Follow Us :              

Pemprov Jateng Tingkatkan Sinergitas dan Metode Penanganan PMK

  09 August 2022  |   15:00:00  |   dibaca : 1013 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Tingkatkan Sinergitas dan Metode Penanganan PMK

09 August 2022 | 15:00:00 | dibaca : 1013
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) akan lebih keras dalam melakukan berbagai strategi untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Sinergitas dengan pemerintah kabupaten maupun kota, TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya juga terus ditingkatkan sehingga kasus PMK bisa ditekan bahkan dihilangkan. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno di sela acara pertemuan koordinasi lintas sektor untuk penanganan wabah PMK di Jateng, di Hotel Awan Sewu Semarang, Selasa (9/8/2022). Acara yang diselenggarakan secara daring dan luring itu, dihadiri perwakilan dari Kodam IV/Diponegoro, Polda Jateng, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari kabupaten dan kota se-Jateng, dan instansi terkait lain. "Semua harus berupaya lebih keras, apalagi ada dukungan dari Australia. Harapannya, masukannya apa saja, nanti kita dorong lebih cepat lagi. Seperti tadi disampaikan Mr John dari Australia, bahwa mereka sudah berpengalaman menghadapi persoalan seperti ini, sehingga tentu saja mengatasi permasalahannya akan lebih cepat, karena pernah mengalami," jelas Sekda.

Turut dijelaskan, berbagai metode penanganan PMK di Jateng telah berjalan, namun Sekda menilai hal itu harus lebih dioptimalkan lagi agar penularan PMK dapat berkurang bahkan menghilang. Terlebih jumlah hewan ternak yang terkonfirmasi positif terpapar PMK relatif masih tinggi. 

Sekda berharap, metode-metode yang telah dilakukan Australia Indonesia Security Partnership (AIHSP) dalam menghadapi penularan PMK di Australia, dapat ditiru dan dilaksanakan dengan baik agar tujuan menghilangkan wabah PMK di Jateng segera tercapai. 

Selain itu, Sekda meminta agar sinergi dengan kabupaten/kota dan berbagai pihak juga ditingkatkan, terutama dengan TNI dan Polri melalui peran strategis Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang tersebar di tingkat desa. "Posisi TNI Polri ada desa-desa dan teman-teman kita itu (TNI dan Polri) benar-benar menguasai wilayah, sehingga kita butuh supporting (dukungan) mereka dari sisi informasi, sosialisasi kepada masyarakat. Dan kalau ada kejadian-kejadian mereka mengetahui lebih dahulu daripada yang ada di dinas. Sehingga tindak lanjut yang dilakukan bisa lebih cepat," kata Sekda. 

John Weaver selaku Animal Health Adviser (konsultan keseharan hewan) AIHSP,  mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa cara yang bisa membantu Jateng mengatasi wabah PMK. Dia mengaku sangat senang bisa bekerjasama dengan Jateng. "AIHSP senang sekali bisa bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jateng. Terlebih Jateng adalah salah satu provinsi prioritas kami untuk melihat apa dukungan yang bisa kami sediakan sebagaimana berkomitmen untuk memenuhi vaksin misalnya. Selain itu, AIHSP juga siap memberikan bantuan teknik, mengembangkan strategi-strategi, serta berbagai pelatihan," terangnya. 

Terkait vaksinasi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto mengatakan, Jateng akan menerima 60 ribu dosis vaksin PMK. Vaksin PMK dari Kementrian Pertanian RI itu akan datang pada Rabu (10/8/2022). 

Hingga Selasa (9/8/2022), vaksinasi (pertama) telah mencapai lebih dari 99 persen. Capaian ini berkat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk TNI/Polri. Bantuan mereka sangat penting karena, tantangan vaksinasi PMK cukup besar. Kepala Disnakkeswan Jateng, mengabarkan bahwa tren penularan PMK di Jateng mulai menunjukan penurunan. Saat ini penularan per hari berkisar 200 kasus. Adapun, jumlah vaksinasi dosis pertama telah mencapai kisaran 135 ribu. 

"Di Jateng vaksinasi sudah 134 ribu-135 ribu ekor atau sekitar 99,5 persen. Itu hal yang akseleratif.  Sementara, suspect PMK sekitar 56 ribu dalam kurun 3 bulan. Penambahan kasus 200 ekor per hari rata-rata, pernah dulu sampai 1.400 ekor per hari. Dengan adanya vaksinasi (penularan) turun," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) akan lebih keras dalam melakukan berbagai strategi untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Sinergitas dengan pemerintah kabupaten maupun kota, TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya juga terus ditingkatkan sehingga kasus PMK bisa ditekan bahkan dihilangkan. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno di sela acara pertemuan koordinasi lintas sektor untuk penanganan wabah PMK di Jateng, di Hotel Awan Sewu Semarang, Selasa (9/8/2022). Acara yang diselenggarakan secara daring dan luring itu, dihadiri perwakilan dari Kodam IV/Diponegoro, Polda Jateng, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari kabupaten dan kota se-Jateng, dan instansi terkait lain. "Semua harus berupaya lebih keras, apalagi ada dukungan dari Australia. Harapannya, masukannya apa saja, nanti kita dorong lebih cepat lagi. Seperti tadi disampaikan Mr John dari Australia, bahwa mereka sudah berpengalaman menghadapi persoalan seperti ini, sehingga tentu saja mengatasi permasalahannya akan lebih cepat, karena pernah mengalami," jelas Sekda.

Turut dijelaskan, berbagai metode penanganan PMK di Jateng telah berjalan, namun Sekda menilai hal itu harus lebih dioptimalkan lagi agar penularan PMK dapat berkurang bahkan menghilang. Terlebih jumlah hewan ternak yang terkonfirmasi positif terpapar PMK relatif masih tinggi. 

Sekda berharap, metode-metode yang telah dilakukan Australia Indonesia Security Partnership (AIHSP) dalam menghadapi penularan PMK di Australia, dapat ditiru dan dilaksanakan dengan baik agar tujuan menghilangkan wabah PMK di Jateng segera tercapai. 

Selain itu, Sekda meminta agar sinergi dengan kabupaten/kota dan berbagai pihak juga ditingkatkan, terutama dengan TNI dan Polri melalui peran strategis Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang tersebar di tingkat desa. "Posisi TNI Polri ada desa-desa dan teman-teman kita itu (TNI dan Polri) benar-benar menguasai wilayah, sehingga kita butuh supporting (dukungan) mereka dari sisi informasi, sosialisasi kepada masyarakat. Dan kalau ada kejadian-kejadian mereka mengetahui lebih dahulu daripada yang ada di dinas. Sehingga tindak lanjut yang dilakukan bisa lebih cepat," kata Sekda. 

John Weaver selaku Animal Health Adviser (konsultan keseharan hewan) AIHSP,  mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa cara yang bisa membantu Jateng mengatasi wabah PMK. Dia mengaku sangat senang bisa bekerjasama dengan Jateng. "AIHSP senang sekali bisa bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jateng. Terlebih Jateng adalah salah satu provinsi prioritas kami untuk melihat apa dukungan yang bisa kami sediakan sebagaimana berkomitmen untuk memenuhi vaksin misalnya. Selain itu, AIHSP juga siap memberikan bantuan teknik, mengembangkan strategi-strategi, serta berbagai pelatihan," terangnya. 

Terkait vaksinasi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto mengatakan, Jateng akan menerima 60 ribu dosis vaksin PMK. Vaksin PMK dari Kementrian Pertanian RI itu akan datang pada Rabu (10/8/2022). 

Hingga Selasa (9/8/2022), vaksinasi (pertama) telah mencapai lebih dari 99 persen. Capaian ini berkat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk TNI/Polri. Bantuan mereka sangat penting karena, tantangan vaksinasi PMK cukup besar. Kepala Disnakkeswan Jateng, mengabarkan bahwa tren penularan PMK di Jateng mulai menunjukan penurunan. Saat ini penularan per hari berkisar 200 kasus. Adapun, jumlah vaksinasi dosis pertama telah mencapai kisaran 135 ribu. 

"Di Jateng vaksinasi sudah 134 ribu-135 ribu ekor atau sekitar 99,5 persen. Itu hal yang akseleratif.  Sementara, suspect PMK sekitar 56 ribu dalam kurun 3 bulan. Penambahan kasus 200 ekor per hari rata-rata, pernah dulu sampai 1.400 ekor per hari. Dengan adanya vaksinasi (penularan) turun," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu