Follow Us :              

Wagub Jateng : Kehidupan di Pesantren Saling Bahu Membahu Membangun Kebersamaan

  27 January 2023  |   19:00:00  |   dibaca : 358 
Kategori :
Bagikan :


Wagub Jateng : Kehidupan di Pesantren Saling Bahu Membahu Membangun Kebersamaan

27 January 2023 | 19:00:00 | dibaca : 358
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Film dokumenter berjudul Pesantren besutan sutradara Salahuddin Siregar dinilai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen memberikan gambaran nyata kehidupan di pesantren. Pesantren Pondok Kebon Jambu Al - Islamy di Cirebon Jawa Barat yang menjadi latar tempat pengambilan film, adalah representasi kehidupan santri di banyak pesantren di Indonesia. 

"Kita ingin mengungkap bagaimana kehidupan di pondok pesantren. Dan itulah riil kehidupan di pesantren," tuturnya usai nonton bareng Film Pesantren bersama Ketua Umum BKOW Jateng Nawal Arafah Yasin, Jumat (27/1/2023) di Cinepolis Java Mall.

Kehidupan yang menonjol di pesantren antara lain adalah kebersamaan dan semangat saling dukung antar  santri.  Salah satu contohnya adalah memberikan semangat ketika terdapat temannya yang tidak betah lagi belajar di pesantren.

"Yang menonjol dilihat bagaimana masyarakat pesantren itu bahu membahu membangun kebersamaan, menyupport untuk segala bidang. Ada yang ngga betah disupport supaya betah," kata dia.

Dalam film yang telah diriset oleh sang sutradara selama setahun ini, juga menggambarkan aktivitas pesantren yang penuh dengan diskusi. Beberapa di antaranya diskusi mengenai kesetaraan gender, keberagaman dan toleransi.

"Dan yang paling utama tadi adalah (diskusi) mindset yang diberikan bahwa kesetaraan antara manusia itu sama saja, antara laki-laki dan perempuan. Yang ada (beda) adalah bagaimana ketakwaan kita pada Allah SWT. Dan zaman saat ini kita bisa melihat, bahwa saat ini dimana-mana rasa-rasanya kok yang paling juara itu sekarang malah perempuan," paparnya.

Dalam film Pesantren menjelaskan, bahwa pekerjaan perempuan yang hanya berkutat di ranah domestik, seperti memasak dan mengurus anak, hanyalah konstruksi berpikir manusia. Maka, pesan moral yang penting ini, membuat Wagub Taj Yasin mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam terealisasinya film ini.

"Terima kasih pada seluruh kru, yang memproduksi sebuah film Pesantren, memberikan fakta yang tepat," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Film dokumenter berjudul Pesantren besutan sutradara Salahuddin Siregar dinilai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen memberikan gambaran nyata kehidupan di pesantren. Pesantren Pondok Kebon Jambu Al - Islamy di Cirebon Jawa Barat yang menjadi latar tempat pengambilan film, adalah representasi kehidupan santri di banyak pesantren di Indonesia. 

"Kita ingin mengungkap bagaimana kehidupan di pondok pesantren. Dan itulah riil kehidupan di pesantren," tuturnya usai nonton bareng Film Pesantren bersama Ketua Umum BKOW Jateng Nawal Arafah Yasin, Jumat (27/1/2023) di Cinepolis Java Mall.

Kehidupan yang menonjol di pesantren antara lain adalah kebersamaan dan semangat saling dukung antar  santri.  Salah satu contohnya adalah memberikan semangat ketika terdapat temannya yang tidak betah lagi belajar di pesantren.

"Yang menonjol dilihat bagaimana masyarakat pesantren itu bahu membahu membangun kebersamaan, menyupport untuk segala bidang. Ada yang ngga betah disupport supaya betah," kata dia.

Dalam film yang telah diriset oleh sang sutradara selama setahun ini, juga menggambarkan aktivitas pesantren yang penuh dengan diskusi. Beberapa di antaranya diskusi mengenai kesetaraan gender, keberagaman dan toleransi.

"Dan yang paling utama tadi adalah (diskusi) mindset yang diberikan bahwa kesetaraan antara manusia itu sama saja, antara laki-laki dan perempuan. Yang ada (beda) adalah bagaimana ketakwaan kita pada Allah SWT. Dan zaman saat ini kita bisa melihat, bahwa saat ini dimana-mana rasa-rasanya kok yang paling juara itu sekarang malah perempuan," paparnya.

Dalam film Pesantren menjelaskan, bahwa pekerjaan perempuan yang hanya berkutat di ranah domestik, seperti memasak dan mengurus anak, hanyalah konstruksi berpikir manusia. Maka, pesan moral yang penting ini, membuat Wagub Taj Yasin mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam terealisasinya film ini.

"Terima kasih pada seluruh kru, yang memproduksi sebuah film Pesantren, memberikan fakta yang tepat," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu