Follow Us :              

Kejar Vaksinasi PMK, Jateng Akan Gandeng PDHI dan Perguruan Tinggi

  18 October 2022  |   14:00:00  |   dibaca : 499 
Kategori :
Bagikan :


Kejar Vaksinasi PMK, Jateng Akan Gandeng PDHI dan Perguruan Tinggi

18 October 2022 | 14:00:00 | dibaca : 499
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerima 842 ribu dosis vaksin dari pemerintah pusat untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Vaksin itu sudah disuntikkan sebanyak 504 ribu dosis pada hewan ternak, khususnya sapi dan kerbau. 

"Sebetulnya vaksinasi, kita sudah 56% dari yang di-dropping (vaksin) di Jateng. Tapi kalau itu dibandingkan dengan populasi (hewan ternak), masih sekitar 23%. Tapi apapun, yang kita lakukan adalah bagaimana yang sudah di-dropping ke Jawa Tengah akan segera tervaksinasi," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno, setelah menghadiri Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku dari Satgas PMK Nasional, Selasa (18/10/2022) di Kantor Gubernur. 

Satgas PMK Nasional meminta agar seluruh dosis vaksin PMK yang telah diterima Jawa Tengah segera dihabiskan, sebelum ada pengiriman vaksin selanjutnya. Terbatasnya tenaga vaksinator, menjadi kendala menyuntikkan vaksin pada hewan ternak. Atas saran beberapa pihak, Pemprov Jawa Tengah akan menggandeng pihak di luar seperti Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan perguruan tinggi. 

"Kalau percepatan, problemnya adalah masalah jumlah vaksinator. Tadi ada masukan-masukan dari teman-teman semua, ada dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia yang siap (membantu). Tentu saja ini kita sambut baik, nanti kita koordinasikan, karena PDHI ini kan juga ada cabang-cabangnya di kabupaten/ kota. Ini nanti juga untuk dikolaborasi dengan teman-teman di kabupaten/ kota," tutur Sekda. 

Selain PDHI, mahasiswa jurusan kedokteran hewan dan mahasiswa fakultas peternakan tingkat akhir juga akan dilibatkan menjadi vaksinator. Sebelumnya para mahasiswa akan menjalani asesmen. Tim asesmen diantaranya berasal dari Polda Jateng. 

Asesmen perlu dilakukan karena vaksinasi tidak bisa disuntikkan secara sembarangan. "Kita juga minta, tadi teman dari Polda yang juga sudah mengikuti TOT (training of trainer), nanti juga menjadi bagian untuk mengasesmen yang bisa melaksanakan vaksinasi," tutupnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerima 842 ribu dosis vaksin dari pemerintah pusat untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Vaksin itu sudah disuntikkan sebanyak 504 ribu dosis pada hewan ternak, khususnya sapi dan kerbau. 

"Sebetulnya vaksinasi, kita sudah 56% dari yang di-dropping (vaksin) di Jateng. Tapi kalau itu dibandingkan dengan populasi (hewan ternak), masih sekitar 23%. Tapi apapun, yang kita lakukan adalah bagaimana yang sudah di-dropping ke Jawa Tengah akan segera tervaksinasi," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno, setelah menghadiri Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku dari Satgas PMK Nasional, Selasa (18/10/2022) di Kantor Gubernur. 

Satgas PMK Nasional meminta agar seluruh dosis vaksin PMK yang telah diterima Jawa Tengah segera dihabiskan, sebelum ada pengiriman vaksin selanjutnya. Terbatasnya tenaga vaksinator, menjadi kendala menyuntikkan vaksin pada hewan ternak. Atas saran beberapa pihak, Pemprov Jawa Tengah akan menggandeng pihak di luar seperti Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan perguruan tinggi. 

"Kalau percepatan, problemnya adalah masalah jumlah vaksinator. Tadi ada masukan-masukan dari teman-teman semua, ada dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia yang siap (membantu). Tentu saja ini kita sambut baik, nanti kita koordinasikan, karena PDHI ini kan juga ada cabang-cabangnya di kabupaten/ kota. Ini nanti juga untuk dikolaborasi dengan teman-teman di kabupaten/ kota," tutur Sekda. 

Selain PDHI, mahasiswa jurusan kedokteran hewan dan mahasiswa fakultas peternakan tingkat akhir juga akan dilibatkan menjadi vaksinator. Sebelumnya para mahasiswa akan menjalani asesmen. Tim asesmen diantaranya berasal dari Polda Jateng. 

Asesmen perlu dilakukan karena vaksinasi tidak bisa disuntikkan secara sembarangan. "Kita juga minta, tadi teman dari Polda yang juga sudah mengikuti TOT (training of trainer), nanti juga menjadi bagian untuk mengasesmen yang bisa melaksanakan vaksinasi," tutupnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu