Foto : Handy (Humas Jateng)
Foto : Handy (Humas Jateng)
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggencarkan berbagai upaya dan strategi dalam penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK). Di antaranya membentuk Satuan Tugas (Satgas) PMK provinsi dan 35 kabupaten/kota, posko PMK di di tingkat desa, pengobatan, vaksinasi, gerakan Jogo Ternak dan Bolo Ternak, serta kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Upaya-upaya yang kita lakukan adalah pembentukan posko di 35 kabupaten dan kota, meningkatkan biosekuriti, penutupan pasar hewan, surveilan pengobatan dan investigasi, vaksinasi kita upayakan percepatan, pelatihan-pelatihan, penyebaran informasi, serta edukasi kepada masyarakat," kata Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno saat rapat koordinasi dengan Ketua Satgas PMK sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto di Setda Jateng, Rabu (27/7/2022).
Gerakan Jogo Ternak melibatkan komunitas Bolo Ternak dan menggandeng stakeholder dari perguruan tinggi. Kegiatan mereka antara lain, mendirikan posko PMK di sejumlah titik, serta menyediakan kanal aduan untuk mempermudah masyarakat melaporkan dan memberikan informasi, mengawasi pasar hewan, menyiapkan obat dan vaksin, serta mengontrol mobilitas hewan ternak.
Dalam paparannya, Sekda menjelaskan, untuk pendekatan strategis "Basmi PMK" di Jateng dengan gerakan Jogo Ternak, terdiri dari beberapa aspek. Aspek teknis terkait penyakit ternak, dilakukan dengan memberdayakan pusat kesehatan hewan keliling (Puskeswan) dan klinik hewan. Sedang aspek ekonomi, serta aspek risiko, dilakukan dengan penyuluhan keliling yang melibatkan Bolo Ternak.
Terkait percepatan vaksinasi hewan ternak, Sekda mengatakan, pelaksanaan vaksinasi di Jateng sudah berjalan dengan baik, hanya empat daerah yang capaiannya masih di bawah 90 persen. Kondisi tersebut akibat terkendala pengiriman vaksin dari Kementerian Peternakan dan alat suntik dari BNPB yang kurang sesuai dan keterbatasan tenaga vaksinasi di kabupaten dan kota.
"Karena distribusi tenaga tidak merata dan itu terkait dengan kondisi di masing-masing kabupaten dan kota yang berbeda. Tapi dari rakor ini ada masukan, perhimpunan dokter hewan ingin ikut berpartisipasi dan ini tentu kita tangkap (peluang), juga di Sragen punya inovasi dengan menggandeng TNI dan akan kita tindak lanjuti," tanggap Sekda.
Ketua Satgas PMK, Suharyanto mengapresiasi keseriusan Pemprov Jateng dalam menangani PMK. Berbagai strategi pun dilakukan, diantaranya mengaktifkan posko penanganan Covid-19 untuk penanganan PMK yang tersebar mulai dari tingkat rukun tetangga hingga provinsi dan melibatkan masyarakat, komunitas, lembaga, serta instansi terkait.
"Jogo Ternak jangan hanya sebagai slogan tetapi harus melakukan langkah-langkah strategis untuk mencegah penularan PMK, menjaga daerah-daerah yang masih hijau agar jangan sampai terkena PMK," katanya.
Ia menjelaskan, terdapat empat strategi utama dalam penanganan PMK. Yakni strategi biosecurity, pengobatan, vaksinasi, serta pemotongan bersyarat. Semua strategi tersebut, sementara ini ditentukan oleh hasil testing berdasarkan hasil gejala klinis hewan ternak. Namun, dalam waktu tidak terlalu lama akan ditentukan dengan metode testing menggunakan ELISA dan tes PCR.
"Strategi pemotongan bersyarat adalah untuk menekan angka kasus penularan bagi daerah-daerah yang jumlahnya tidak terlalu tinggi. Sehingga daripada menularkan pada hewan lain, maka dilakukan pemotongan bersyarat terhadap hewan yang sakit, dipotong supaya bisa dimanfaatkan dagingnya," jelasnya.
Selain mencegah penularan pada hewan lain dan memanfaatkan daging hewan yang terkena PMK, pemilik hewan ternak yang ternaknya terpaksa dipotong akan mendapat bantuan senilai sesuai jenis hewan ternak. Yakni sapi dan kerbau Rp10 juta, kambing dan domba Rp1.5 juta, dan babi Rp2 juta.
"Satgas Provinsi nanti sampaikan ini ke Satgas PMK di kabupaten dan kota, jika jumlah kasus PMK kecil lebih baik hewan ternaknya dipotong saja. Selain dapat memutus penularan juga mendapat ganti rugi dan dagingnya masih bisa dijual. Seperti di Tegal dan Purbalingga yang ternaknya terkena PMK hanya dua ekor dipotong saja," pintanya.
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggencarkan berbagai upaya dan strategi dalam penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK). Di antaranya membentuk Satuan Tugas (Satgas) PMK provinsi dan 35 kabupaten/kota, posko PMK di di tingkat desa, pengobatan, vaksinasi, gerakan Jogo Ternak dan Bolo Ternak, serta kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Upaya-upaya yang kita lakukan adalah pembentukan posko di 35 kabupaten dan kota, meningkatkan biosekuriti, penutupan pasar hewan, surveilan pengobatan dan investigasi, vaksinasi kita upayakan percepatan, pelatihan-pelatihan, penyebaran informasi, serta edukasi kepada masyarakat," kata Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno saat rapat koordinasi dengan Ketua Satgas PMK sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto di Setda Jateng, Rabu (27/7/2022).
Gerakan Jogo Ternak melibatkan komunitas Bolo Ternak dan menggandeng stakeholder dari perguruan tinggi. Kegiatan mereka antara lain, mendirikan posko PMK di sejumlah titik, serta menyediakan kanal aduan untuk mempermudah masyarakat melaporkan dan memberikan informasi, mengawasi pasar hewan, menyiapkan obat dan vaksin, serta mengontrol mobilitas hewan ternak.
Dalam paparannya, Sekda menjelaskan, untuk pendekatan strategis "Basmi PMK" di Jateng dengan gerakan Jogo Ternak, terdiri dari beberapa aspek. Aspek teknis terkait penyakit ternak, dilakukan dengan memberdayakan pusat kesehatan hewan keliling (Puskeswan) dan klinik hewan. Sedang aspek ekonomi, serta aspek risiko, dilakukan dengan penyuluhan keliling yang melibatkan Bolo Ternak.
Terkait percepatan vaksinasi hewan ternak, Sekda mengatakan, pelaksanaan vaksinasi di Jateng sudah berjalan dengan baik, hanya empat daerah yang capaiannya masih di bawah 90 persen. Kondisi tersebut akibat terkendala pengiriman vaksin dari Kementerian Peternakan dan alat suntik dari BNPB yang kurang sesuai dan keterbatasan tenaga vaksinasi di kabupaten dan kota.
"Karena distribusi tenaga tidak merata dan itu terkait dengan kondisi di masing-masing kabupaten dan kota yang berbeda. Tapi dari rakor ini ada masukan, perhimpunan dokter hewan ingin ikut berpartisipasi dan ini tentu kita tangkap (peluang), juga di Sragen punya inovasi dengan menggandeng TNI dan akan kita tindak lanjuti," tanggap Sekda.
Ketua Satgas PMK, Suharyanto mengapresiasi keseriusan Pemprov Jateng dalam menangani PMK. Berbagai strategi pun dilakukan, diantaranya mengaktifkan posko penanganan Covid-19 untuk penanganan PMK yang tersebar mulai dari tingkat rukun tetangga hingga provinsi dan melibatkan masyarakat, komunitas, lembaga, serta instansi terkait.
"Jogo Ternak jangan hanya sebagai slogan tetapi harus melakukan langkah-langkah strategis untuk mencegah penularan PMK, menjaga daerah-daerah yang masih hijau agar jangan sampai terkena PMK," katanya.
Ia menjelaskan, terdapat empat strategi utama dalam penanganan PMK. Yakni strategi biosecurity, pengobatan, vaksinasi, serta pemotongan bersyarat. Semua strategi tersebut, sementara ini ditentukan oleh hasil testing berdasarkan hasil gejala klinis hewan ternak. Namun, dalam waktu tidak terlalu lama akan ditentukan dengan metode testing menggunakan ELISA dan tes PCR.
"Strategi pemotongan bersyarat adalah untuk menekan angka kasus penularan bagi daerah-daerah yang jumlahnya tidak terlalu tinggi. Sehingga daripada menularkan pada hewan lain, maka dilakukan pemotongan bersyarat terhadap hewan yang sakit, dipotong supaya bisa dimanfaatkan dagingnya," jelasnya.
Selain mencegah penularan pada hewan lain dan memanfaatkan daging hewan yang terkena PMK, pemilik hewan ternak yang ternaknya terpaksa dipotong akan mendapat bantuan senilai sesuai jenis hewan ternak. Yakni sapi dan kerbau Rp10 juta, kambing dan domba Rp1.5 juta, dan babi Rp2 juta.
"Satgas Provinsi nanti sampaikan ini ke Satgas PMK di kabupaten dan kota, jika jumlah kasus PMK kecil lebih baik hewan ternaknya dipotong saja. Selain dapat memutus penularan juga mendapat ganti rugi dan dagingnya masih bisa dijual. Seperti di Tegal dan Purbalingga yang ternaknya terkena PMK hanya dua ekor dipotong saja," pintanya.
Berita Terbaru