Follow Us :              

Sinergi 5Ng dan CME Optimalkan Penanggulangan Stunting di Kabupaten Demak

  21 February 2023  |   09:00:00  |   dibaca : 627 
Kategori :
Bagikan :


Sinergi 5Ng dan CME Optimalkan Penanggulangan Stunting di Kabupaten Demak

21 February 2023 | 09:00:00 | dibaca : 627
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

DEMAK - Kabupaten Demak telah menerapkan aplikasi Cengkeraman Mata Elang (CME), yang sistem kerjanya selaras dengan JateNG GayeNG NginceNG WoNG MeteNG (5Ng). Inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak ini berhasil mendapat penghargaan dari Kemenpan RB, Kementrian Kominfo serta Bappenas.

Kepala Puskesmas Bonang 2, Indah Kusumawati menerangkan bahwa aplikasi Cengkeraman Mata Elang (CME) yang diterapkan di Kabupaten Demak sistem kerjanya sudah selaras dengan program 5Ng.

"Kami melakukan inovasi terinspirasi dari yang diluncurkan Pak Ganjar yakni 5Ng. Untuk penanganan ibu hamil beresiko tinggi, dan stunting," ungkapnya.

Turut disebutkan, CME dalam proses kerjanya ikut memberdayakan masyarakat secara langsung dengan membentuk kader kesehatan. Selain itu, sistem ini juga telah didukung aplikasi.

"Jadi, inovatornya saya dan sekarang direplikasi di 27 puskesmas di Demak. Saat ini sudah ada 3.000 kader kesehatan yang kami latih," imbuhnya.

Kader tim Mata Elang bertugas memantau, melaporkan dan mendampingi masyarakat dalam  upaya penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting.

"Alhamdulillah program ini pertama kali diluncurkan 2017 selaras dengan 5Ng yang lebih dulu dicanangkan Pak Ganjar, dan sudah mendapat penghargaan dari Kemenpan RB tahun 2020, Kementrian Kominfo tahun 2022 dan Bappenas tahun 2022," tandasnya.

Dari sekian banyak penerima manfaat program penanggulangan stunting di Demak, salah satunya adalah Siti Rosidah. Warga Betahwalang Kecamatan Bonang ini merasa gembira karena anak keduanya dapat lepas dari kondisi stunting. 

Ia menceritakan hal itu berkat pendampingan dari Program 5Ng yang telah dicanangkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang telah sangat membantunya 

"Saya punya anak dua. Yang kedua lahir dalam kondisi stunting. Waktu itu saya syok melihat berat badan anak saya kurang," kata Siti saat posyandu di desanya, Senin (20/2/2023).

Saat itu dia sangat khawatir dan takut karena tidak tahu harus berbuat apa. Namun, ia mendapat pendampingan khusus oleh kader kesehatan Puskesmas Bonang 2 untuk penanganannya.

"Saya senang karena ada program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5 Ng). Ya, senang bisa lapor soal masalah anak saya," lanjutnya. Pendampingan yang diterima Siti mulai dari pola asuh hingga pola makan untuk anaknya itu.

"Akhirnya diberi arahan Bu Kader dan Bu Bidan, diberi tahu soal asupan makanan bergizi. Luar biasa, sekarang umur anak saya satu tahun empat bulan dan kondisinya sudah normal," kisahnya.

Berdasarkan pelaporan rutin Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, program penurunan angka stunting mengalami trend positif. 

Bila pada 2018 angka stunting masih 24,4 persen, tahun 2019 turun menjadi 18,3 persen, dan menurun kembali menjadi 14,5 persen di tahun 2020. Tahun 2021 tren penurunan terus berlanjut menjadi 12,86 persen dan tahun 2022 menjadi 11,95 persen.

Sementara itu berdasarkan data Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Jateng juga mengalami penurunan signifikan. Pada 2019 tercatat stunting di angka 27,68 persen, pada 2021 turun menjadi 20,9 persen dan tahun 2022 turun tipis menjadi 20,8 persen. Dari data ini terus digenjot untuk bisa mencapai target nasional yang ditetapkan 14 persen di tahun 2024 Presiden Joko Widodo didasarkan pada data SSGI.


Bagikan :

DEMAK - Kabupaten Demak telah menerapkan aplikasi Cengkeraman Mata Elang (CME), yang sistem kerjanya selaras dengan JateNG GayeNG NginceNG WoNG MeteNG (5Ng). Inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak ini berhasil mendapat penghargaan dari Kemenpan RB, Kementrian Kominfo serta Bappenas.

Kepala Puskesmas Bonang 2, Indah Kusumawati menerangkan bahwa aplikasi Cengkeraman Mata Elang (CME) yang diterapkan di Kabupaten Demak sistem kerjanya sudah selaras dengan program 5Ng.

"Kami melakukan inovasi terinspirasi dari yang diluncurkan Pak Ganjar yakni 5Ng. Untuk penanganan ibu hamil beresiko tinggi, dan stunting," ungkapnya.

Turut disebutkan, CME dalam proses kerjanya ikut memberdayakan masyarakat secara langsung dengan membentuk kader kesehatan. Selain itu, sistem ini juga telah didukung aplikasi.

"Jadi, inovatornya saya dan sekarang direplikasi di 27 puskesmas di Demak. Saat ini sudah ada 3.000 kader kesehatan yang kami latih," imbuhnya.

Kader tim Mata Elang bertugas memantau, melaporkan dan mendampingi masyarakat dalam  upaya penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting.

"Alhamdulillah program ini pertama kali diluncurkan 2017 selaras dengan 5Ng yang lebih dulu dicanangkan Pak Ganjar, dan sudah mendapat penghargaan dari Kemenpan RB tahun 2020, Kementrian Kominfo tahun 2022 dan Bappenas tahun 2022," tandasnya.

Dari sekian banyak penerima manfaat program penanggulangan stunting di Demak, salah satunya adalah Siti Rosidah. Warga Betahwalang Kecamatan Bonang ini merasa gembira karena anak keduanya dapat lepas dari kondisi stunting. 

Ia menceritakan hal itu berkat pendampingan dari Program 5Ng yang telah dicanangkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang telah sangat membantunya 

"Saya punya anak dua. Yang kedua lahir dalam kondisi stunting. Waktu itu saya syok melihat berat badan anak saya kurang," kata Siti saat posyandu di desanya, Senin (20/2/2023).

Saat itu dia sangat khawatir dan takut karena tidak tahu harus berbuat apa. Namun, ia mendapat pendampingan khusus oleh kader kesehatan Puskesmas Bonang 2 untuk penanganannya.

"Saya senang karena ada program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5 Ng). Ya, senang bisa lapor soal masalah anak saya," lanjutnya. Pendampingan yang diterima Siti mulai dari pola asuh hingga pola makan untuk anaknya itu.

"Akhirnya diberi arahan Bu Kader dan Bu Bidan, diberi tahu soal asupan makanan bergizi. Luar biasa, sekarang umur anak saya satu tahun empat bulan dan kondisinya sudah normal," kisahnya.

Berdasarkan pelaporan rutin Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, program penurunan angka stunting mengalami trend positif. 

Bila pada 2018 angka stunting masih 24,4 persen, tahun 2019 turun menjadi 18,3 persen, dan menurun kembali menjadi 14,5 persen di tahun 2020. Tahun 2021 tren penurunan terus berlanjut menjadi 12,86 persen dan tahun 2022 menjadi 11,95 persen.

Sementara itu berdasarkan data Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Jateng juga mengalami penurunan signifikan. Pada 2019 tercatat stunting di angka 27,68 persen, pada 2021 turun menjadi 20,9 persen dan tahun 2022 turun tipis menjadi 20,8 persen. Dari data ini terus digenjot untuk bisa mencapai target nasional yang ditetapkan 14 persen di tahun 2024 Presiden Joko Widodo didasarkan pada data SSGI.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu