Follow Us :              

Gubernur Tekankan Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Kohesi Masyarakat

  24 August 2022  |   12:00:00  |   dibaca : 578 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Tekankan Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Kohesi Masyarakat

24 August 2022 | 12:00:00 | dibaca : 578
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa para ulama dan tokoh agama sangat diperlukan dalam merawat daya kohesi masyarakat. Daya ini berperan penting dalam upaya menjaga kondusifitas dan kebangkitan bersama, khususnya setelah dua tahun dipukul pandemi dan perubahan geopolitik dunia. 

"Sekarang pengajian sudah mulai banyak dan kita titip kepada Kiai untuk memberikan pesan damai, moderasi beragama, bagaimana bangkit bersama dengan gotong royong. Juru bicaranya beliau," ujar Gubernur saat menjadi pembicara kunci dalam acara Focus Group Discusion (FGD) yang diselenggarakan oleh MUI Jateng di Aula Kantor Kesbangpol Jateng, Rabu (24/8/2022). 

Gubernur menjelaskan, persatuan dan kebangsaan saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan yang muncul dan saling berkaitan. Dimulai masalah ekonomi yang berdampak pada kondisi sosial. Kemudian kondisi sosial berpengaruh pada kondisi keluarga hingga pada akhirnya berujung pada depresi.  

"Tapi kita musti bangkit. Kalau daya kohesi masyarakatnya berjalan bagus, seperti sekarang ini, kondusif, maka problem dapat diselesaikan," jelasnya. 

Gubenur mengungkapkan, daya kohesi masyarakat sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Hal itu terlihat dari adanya tradisi tolong-menolong, saling menghormati, dan tradisi kerukunan lainnya. "Itu ada. Bahwa ada problem yang musti diselesaikan, ayo duduk. Hari ini para ulama duduk bersama membicarakan permasalahan bangsa dan bagaimana menyelesaikan," katanya. 

Hasil pembicaraan bersama para ulama dan tokoh agama kemudian disampaikan kepada umat dan komunitasnya. Inti pesannya adalah untuk saling menjaga. 

"Biasanya dalam tradisi keagamaan kita, kalau kiainya sudah dawuh (imbau), manut (nurut). Maka kalau hari ini Romo Kiai dan tokoh agamanya kumpul, bicara, dan bersepakat, follower-nya, umatnya, insya Allah akan ikut. Ini daya kohesi yang musti kita rawat. Kesbangpol ikut memfasilitasi itu," terang Gubernur. 

Ketika masyarakat sudah dapat saling menjaga dan daya kohesi kuat maka masyarakat akan menjadi baik. Dengan pendampingan dan pesan dari pada tokoh agama, masyarakat dapat mendukung rencana perbaikan. Bukan hanya masyarakat, Gubernur juga meyakini pemerintah juga membutuhkan tokoh agama. 

"Intinya itu, sehingga jalannya lebih baik. Apakah kemudian pemerintah jalan begitu saja, tentu tidak. Maka semacam konsultasi publik dengan kelompok-kelompok masyarakat termasuk dari MUI itu menjadi begitu penting," katanya. 

FGD Pembinaan Sosial Politik tersebut membahas tentang merajut ukhuwah dalam bingkai kebangsaan dari prespektif para ulama. Acara ini menghadirkan Dewan Pertimbangan MUI Jateng Ali Mufidz, Rais Syuriah Nahdlatul Ulama Jateng Ubaidillah Shodaqoh, dan Ketua Muhammadiyah Jateng Tafsir. Juga Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah Khairuddin dan Ketua MUI Ahmad Daroji.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa para ulama dan tokoh agama sangat diperlukan dalam merawat daya kohesi masyarakat. Daya ini berperan penting dalam upaya menjaga kondusifitas dan kebangkitan bersama, khususnya setelah dua tahun dipukul pandemi dan perubahan geopolitik dunia. 

"Sekarang pengajian sudah mulai banyak dan kita titip kepada Kiai untuk memberikan pesan damai, moderasi beragama, bagaimana bangkit bersama dengan gotong royong. Juru bicaranya beliau," ujar Gubernur saat menjadi pembicara kunci dalam acara Focus Group Discusion (FGD) yang diselenggarakan oleh MUI Jateng di Aula Kantor Kesbangpol Jateng, Rabu (24/8/2022). 

Gubernur menjelaskan, persatuan dan kebangsaan saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan yang muncul dan saling berkaitan. Dimulai masalah ekonomi yang berdampak pada kondisi sosial. Kemudian kondisi sosial berpengaruh pada kondisi keluarga hingga pada akhirnya berujung pada depresi.  

"Tapi kita musti bangkit. Kalau daya kohesi masyarakatnya berjalan bagus, seperti sekarang ini, kondusif, maka problem dapat diselesaikan," jelasnya. 

Gubenur mengungkapkan, daya kohesi masyarakat sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Hal itu terlihat dari adanya tradisi tolong-menolong, saling menghormati, dan tradisi kerukunan lainnya. "Itu ada. Bahwa ada problem yang musti diselesaikan, ayo duduk. Hari ini para ulama duduk bersama membicarakan permasalahan bangsa dan bagaimana menyelesaikan," katanya. 

Hasil pembicaraan bersama para ulama dan tokoh agama kemudian disampaikan kepada umat dan komunitasnya. Inti pesannya adalah untuk saling menjaga. 

"Biasanya dalam tradisi keagamaan kita, kalau kiainya sudah dawuh (imbau), manut (nurut). Maka kalau hari ini Romo Kiai dan tokoh agamanya kumpul, bicara, dan bersepakat, follower-nya, umatnya, insya Allah akan ikut. Ini daya kohesi yang musti kita rawat. Kesbangpol ikut memfasilitasi itu," terang Gubernur. 

Ketika masyarakat sudah dapat saling menjaga dan daya kohesi kuat maka masyarakat akan menjadi baik. Dengan pendampingan dan pesan dari pada tokoh agama, masyarakat dapat mendukung rencana perbaikan. Bukan hanya masyarakat, Gubernur juga meyakini pemerintah juga membutuhkan tokoh agama. 

"Intinya itu, sehingga jalannya lebih baik. Apakah kemudian pemerintah jalan begitu saja, tentu tidak. Maka semacam konsultasi publik dengan kelompok-kelompok masyarakat termasuk dari MUI itu menjadi begitu penting," katanya. 

FGD Pembinaan Sosial Politik tersebut membahas tentang merajut ukhuwah dalam bingkai kebangsaan dari prespektif para ulama. Acara ini menghadirkan Dewan Pertimbangan MUI Jateng Ali Mufidz, Rais Syuriah Nahdlatul Ulama Jateng Ubaidillah Shodaqoh, dan Ketua Muhammadiyah Jateng Tafsir. Juga Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah Khairuddin dan Ketua MUI Ahmad Daroji.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu