut, diprioritaskan bagi siswa dari keluarga tidak mampu. 

Di sisi lain, Gubernur meminta, agar opsi sekolah swasta juga dipertimbangkan para orangtua siswa yang mampu. Langkah ini bisa membantu memperbesar peluang masyarakat kurang mampu bisa mendapat pendidikan di SMA dan SMK Negeri. 

“Banyak juga sekolah swasta, apalagi yang di kota juga bagus-bagus, itu bisa diisi karena memang semua tidak bisa tertampung di sekolah negeri,” tandasnya. 

Selain memberi perhatian pada para calon peserta didik dari keluarga ekonomi kurang mampu, Pemprov Jateng juga memiliki kepedulian besar pada calon peserta didik yang yatim/piatu dan yatim-piatu, termasuk yang orang tuanya meninggal karena Covid-19. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Jateng, Uswatun Hasanah mengatakan, jalur afirmasi siswa yatim/piatu atau yatim-piatu korban Covid-19 sekitar 2 persen dalam PPDB 2022. 

"Kalau mereka tidak diberikan persentase khusus, maka kemungkinan besar mereka tidak sekolah. Jadi jalur afirmasi ini, salah satu tujuannya untuk mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan partisipasi anak sekolah menyukseskan wajib sekolah 12 tahun," tandasnya. 

Keberadaan kuota khusus itu sangat disyukuri para yatim/piatu dan yatim-piatu.  Lukman Najib Aldiansyah, siswa SMAN 2 Kota Semarang melalui jalur afirmasi yatim karena Covid-19, adalah salah satu dari banyak penerima manfaat kebijakan ini. 

Lukman mengaku tidak menyangka bisa diterima di sekolah tersebut. Mengingat beratnya saingan untuk bisa masuk ke SMAN 2 Kota Semarang. 

"Kalau menyangkanya, jelas tidak, karena saingannya berat. Baik jalur prestasi atau zonasi. Tapi melalui jalur afirmasi ini, sangat membantu saya bisa masuk ke SMA 2," jelas Aldi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu