Follow Us :              

Dorong Tingkatkan Pengarsipan, Gubernur Optimis Jawa Tengah Bisa Warnai Peradaban Dunia

  29 December 2022  |   17:00:00  |   dibaca : 639 
Kategori :
Bagikan :


Dorong Tingkatkan Pengarsipan, Gubernur Optimis Jawa Tengah Bisa Warnai Peradaban Dunia

29 December 2022 | 17:00:00 | dibaca : 639
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyakini dengan pengarsipan yang baik terhadap dokumen-dokumen bersejarah, Indonesia bisa memengaruhi dunia. Pernyataan ini disampaikan saat Gubernur menerima Kepala Arsip Nasional RI (ANRI), Imam Gunarto di rumah dinasnya, Kamis (29/12) untuk menyerahkan sertifikat pengakuan Unesco pada kearsipan Pusat Rehabilitasi Centrum (RC) Dr. Soeharso. 

Pada kesempatan itu, Gubernur mengisahkan tentang awal mula berdirinya rumah sakit yang sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit Ortopedi Dr. Soeharso tersebut. Gubernur mengatakan, keberadaan RC bermula dari keprihatinan dokter Soeharso dengan banyaknya korban luka bahkan hingga cacat permanen di pasca perang kemerdekaan. Akibat perang, banyak korban luka, bahkan menderita cacat. 

Sebelum adanya RC yang dirintis Soeharso, bantuan yang diterima penderita cacat sama dengan mereka yang mengalami luka biasa. Padahal penderinta cacat punya persoalan lebih dan butuh bantuan berbeda dibandingkan mereka yang terluka. Keberadaan RC pun memberi harapan hidup baru bagi penderita cacat, karena tidak hanya penanganan dari sisi medis, namun juga harapan agar mereka kembali hidup normal di tengah masyarakat. 

Pengakuan Unisco pada keberhasilan RC Soeharso, menurut Gubernur, tidak lepas dari pengarsipan yang baik oleh rumah sakit tersebut. Berbekal pengarsipan yang baik tersebut, RC Soeharso dapat menunjukkan pada dunia bukti-bukti kegiatan mereka yang sarat nilai kemanusiaan, pengetahuan, lingkungan, dan lain sebagainya. 

Keberhasilan RS Soeharso tersebut diharapkan mampu menginspirasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan untuk mulai mengumpulkan dan memelihara cerita, sejarah, dan nilai dari budaya hingga tokoh di Jawa Tengah dengan lebih baik lagi. 

“Kita masih punya (lainnya). Kalau bicara keris, bisa kita (minta) orang bikin keris terus kemudian kita dokumentasikan, orang bikin batik kita dokumentasikan, atau (sejarah) Kartini,” ucap Gubernur mengusulkan. 

Mengenai Kartini, Gubernur menceritakan, saar berkunjung ke sebuah museum di Belanda dirinya bahkan melihat sebuah ruangan khusus yang didedikasikan untuk RA Kartini. "Kartini menuliskan buku legend, Habis Gelap Terbitlah Terang. Itu emansipasi dan kelasnya dunia," kata Gubernur. 

Begitu besar kesan masyarakat luar negeri pada perjuangan emansipasi Kartini, karena itu Gubernur mendorong agar cerita ketokohan Kartini diarsipkan dengan baik. Jika sudah diarsipkan dengan baik lalu disampaikan pada Unesco, tentunya cerita mengenai semangat emansipasi yang digelorakan Kartini tidak hanya akan menginspirasi perempuan Indonesia, namun juga dunia. 

“Ada banyak sejarah yang tidak boleh hilang dan manusia harus tahu karena ini perjalanan peradaban manusia,” ujarnya. 

Sementara Imam menjelaskan, kearsipan Pusat Rehabilitasi Centrum Dr. Soeharso dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jawa Tengah mendapat vote dari 25 negara. Kepala ANRI mengatakan, nilai kemanusiaan menjadi alasan dari 25 negara tersebut memilih kearsipan dari Jawa Tengah. 

