Follow Us :              

Bisa Panen Tiga Kali, Gerakan Seribu Embung Mampu Tingkatkan Hasil Sawah Tadah Hujan

  04 November 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 1572 
Kategori :
Bagikan :


Bisa Panen Tiga Kali, Gerakan Seribu Embung Mampu Tingkatkan Hasil Sawah Tadah Hujan

04 November 2022 | 09:00:00 | dibaca : 1572
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SRAGEN - Gerakan Seribu Embung yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo manfaatnya semakin dirasakan masyarakat. Air irigasi menjadi melimpah sehingga para petani bisa menikmati panen tiga kali dalam satu tahun.

Salah satu daerah yang merasakan dampak positif keberadaan embung adalah di Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Pada Jumat (4/10/2022) warga desa tersebut terlihat sangat bersemangat memanen padi di sawah. Mereka gembira karena hasilnya mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas. 

"Petani yang wilayahnya sudah ada embung kondisinya sekarang makmur dan senang. Karena embung itu sudah dirasakan manfaatnya oleh petani," ujar Sadiman, seorang petani Desa Guworejo.

Turut diceritakan, sejak ada embung petani tidak pernah kesulitan mendapatkan air irigasi. Sehingga, dalam satu tahun mereka dapat mengalami tiga kali panen. "Dulu cuma dua kali panen, karena masa tanam ketiga kesulitan air. Sekarang dengan adanya embung, petani bisa menikmati panen tiga kali," paparnya.

Bukan hanya itu, ketersediaan air tersebut menjadikan kualitas dan kuantitas hasil panen sangat bagus. "Hasilnya lumayan. Dan, kalau sebelum ada embung itu 1 hektare hanya menghasilkan 5 ton, sekarang bisa sampai 7 ton per hektare," ungkapnya. 

Sadiman yakin, Gerakan Seribu Embung yang diinsiasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bisa dibawa ke tingkat nasional. "Mudah-mudahan ini bisa dibawa ke tingkat nasional. Kita berharap semua bisa bikin embung, sehingga petani di Indonesia bisa makmur," tegasnya.

Desa lainnya yang mendapat bantuan pembuatan embung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah warga Desa Danasrilor, Kecamatan Nusawungu, Cilacap. Keberadaan embung mampu mengaliri 205 hektar sawah tadah hujan di desa ini. Berkat embung warga bisa panen tiga kali dua kali panen padi dan satu kali panen palawija. Tidak hanya itu, embung juga mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi mereka. 

"Dengan adanya embung program Pak Ganjar sangat bermanfaat. Biasanya tidak tanam palawija sekarang bisa tanam palawija di sekitar embung, menambah ekonomi masyarakat," ungkap Mustaqim, salah satu petani Desa Danasrilor.

Sementara, Sekretaris Desa Danasrilor, Saimun menuturkan bahwa 90 persen dari 6150 penduduk desanya bekerja sebagai petani. Pembangunan embung, menurut informasi yang ia terima, akan dibuat dua tahap. "Embung dibangun dua tahap di era Pak Ganjar dan selesai tahun 2018. Saat ini dimanfaatkan untuk pertanian 30 hektare dan air minum bagi warga, karena air sumur payau," jelasnya. 

Ke depan, pemanfaatan air embung akan ditingkatkan untuk 50 hektare sawah pertanian. Selain itu, diharapkan bisa menjadi wisata di desanya. "Airnya stabil, kalau kemarau tetap normal. Dan sudah direncakan, semoga menjadi wisata," tandasnya.


Bagikan :

SRAGEN - Gerakan Seribu Embung yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo manfaatnya semakin dirasakan masyarakat. Air irigasi menjadi melimpah sehingga para petani bisa menikmati panen tiga kali dalam satu tahun.

Salah satu daerah yang merasakan dampak positif keberadaan embung adalah di Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Pada Jumat (4/10/2022) warga desa tersebut terlihat sangat bersemangat memanen padi di sawah. Mereka gembira karena hasilnya mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas. 

"Petani yang wilayahnya sudah ada embung kondisinya sekarang makmur dan senang. Karena embung itu sudah dirasakan manfaatnya oleh petani," ujar Sadiman, seorang petani Desa Guworejo.

Turut diceritakan, sejak ada embung petani tidak pernah kesulitan mendapatkan air irigasi. Sehingga, dalam satu tahun mereka dapat mengalami tiga kali panen. "Dulu cuma dua kali panen, karena masa tanam ketiga kesulitan air. Sekarang dengan adanya embung, petani bisa menikmati panen tiga kali," paparnya.

Bukan hanya itu, ketersediaan air tersebut menjadikan kualitas dan kuantitas hasil panen sangat bagus. "Hasilnya lumayan. Dan, kalau sebelum ada embung itu 1 hektare hanya menghasilkan 5 ton, sekarang bisa sampai 7 ton per hektare," ungkapnya. 

Sadiman yakin, Gerakan Seribu Embung yang diinsiasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bisa dibawa ke tingkat nasional. "Mudah-mudahan ini bisa dibawa ke tingkat nasional. Kita berharap semua bisa bikin embung, sehingga petani di Indonesia bisa makmur," tegasnya.

Desa lainnya yang mendapat bantuan pembuatan embung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah warga Desa Danasrilor, Kecamatan Nusawungu, Cilacap. Keberadaan embung mampu mengaliri 205 hektar sawah tadah hujan di desa ini. Berkat embung warga bisa panen tiga kali dua kali panen padi dan satu kali panen palawija. Tidak hanya itu, embung juga mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi mereka. 

"Dengan adanya embung program Pak Ganjar sangat bermanfaat. Biasanya tidak tanam palawija sekarang bisa tanam palawija di sekitar embung, menambah ekonomi masyarakat," ungkap Mustaqim, salah satu petani Desa Danasrilor.

Sementara, Sekretaris Desa Danasrilor, Saimun menuturkan bahwa 90 persen dari 6150 penduduk desanya bekerja sebagai petani. Pembangunan embung, menurut informasi yang ia terima, akan dibuat dua tahap. "Embung dibangun dua tahap di era Pak Ganjar dan selesai tahun 2018. Saat ini dimanfaatkan untuk pertanian 30 hektare dan air minum bagi warga, karena air sumur payau," jelasnya. 

Ke depan, pemanfaatan air embung akan ditingkatkan untuk 50 hektare sawah pertanian. Selain itu, diharapkan bisa menjadi wisata di desanya. "Airnya stabil, kalau kemarau tetap normal. Dan sudah direncakan, semoga menjadi wisata," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu