Foto : Slam (Humas Jateng)
Foto : Slam (Humas Jateng)
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan pasca pandemi Covid-19 sejumlah pekerjaan telah berhasil diselesaikan. Bukan hanya pembangunan infrastruktur, tetapi juga ekonomian, sosial-budaya, dan sumberdaya manusia, termasuk teknologi. Semua itu merupakan cerminan kerja sama atau gotong royong seluruh elemen masyarakat di Jateng.
"Untuk infrastruktur, jalan misalnya. Alhamdulillah dari 2.404 km jalan provinsi saat ini, 90 persen lebih kondisinya sangat baik. Di musim kemarau ini, perbaikan langsung kita "genjot" agar minimal sampai akhir tahun kondisi jalan provinsi yang baik bisa mencapai 95 persen. Selain itu masih juga terus kita dorong percepatan pembangunan jalan tol Semarang Demak agar sekaligus bisa jadi penghalau rob di kawasan pesisir utara," kata Gubernur saat upacara peringatan HUT ke-72 Provinsi Jawa Tengah di halaman kantornya, Senin (15/8/2022).
Pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan karena menjadi salah satu syarat utama untuk pembangkitan perekonomian. Tahun lalu bantuan sebesar Rp7,25 miliar diberikan Pemerintah Provinsi Jateng untuk pembangunan jembatan yang menjadi kunci lalu lintas menuju pasar di Desa Senowo sekaligus menjadi akses evakuasi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang. Keberadaan jembatan ini terbukti meningkatkan Pendapatan Asli Deerah dan penjualan para pedagang. "Perlu kita catat, pembangunan infrastruktur berdampak kemakmuran yang bisa dirasakan masyarakat. Ini belum lagi soal pembangunan bandara, kawasan industri, desa wisata serta waduk sebagai penunjang utama sektor pertanian," terangnya.
Terkait perekonomian, seiring penurunan jumlah kasus covid-19, kondisi perekonomian Jateng terus meningkat. Tercatat tahun 2022 perekonomian Jateng naik dari 5,12 persen pada kuartal I menjadi 5,66 persen pada kuartal II. Ekspor Jateng juga meningkat sebesar 41,02 persen, dari sebelumnya 780 juta US Dollar menjadi 1,1 miliar US Dollar. Capaian tersebut juga diimbangi dengan penurunan impor sebesar 18,12 persen, dari 1,33 miliar US dollar menjadi 1,09 miliar US dollar. Inflasi pun juga turun 0.69 persen, dari 4,97 persen menjadi 4,28 persen.
"Data-data tersebut adalah cerminan kerja kita semua selama ini. Bukan cuma kerja pemerintah, ini adalah capaian kerja seluruh elemen yang ada di Jawa Tengah. Ya pedagang, petani, para bupati & walikota serta pegawai negeri, guru, karyawan-karyawan pabrik, pelaku UMKM, pengusaha, penjaga kafe, sopir, tukang ojek, pegiat wisata dan siapa saja yang berjuang untuk perbaikan keadaan. Bagi saya, kerja keras itulah kado terindah dalam perayaan hari jadi Jateng ke-72 ini," ungkapnya.
Buah kerja keras dan gotong royong semua pihak dalam membangun Jateng, makin membuahkan hasil dengan pengakuan pemerintah pusat dalam memberikan dukungan kepada Pemprov Jateng pada ketahanan pangan nasional. Jateng diapresiasi karena tiga tahun berturut-turut mampu swasembada beras.
Apresiasi ditunjukkan Presiden Joko Widodo, dengan ikut mengundang Gubernur Jateng saat Indonesia menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) karena dinilai berhasil dalam membangun ketahanan pangan.
"Ketika dunia tengah mengalami krisis pangan, kita punya potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dunia. Bukan cuma beras. Potensi pangan alternatif kita sangat banyak. Kalau kita tidak punya gandum, kita masih punya porang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, singkong bahkan sagu. Maka dengan ini saya mengundang, hai saudara-saudara para ilmuwan, silakan datang ke Jawa Tengah. Ayo gotong royong membangun pertanian pangan alternatif," ungkapnya.
Gubernur mengakui, di tengah optimisme untuk membangun ketahanan pangan, sektor pertanian masih membutuhkan banyak pembenahan, seperti yang masih dialami petani bawang putih di Kabupaten Tegal. Sejak tahun 1990 produktivitas mereka terus menurun akibat kebijakan impor bawang putih.
Guna membantu mereka, Pemprov Jateng bersama dengan Bank Indonesia, IPB, dan Pemkab Tegal, bahu-membahu untuk meningkatkan produktivitas bawang putih. Apalagi Jateng selama ini merupakan provinsi dengan produksi bawang putih terbanyak nasional. Lewat upaya ini, Gubernur berharap, produktivitas bawang putih dapat meningkat dua kali lipat sehingga menutup jumlah kebutuhan dalam negeri lebih dari 50 persen.
"Keyakinan mereka (petani) cuma satu, bawang putih lokal akan kembali menemukan kejayaan masa silam. Karena kualitasnya yang jauh lebih baik. Kalau saudara-saudara kita para petani berani berjuang habis-habisan seperti itu, kita dosa besar jika cuma diam. Dengan pendampingan gotong royong seperti itu kita harapkan bawang putih akan kembali menemukan masa-masa indahnya," tandas Gubernur.
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan pasca pandemi Covid-19 sejumlah pekerjaan telah berhasil diselesaikan. Bukan hanya pembangunan infrastruktur, tetapi juga ekonomian, sosial-budaya, dan sumberdaya manusia, termasuk teknologi. Semua itu merupakan cerminan kerja sama atau gotong royong seluruh elemen masyarakat di Jateng.
"Untuk infrastruktur, jalan misalnya. Alhamdulillah dari 2.404 km jalan provinsi saat ini, 90 persen lebih kondisinya sangat baik. Di musim kemarau ini, perbaikan langsung kita "genjot" agar minimal sampai akhir tahun kondisi jalan provinsi yang baik bisa mencapai 95 persen. Selain itu masih juga terus kita dorong percepatan pembangunan jalan tol Semarang Demak agar sekaligus bisa jadi penghalau rob di kawasan pesisir utara," kata Gubernur saat upacara peringatan HUT ke-72 Provinsi Jawa Tengah di halaman kantornya, Senin (15/8/2022).
Pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan karena menjadi salah satu syarat utama untuk pembangkitan perekonomian. Tahun lalu bantuan sebesar Rp7,25 miliar diberikan Pemerintah Provinsi Jateng untuk pembangunan jembatan yang menjadi kunci lalu lintas menuju pasar di Desa Senowo sekaligus menjadi akses evakuasi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang. Keberadaan jembatan ini terbukti meningkatkan Pendapatan Asli Deerah dan penjualan para pedagang. "Perlu kita catat, pembangunan infrastruktur berdampak kemakmuran yang bisa dirasakan masyarakat. Ini belum lagi soal pembangunan bandara, kawasan industri, desa wisata serta waduk sebagai penunjang utama sektor pertanian," terangnya.
Terkait perekonomian, seiring penurunan jumlah kasus covid-19, kondisi perekonomian Jateng terus meningkat. Tercatat tahun 2022 perekonomian Jateng naik dari 5,12 persen pada kuartal I menjadi 5,66 persen pada kuartal II. Ekspor Jateng juga meningkat sebesar 41,02 persen, dari sebelumnya 780 juta US Dollar menjadi 1,1 miliar US Dollar. Capaian tersebut juga diimbangi dengan penurunan impor sebesar 18,12 persen, dari 1,33 miliar US dollar menjadi 1,09 miliar US dollar. Inflasi pun juga turun 0.69 persen, dari 4,97 persen menjadi 4,28 persen.
"Data-data tersebut adalah cerminan kerja kita semua selama ini. Bukan cuma kerja pemerintah, ini adalah capaian kerja seluruh elemen yang ada di Jawa Tengah. Ya pedagang, petani, para bupati & walikota serta pegawai negeri, guru, karyawan-karyawan pabrik, pelaku UMKM, pengusaha, penjaga kafe, sopir, tukang ojek, pegiat wisata dan siapa saja yang berjuang untuk perbaikan keadaan. Bagi saya, kerja keras itulah kado terindah dalam perayaan hari jadi Jateng ke-72 ini," ungkapnya.
Buah kerja keras dan gotong royong semua pihak dalam membangun Jateng, makin membuahkan hasil dengan pengakuan pemerintah pusat dalam memberikan dukungan kepada Pemprov Jateng pada ketahanan pangan nasional. Jateng diapresiasi karena tiga tahun berturut-turut mampu swasembada beras.
Apresiasi ditunjukkan Presiden Joko Widodo, dengan ikut mengundang Gubernur Jateng saat Indonesia menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) karena dinilai berhasil dalam membangun ketahanan pangan.
"Ketika dunia tengah mengalami krisis pangan, kita punya potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dunia. Bukan cuma beras. Potensi pangan alternatif kita sangat banyak. Kalau kita tidak punya gandum, kita masih punya porang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, singkong bahkan sagu. Maka dengan ini saya mengundang, hai saudara-saudara para ilmuwan, silakan datang ke Jawa Tengah. Ayo gotong royong membangun pertanian pangan alternatif," ungkapnya.
Gubernur mengakui, di tengah optimisme untuk membangun ketahanan pangan, sektor pertanian masih membutuhkan banyak pembenahan, seperti yang masih dialami petani bawang putih di Kabupaten Tegal. Sejak tahun 1990 produktivitas mereka terus menurun akibat kebijakan impor bawang putih.
Guna membantu mereka, Pemprov Jateng bersama dengan Bank Indonesia, IPB, dan Pemkab Tegal, bahu-membahu untuk meningkatkan produktivitas bawang putih. Apalagi Jateng selama ini merupakan provinsi dengan produksi bawang putih terbanyak nasional. Lewat upaya ini, Gubernur berharap, produktivitas bawang putih dapat meningkat dua kali lipat sehingga menutup jumlah kebutuhan dalam negeri lebih dari 50 persen.
"Keyakinan mereka (petani) cuma satu, bawang putih lokal akan kembali menemukan kejayaan masa silam. Karena kualitasnya yang jauh lebih baik. Kalau saudara-saudara kita para petani berani berjuang habis-habisan seperti itu, kita dosa besar jika cuma diam. Dengan pendampingan gotong royong seperti itu kita harapkan bawang putih akan kembali menemukan masa-masa indahnya," tandas Gubernur.