Menurutnya, nilai arsip Soeharso itu memanusiakan manusia yang cacat akibat perang. Mereka yang cacat bisa kembali bergairah menjalani hidup lebih baik. “Ini pertama dari Jawa Tengah sendiri. Ini betul-betul perjuangan teman-teman kearsipan Jawa Tengah di bawah pimpinan Pak Gubernur bisa memperoleh pengakuan Unesco untuk arsip Rehabilitasi Centrum Dr. Soeharso,” jelas Imam.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyakini dengan pengarsipan yang baik terhadap dokumen-dokumen bersejarah, Indonesia bisa memengaruhi dunia. Pernyataan ini disampaikan saat Gubernur menerima Kepala Arsip Nasional RI (ANRI), Imam Gunarto di rumah dinasnya, Kamis (29/12) untuk menyerahkan sertifikat pengakuan Unesco pada kearsipan Pusat Rehabilitasi Centrum (RC) Dr. Soeharso. 

Pada kesempatan itu, Gubernur mengisahkan tentang awal mula berdirinya rumah sakit yang sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit Ortopedi Dr. Soeharso tersebut. Gubernur mengatakan, keberadaan RC bermula dari keprihatinan dokter Soeharso dengan banyaknya korban luka bahkan hingga cacat permanen di pasca perang kemerdekaan. Akibat perang, banyak korban luka, bahkan menderita cacat. 

Sebelum adanya RC yang dirintis Soeharso, bantuan yang diterima penderita cacat sama dengan mereka yang mengalami luka biasa. Padahal penderinta cacat punya persoalan lebih dan butuh bantuan berbeda dibandingkan mereka yang terluka. Keberadaan RC pun memberi harapan hidup baru bagi penderita cacat, karena tidak hanya penanganan dari sisi medis, namun juga harapan agar mereka kembali hidup normal di tengah masyarakat. 

Pengakuan Unisco pada keberhasilan RC Soeharso, menurut Gubernur, tidak lepas dari pengarsipan yang baik oleh rumah sakit tersebut. Berbekal pengarsipan yang baik tersebut, RC Soeharso dapat menunjukkan pada dunia bukti-bukti kegiatan mereka yang sarat nilai kemanusiaan, pengetahuan, lingkungan, dan lain sebagainya. 

Keberhasilan RS Soeharso tersebut diharapkan mampu menginspirasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan untuk mulai mengumpulkan dan memelihara cerita, sejarah, dan nilai dari budaya hingga tokoh di Jawa Tengah dengan lebih baik lagi. 

“Kita masih punya (lainnya). Kalau bicara keris, bisa kita (minta) orang bikin keris terus kemudian kita dokumentasikan, orang bikin batik kita dokumentasikan, atau (sejarah) Kartini,” ucap Gubernur mengusulkan. 

Mengenai Kartini, Gubernur menceritakan, saar berkunjung ke sebuah museum di Belanda dirinya bahkan melihat sebuah ruangan khusus yang didedikasikan untuk RA Kartini. "Kartini menuliskan buku legend, Habis Gelap Terbitlah Terang. Itu emansipasi dan kelasnya dunia," kata Gubernur. 

Begitu besar kesan masyarakat luar negeri pada perjuangan emansipasi Kartini, karena itu Gubernur mendorong agar cerita ketokohan Kartini diarsipkan dengan baik. Jika sudah diarsipkan dengan baik lalu disampaikan pada Unesco, tentunya cerita mengenai semangat emansipasi yang digelorakan Kartini tidak hanya akan menginspirasi perempuan Indonesia, namun juga dunia. 

“Ada banyak sejarah yang tidak boleh hilang dan manusia harus tahu karena ini perjalanan peradaban manusia,” ujarnya. 

Sementara Imam menjelaskan, kearsipan Pusat Rehabilitasi Centrum Dr. Soeharso dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jawa Tengah mendapat vote dari 25 negara. Kepala ANRI mengatakan, nilai kemanusiaan menjadi alasan dari 25 negara tersebut memilih kearsipan dari Jawa Tengah. 

Menurutnya, nilai arsip Soeharso itu memanusiakan manusia yang cacat akibat perang. Mereka yang cacat bisa kembali bergairah menjalani hidup lebih baik. “Ini pertama dari Jawa Tengah sendiri. Ini betul-betul perjuangan teman-teman kearsipan Jawa Tengah di bawah pimpinan Pak Gubernur bisa memperoleh pengakuan Unesco untuk arsip Rehabilitasi Centrum Dr. Soeharso,” jelas Imam.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu