Follow Us :              

Gubernur Apresiasi dan Dukung Kades Jadi Orang Tua Asuh Penanganan Stunting

  27 January 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 426 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Apresiasi dan Dukung Kades Jadi Orang Tua Asuh Penanganan Stunting

27 January 2023 | 10:00:00 | dibaca : 426
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

BLORA - Cara Pemerintah Kabupaten Blora menjadikan kepala desa menjadi orangtua asuh bagi anak terindikasi stunting diapresiasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Upaya  ini dinilai menjadi wujud gotong royong dalam penurunan kasus stunting. 

Hal itu disampaikan Gubenur saat mengikuti Rapat Koordinasi dengan Pemkab Blora dan Rembang tentang penanganan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Blora, Jumat (27/01/2023). 

"Pengalaman kabupaten, apakah itu di Rembang atau Blora, kadesnya menjadi bapak asuh, itu menarik,” katanya didampingi Pramugi Prawiro Wijoyo atau Mbah Pram, ketua Paguyuban Kerukunan Sedulur Sikep. 

Seperti di daerah-daerah sebelumnya, kali ini Gubernur juga mengundang para camat dan kepala desa dari Kabupaten Rembang dan Blora untuk diberi pengarahan tentang penanggulangan kemiskinan ekstrem dan stunting. Pada Gubernur, beberapa kepala desa mengaku telah mempunyai sedikitnya dua anak asuh. 

Pola pengasuhannya berbeda-beda, ada yang dengan memberikan bantuan uang. Ada pula yang memberikan makanan tambahan. “Tadi saya tanya berapa yang diasuh, ‘saya dua keluarga, saya tiga keluarga’, itu pola gotong royong yang bagus sekali,” pujinya. 

Pola serupa itu juga dilakukan di daerah lain. Bedanya hanya sistem pengasuhan satu keluarga diasuh oleh lima Kepala Keluarga. “Jadi, itu tiap hari giliran kasih bantuan, menurut saya ini praktek baik yang membawa spirit gotong royong dan tepa salira, saling membantu. Secara kultural ini hebat,” ujarnya. 

Gubernur mengaku senang dengan jalannya pertemuan tersebut. Para Kades aktif dan mampu menjawab pertanyaannya dengan baik. Seorang kades dari Blora bahkan secara terus terang mengaku masih kebingungan saat mendata kemiskinan. “Justru sebenarnya koordinasi ini kita butuhkan untuk menjawab beberapa persoalan yang muncul dalam mendata warganya yang miskin dan stunting,” ujarnya. 

Peran kades dalam menghimpun data yang valid  sangat membantu, agar intervensi yang akan diberikan sesuai dan tepat sasaran. “Makanya kami sampaikan sekarang kepada warga, para kades dan camat agar mereka semuanya nanti bisa menunjukkan data yang paling benar. Sehingga problem-problem yang muncul di desa per individu atau pun per komunitas bisa kita selesaikan secara bersama-sama, intinya itu,” tandas Gubernur.


Bagikan :

BLORA - Cara Pemerintah Kabupaten Blora menjadikan kepala desa menjadi orangtua asuh bagi anak terindikasi stunting diapresiasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Upaya  ini dinilai menjadi wujud gotong royong dalam penurunan kasus stunting. 

Hal itu disampaikan Gubenur saat mengikuti Rapat Koordinasi dengan Pemkab Blora dan Rembang tentang penanganan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Blora, Jumat (27/01/2023). 

"Pengalaman kabupaten, apakah itu di Rembang atau Blora, kadesnya menjadi bapak asuh, itu menarik,” katanya didampingi Pramugi Prawiro Wijoyo atau Mbah Pram, ketua Paguyuban Kerukunan Sedulur Sikep. 

Seperti di daerah-daerah sebelumnya, kali ini Gubernur juga mengundang para camat dan kepala desa dari Kabupaten Rembang dan Blora untuk diberi pengarahan tentang penanggulangan kemiskinan ekstrem dan stunting. Pada Gubernur, beberapa kepala desa mengaku telah mempunyai sedikitnya dua anak asuh. 

Pola pengasuhannya berbeda-beda, ada yang dengan memberikan bantuan uang. Ada pula yang memberikan makanan tambahan. “Tadi saya tanya berapa yang diasuh, ‘saya dua keluarga, saya tiga keluarga’, itu pola gotong royong yang bagus sekali,” pujinya. 

Pola serupa itu juga dilakukan di daerah lain. Bedanya hanya sistem pengasuhan satu keluarga diasuh oleh lima Kepala Keluarga. “Jadi, itu tiap hari giliran kasih bantuan, menurut saya ini praktek baik yang membawa spirit gotong royong dan tepa salira, saling membantu. Secara kultural ini hebat,” ujarnya. 

Gubernur mengaku senang dengan jalannya pertemuan tersebut. Para Kades aktif dan mampu menjawab pertanyaannya dengan baik. Seorang kades dari Blora bahkan secara terus terang mengaku masih kebingungan saat mendata kemiskinan. “Justru sebenarnya koordinasi ini kita butuhkan untuk menjawab beberapa persoalan yang muncul dalam mendata warganya yang miskin dan stunting,” ujarnya. 

Peran kades dalam menghimpun data yang valid  sangat membantu, agar intervensi yang akan diberikan sesuai dan tepat sasaran. “Makanya kami sampaikan sekarang kepada warga, para kades dan camat agar mereka semuanya nanti bisa menunjukkan data yang paling benar. Sehingga problem-problem yang muncul di desa per individu atau pun per komunitas bisa kita selesaikan secara bersama-sama, intinya itu,” tandas Gubernur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu