Follow Us :              

Gubernur Mengajar, Angkat Isu Pencegahan Radikalisme dan Perundungan

  26 January 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 443 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Mengajar, Angkat Isu Pencegahan Radikalisme dan Perundungan

26 January 2023 | 10:00:00 | dibaca : 443
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

WONOGIRI - Setelah dua tahun vacum akibat pandemi, Program Gubernur Mengajar kini  kembali berjalan. Para siswa SMKN 2 Wonogiri  antusias berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tentang pencegahan perundungan dan radikalisme di sekolah mereka, kamis (26/1/2023).

"Kegiatan Gubernur Mengajar kita hidupkan kembali karena pandemi yang sudah mulai berkurang. Antusias teman-teman (peserta) ternyata juga sangat tinggi," kata Gubernur seusai berdialog dengan para siswa. Selama mengajar, Gubernur lebih banyak mengajak para pelajar berdiskusi tentang kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. 

Gubenur terlihat bahagia karena para siswa SMKN 2 Wonogiri mengaku merasakan senang dengan suasana belajar di sekolah mereka. Mereka gembira bisa kembali sekolah setelah dua tahun sekolah daring akibat pandemi. "Yang dikangenin sama sekolah ini karena bisa bertemu teman-teman, lalu gurunya suka melucu seperti Bu Setyowati," ujar Sizou salah satu siswa SMKN 2 Wonogiri yang mengikuti program Gubernur Mengajar. 

Penasaran dengan cara mengajar Setyowati, Gubernur meminta guru tersebut maju untuk menjelaskan caranya mengajar. Pada Gubernur Setyowati menyebutkan, dirinya sedapat mungkin menghindari proses belajar yang membuat siswa didik stres. Proses belajar harus menyenangkan justru membuat murid lebih mudah memahami pelajaran. 

Pada dialog itu, Gubernur juga ditanya para siswa mengenai pencegahan dan upaya menghindari tindak perundungan dan radikalisme di sekolah. Tema tersebut menurut Gubernur, sangat menarik dan menujukkan proses pembelajaran yang mengasah daya kritis siswa di sekolah tersebut. 

"Tadi pertanyaannya sangat menarik karena mereka bicara, Pak bagaimana cara mencegah radikalisme, bagaimana agar kita tidak tertular, bagaimana kita membentengi diri. Terus bagaimana mereka senang bersekolah sekaligus menghormati antara murid dengan guru atau murid dengan murid. Ini menurut saya pertanyaan bagus yang muncul. Saya yakin ini bagian dari proses pembelajaran yang akan membuat karakter mereka akan lebih baik," ungkapnya. 

Sebagai informasi, SMKN 2 Wonogiri merupakan salah satu sekolah ekstensi dari sekolah gratis di Jawa Tengah. Sekolah gratis itu diberikan agar anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan akses pendidikan yang baik, sehingga dapat mengangkat kondisi sosial ekonomi keluarga. 

"Tentu kita menyiapkan mereka karena sekolah ini bundling (gabungan). Jadi ada sekolah yang jalur khusus tetapi ada juga yang kurang mampu. Ini ekstensi dari sekolah Jateng (Jawa Tengah) yang gratis. Jadi kita padukan meskipun tidak boarding school. Kita harapkan nanti banyak teman-teman (anak-anak) dari keluarga tidak mampu yang bisa mengakses pendidikan," jelasnya. 

Sebagai penguatan program pengentasan kemiskinan ini, Gubernur memberikan bantuan kepada 4.000 siswa SMA/SMK/SLB negeri dan swasta. Bantuan tersebut merupakan penyaluran zakat dari UPZ Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk siswa kurang mampu dan berprestasi. Masing-masing siswa mendapatkan bantuan sebesar Rp 2.400.000. "Bantuan juga kita berikan kepada mereka. Mudah-mudahan yang tidak mampu bisa mendapatkan fasilitas yang terbaik," tandasnya.


Bagikan :

WONOGIRI - Setelah dua tahun vacum akibat pandemi, Program Gubernur Mengajar kini  kembali berjalan. Para siswa SMKN 2 Wonogiri  antusias berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tentang pencegahan perundungan dan radikalisme di sekolah mereka, kamis (26/1/2023).

"Kegiatan Gubernur Mengajar kita hidupkan kembali karena pandemi yang sudah mulai berkurang. Antusias teman-teman (peserta) ternyata juga sangat tinggi," kata Gubernur seusai berdialog dengan para siswa. Selama mengajar, Gubernur lebih banyak mengajak para pelajar berdiskusi tentang kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. 

Gubenur terlihat bahagia karena para siswa SMKN 2 Wonogiri mengaku merasakan senang dengan suasana belajar di sekolah mereka. Mereka gembira bisa kembali sekolah setelah dua tahun sekolah daring akibat pandemi. "Yang dikangenin sama sekolah ini karena bisa bertemu teman-teman, lalu gurunya suka melucu seperti Bu Setyowati," ujar Sizou salah satu siswa SMKN 2 Wonogiri yang mengikuti program Gubernur Mengajar. 

Penasaran dengan cara mengajar Setyowati, Gubernur meminta guru tersebut maju untuk menjelaskan caranya mengajar. Pada Gubernur Setyowati menyebutkan, dirinya sedapat mungkin menghindari proses belajar yang membuat siswa didik stres. Proses belajar harus menyenangkan justru membuat murid lebih mudah memahami pelajaran. 

Pada dialog itu, Gubernur juga ditanya para siswa mengenai pencegahan dan upaya menghindari tindak perundungan dan radikalisme di sekolah. Tema tersebut menurut Gubernur, sangat menarik dan menujukkan proses pembelajaran yang mengasah daya kritis siswa di sekolah tersebut. 

"Tadi pertanyaannya sangat menarik karena mereka bicara, Pak bagaimana cara mencegah radikalisme, bagaimana agar kita tidak tertular, bagaimana kita membentengi diri. Terus bagaimana mereka senang bersekolah sekaligus menghormati antara murid dengan guru atau murid dengan murid. Ini menurut saya pertanyaan bagus yang muncul. Saya yakin ini bagian dari proses pembelajaran yang akan membuat karakter mereka akan lebih baik," ungkapnya. 

Sebagai informasi, SMKN 2 Wonogiri merupakan salah satu sekolah ekstensi dari sekolah gratis di Jawa Tengah. Sekolah gratis itu diberikan agar anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan akses pendidikan yang baik, sehingga dapat mengangkat kondisi sosial ekonomi keluarga. 

"Tentu kita menyiapkan mereka karena sekolah ini bundling (gabungan). Jadi ada sekolah yang jalur khusus tetapi ada juga yang kurang mampu. Ini ekstensi dari sekolah Jateng (Jawa Tengah) yang gratis. Jadi kita padukan meskipun tidak boarding school. Kita harapkan nanti banyak teman-teman (anak-anak) dari keluarga tidak mampu yang bisa mengakses pendidikan," jelasnya. 

Sebagai penguatan program pengentasan kemiskinan ini, Gubernur memberikan bantuan kepada 4.000 siswa SMA/SMK/SLB negeri dan swasta. Bantuan tersebut merupakan penyaluran zakat dari UPZ Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk siswa kurang mampu dan berprestasi. Masing-masing siswa mendapatkan bantuan sebesar Rp 2.400.000. "Bantuan juga kita berikan kepada mereka. Mudah-mudahan yang tidak mampu bisa mendapatkan fasilitas yang terbaik," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu