Follow Us :              

Jembatan Kali Keruh Baru Pemalang, Makin Geliatkan Ekonomi Warga

  11 February 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 761 
Kategori :
Bagikan :


Jembatan Kali Keruh Baru Pemalang, Makin Geliatkan Ekonomi Warga

11 February 2023 | 10:00:00 | dibaca : 761
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

KAB. PEKALONGAN - Sempat ditinjau pembangunannya oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di tahun 2019, Jembatan Kali Keruh Pemalang kini tampil lebih kokoh dan indah setelah dibangun ulang. 

Kebahagiaan masyarakat dengan keberadaan Jembatan Kali Keruh yang baru, adalah bukti keberhasilan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. “Ada perhatian pemerintah provinsi, sehingga pada 2019 jembatan dibangun kembali dengan anggaran setahu saya dari Bankeu (Bantuan Keuangan) provinsi Rp17 miliar, dan Rp1 miliar dari Pemkab Pekalongan. Jadi total Rp 18 miliar,” kata Tipno, Perangkat Desa Luragung.

Fungsi jembatan kini bukan lagi hanya sebagai tempat perlintasan kendaraan, tetapi juga menjadi tempat wisata murah bagi warga sekitar. Pemilik usaha sewa kamera tidak jauh dari Jembatan Kali Keruh, Yoga Aji Pangestu, mengaku saat ini usahanya makin berkembang berkat adanya jembatan baru. Sebab, tidak sedikit pelanggannya menyewa kamera untuk memotret atau mengambil gambar video di jembatan.

“Alhamdulilah, semenjak ada jembatan, jadi kayak wisata. Kaya anak muda foto di situ menggunakan jasa foto rental saya. Alhamudlilah, semenjak ada jembatan, jadi ramai. Kadang (jembatan) buat lokasi foto selfie, preweding, video cinematic. Dulu, saat jembatan roboh , usaha sewa kamera sulit. Kebanyakan dari penyewa dari Pemalangan,” kata Yoga yang juga sedang berada di jembatan tersebut, Sabtu (11/2/2023).

Seorang pengguna jembatan, Ika Septiani, 23, juga mengaku dirinya juga senang saat mendokumentasikan momen di jembatan tersebut dengan kamera, karena menyukai pemandangan indah di sekitar jembatan. “Saat ini Alhamdulilah, akses jalan jadi lancar, juga jadi spot foto. Apalagi dikunjung warga desa lain, kami turut senang. Saat Ramadan, kalau sore banyak sekali yang berkunjung. Santai sambil menikmati suara aliran sungai,” ujar perempuan asal Desa Luragung ini.

Terbangunnya jembatan baru itu, menurut Tipno, sangat membantu akses warga ke pasar, ke sekolah, sawah, sampai ke kantor pemerintah, atau keperluan lainnya. Masyarakat dari Kabupaten Pekalongan menjadi lebih mudah saat akan  ke Kabupaten Pemalang, dan sebaliknya.

Kirom, seorang pengguna jalan mengenang, sebelum ada jembatan Kali Keruh yang baru, dia harus bersusah payah jika akan melintasi sungai. Dia harus melewati tangga yang disenderkan di bekas jembatan yang roboh. “Ada teman saya hampir jatuh, tangganya kan pakai bambu dulu. Sempat hampir jatuh. Itu pengalaman pahit. Pas itu kali lagi banjir,” kenang pria yang kerap memanfaatkan jembatan untuk antar kayu itu.

Seorang warga Desa Luragung, Wati, juga pernah mengalami pengalaman menegangkan saat melewati jembatan roboh. “Saya pernah nyeberang (sungai), kecebur. Naik tangga takut, nyeberang sungai, kecebur pernah,” ungkap Wati. 

Kini setelah jembatan baru telah tersedia, Wati dan warga lainnya tidak lagi khawatir lagi saat ingin melintasi sungai. Bahkan usaha cuci mobil milik Wati yang berada tak jauh dari jembatan, juga semakin berkembang. Konsumennya tidak hanya warga Pekalongan tapi juga warga Pemalang.


Bagikan :

KAB. PEKALONGAN - Sempat ditinjau pembangunannya oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di tahun 2019, Jembatan Kali Keruh Pemalang kini tampil lebih kokoh dan indah setelah dibangun ulang. 

Kebahagiaan masyarakat dengan keberadaan Jembatan Kali Keruh yang baru, adalah bukti keberhasilan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. “Ada perhatian pemerintah provinsi, sehingga pada 2019 jembatan dibangun kembali dengan anggaran setahu saya dari Bankeu (Bantuan Keuangan) provinsi Rp17 miliar, dan Rp1 miliar dari Pemkab Pekalongan. Jadi total Rp 18 miliar,” kata Tipno, Perangkat Desa Luragung.

Fungsi jembatan kini bukan lagi hanya sebagai tempat perlintasan kendaraan, tetapi juga menjadi tempat wisata murah bagi warga sekitar. Pemilik usaha sewa kamera tidak jauh dari Jembatan Kali Keruh, Yoga Aji Pangestu, mengaku saat ini usahanya makin berkembang berkat adanya jembatan baru. Sebab, tidak sedikit pelanggannya menyewa kamera untuk memotret atau mengambil gambar video di jembatan.

“Alhamdulilah, semenjak ada jembatan, jadi kayak wisata. Kaya anak muda foto di situ menggunakan jasa foto rental saya. Alhamudlilah, semenjak ada jembatan, jadi ramai. Kadang (jembatan) buat lokasi foto selfie, preweding, video cinematic. Dulu, saat jembatan roboh , usaha sewa kamera sulit. Kebanyakan dari penyewa dari Pemalangan,” kata Yoga yang juga sedang berada di jembatan tersebut, Sabtu (11/2/2023).

Seorang pengguna jembatan, Ika Septiani, 23, juga mengaku dirinya juga senang saat mendokumentasikan momen di jembatan tersebut dengan kamera, karena menyukai pemandangan indah di sekitar jembatan. “Saat ini Alhamdulilah, akses jalan jadi lancar, juga jadi spot foto. Apalagi dikunjung warga desa lain, kami turut senang. Saat Ramadan, kalau sore banyak sekali yang berkunjung. Santai sambil menikmati suara aliran sungai,” ujar perempuan asal Desa Luragung ini.

Terbangunnya jembatan baru itu, menurut Tipno, sangat membantu akses warga ke pasar, ke sekolah, sawah, sampai ke kantor pemerintah, atau keperluan lainnya. Masyarakat dari Kabupaten Pekalongan menjadi lebih mudah saat akan  ke Kabupaten Pemalang, dan sebaliknya.

Kirom, seorang pengguna jalan mengenang, sebelum ada jembatan Kali Keruh yang baru, dia harus bersusah payah jika akan melintasi sungai. Dia harus melewati tangga yang disenderkan di bekas jembatan yang roboh. “Ada teman saya hampir jatuh, tangganya kan pakai bambu dulu. Sempat hampir jatuh. Itu pengalaman pahit. Pas itu kali lagi banjir,” kenang pria yang kerap memanfaatkan jembatan untuk antar kayu itu.

Seorang warga Desa Luragung, Wati, juga pernah mengalami pengalaman menegangkan saat melewati jembatan roboh. “Saya pernah nyeberang (sungai), kecebur. Naik tangga takut, nyeberang sungai, kecebur pernah,” ungkap Wati. 

Kini setelah jembatan baru telah tersedia, Wati dan warga lainnya tidak lagi khawatir lagi saat ingin melintasi sungai. Bahkan usaha cuci mobil milik Wati yang berada tak jauh dari jembatan, juga semakin berkembang. Konsumennya tidak hanya warga Pekalongan tapi juga warga Pemalang.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu